Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Tari Walijamaliha


Tari Walijamaliha adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Banten, Indonesia.[1] Tarian ini merupakan representasi nilai-nilai budaya lokal yang dipengaruhi oleh ajaran Islam, serta menjadi bentuk ekspresi seni yang mencerminkan kesantunan, keanggunan, dan spiritualitas. Tari Walijamaliha umumnya dibawakan oleh penari perempuan dan kerap ditampilkan dalam acara-acara keagamaan dan budaya.[2]

Etimologi dan Makna

Nama Walijamaliha diyakini berasal dari dua unsur kata, yakni "wali", yang merujuk pada para tokoh penyebar agama Islam di Nusantara, serta "jamaliha", yang berakar dari kata jamal dalam bahasa Arab yang berarti keindahan. Secara keseluruhan, nama ini dapat dimaknai sebagai "keindahan para wali" atau "pesona ajaran para wali", yang mencerminkan nilai dakwah yang disampaikan melalui kelembutan dan keindahan seni.[3]

Ciri Khas

Tari Walijamaliha ditandai oleh gerakan yang lembut, gemulai, dan penuh ekspresi. Setiap gerakan mengandung makna simbolis, seperti penghormatan, kerendahan hati, dan kekuatan batin. Para penari biasanya mengenakan busana tradisional yang sopan dan anggun, berhiaskan motif khas Banten dengan warna-warna cerah namun tetap menampilkan nuansa kesederhanaan dan religiusitas.[4]

Musik pengiring tari ini menggunakan alat musik tradisional seperti rebana, gambus, dan kadang dilengkapi dengan syair atau tembang bernuansa keislaman, baik dalam bahasa Arab maupun bahasa daerah.[5]

Fungsi dan Konteks Pertunjukan

Tari Walijamaliha umumnya dipertunjukkan dalam berbagai perayaan keagamaan, seperti Maulid Nabi, Isra Mi'raj, serta dalam acara khitanan, pernikahan, atau kegiatan budaya daerah. Tarian ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, melainkan juga sebagai media dakwah, pendidikan nilai, serta pelestarian tradisi spiritual masyarakat Banten.[6]

Pelestarian

Sebagai bagian dari warisan budaya takbenda, Tari Walijamaliha terus dilestarikan oleh berbagai sanggar seni di Banten dan komunitas budaya lokal. Pemerintah daerah, melalui dinas kebudayaan, turut mendukung pelestarian tari ini melalui pelatihan, pendokumentasian, serta partisipasi dalam festival seni dan kebudayaan, baik di tingkat regional maupun nasional.[7]

Referensi

  1. ^ developer, medcom id (2023-09-04). "Mengenal Tari Walijamaliha, Tarian Khas Banten yang Sambut Para Tamu KTT ASEAN". medcom.id. Diakses tanggal 2025-06-19.
  2. ^ Media, Kompas Cyber (2022-05-03). "Mengenal Tari Walijamaliha, Tarian Tradisional Banten". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-06-19.
  3. ^ Lestari, Dwi Junianti; Putra, Arif Permana (2019). "TARI WALIJAMALIHA SEBAGAI STIMULUS KREATIVITAS DALAM MENCIPTAKAN GERAK TARI". JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni). 4 (1): 92–99.
  4. ^ Priyantoro, Antonius Danar. "Mengenal Tarian Walijamaliha, tari daerah yang berasal dari Banten - Strategi". Mengenal Tarian Walijamaliha, tari daerah yang berasal dari Banten - Strategi. Diakses tanggal 2025-06-19.
  5. ^ Jayadikusumah, Farhan; Kasmahidayat, Yuliawan; Sabaria, Ria (2024). "TARI WALIJAMALIHA SEBAGAI CERMINAN RELIGIUS MASYARAKAT PROVINSI BANTEN". Ringkang. 4 (2): 193–194.
  6. ^ "Foto: Rekor MURI tari Walijamaliha". Koran Jakarta. Diakses tanggal 2025-06-19.
  7. ^ tedihouse. "Pagelaran Tari Walijamaliha oleh Pelajar Terbanyak". https://muri.org/Website/Rekor_detailpagelaran_tari_walijamaliha_oleh_pelajar_terbanyak (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-06-19.
Kembali kehalaman sebelumnya