Sejarah Bahasa Simolol
Bahasa Simolol (juga disebut Simeulue atau Long Bano dalam beberapa sumber) adalah salah satu bahasa daerah tertua di Kabupaten Simeulue, Aceh, Indonesia. Bahasa ini termasuk ke dalam rumpun Austronesia dan dikenal sebagai ragam bahasa yang paling halus (prestige dialect) di antara dialek Simeulue lainnya. Ia digunakan secara luas di daerah Simeulue Tengah, Simeulue Cut, dan Teluk Dalam. Sejarah Islam di SimeulueCatatan Belanda H.T. Damste (1904), serta tulisan Ali Fahmi (2008) dan Tradisi lokal menyebut bahwa penyebaran pertama Islam di Simeulue dilakukan oleh seorang ulama bernama **Tengku Khalilullah** (dikenal juga sebagai *Teungku Di Ujung*). Ia dikirim oleh Sultan Iskandar Muda pada abad ke-17 untuk mengislamkan penduduk Pulau "U" (nama lama Simeulue). Ia mendirikan mesjid pertama yang dikenal dengan nama **Mesjid Balee Manyang** di Desa Latak Ayah (muara Teluk Kuta Padang). Kemudian selanjutnya ia bangun kembali Masjid **Babul Khair** bermakna pintu kebaikan di Desa Kuta Inang Simeulue Cut. Asal Usul Nama "Simeulue"Nama “Simeulue” diyakini berasal dari nama istri Tengku Khalilullah, yakni **Putri Si Meulur** atau **Putri Melur**. Konon Sultan Iskandar Muda menjodohkan mereka untuk mendampingi tugas dakwah Islam ke Pulau U, dan nama istri inilah yang kemudian menjadi dasar penamaan pulau tersebut. Mesjid Awal IslamMesjid yang dibangun oleh Tengku Khalilullah dikenal sebagai **Mesjid Balee Manyang** yang kemudian dibangun kembali Masjid Babul Khair di Desa Kuta Inang Simeulue Cut menjadi pusat kegiatan keagamaan pertama dalam sejarah Islam di Simeulue. Status dan Pelestarian Bahasa SimololPeluncuran *Kamus Bahasa Simolol* oleh Hasanul Amri dan tim pada tanggal 24 Mei 2025 menunjukkan upaya serius pelestarian bahasa Simolol ini, termasuk dokumentasi kosakata dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara history istilah Simolol dalam catatan Kahler ada penamaan untuk masyarakat asli Simeulue menyebutnya dengan bahasa Simolol, bangsa Melayu dan Belanda menyebutnya dengan Simaloer dan Aceh menyebutnya dengan bahasa Simeulue. Lihat pulaBerikut dua foto yang relevan untuk dimasukkan ke dalam artikel Wikipedia atau presentasi budayamu:
|