Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Rumah Kapitan Bagansiapiapi


Tampak depan Rumah Kapitan Bagansiapiapi
Rumah Kapitan Bagansiapiapi

Rumah Kapitan Bagansiapiapi atau dikenal juga Rumah Kapitan Oei Hi Tam adalah sebuah bangunan bersejarah yang berlokasi di pusat ibu kota dari Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Dibangun pada tahun 1910, rumah ini merupakan peninggalan dari Kapitan Oei Hi Tam, seorang pemimpin komunitas Tionghoa yang berpengaruh pada masanya. Kabupaten Rokan Hilir, yang dikenal dengan julukan "Negeri Seribu Kubah" dan kekayaan alamnya, juga menyimpan jejak sejarah kepemimpinan Kapitan Oei Hi Tam.[1][2]

Sejarah

Kapitan Oei Hi Tam lahir di Sungai Pakning, Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis pada tahun 1876. Perjalanan kepemimpinannya dimulai ketika ia menjabat sebagai Kapitan daerah Kabupaten Bengkalis pada tahun 1905. Atas perintah Sultan Siak, Oei Hi Tam kemudian ditunjuk sebagai Kapitan pertama di Bagansiapiapi di tahun 1908. Ia juga diberikan hak istimewa berupa hak monopoli garam, yang menunjukkan pengaruhnya di bidang ekonomi.[1][2]

Tiga tahun berselang, pada tahun 1911, Oei Hi Tam diangkat kembali sebagai Letnan oleh Pemerintah Belanda pada waktu itu, untuk menggantikan Kapitan Tanah Putih Anggunju. Kapitan Oei Hi Tam dikenal atas jasanya di berbagai sektor, termasuk pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Salah satu kontribusinya yang menonjol adalah partisipasinya dalam pembangunan RSUD Dr. Pratomo Bagansiapiapi bersama dengan Dr. Pratomo.[1][2]

Namun, pada tahun 1920, Oei Hi Tam menghadapi musibah besar. Usaha garam dan rumah miliknya sengaja dibakar oleh Belanda, yang diduga karena persaingan bisnis. Tragisnya, Oei Hi Tam meninggal dunia akibat diracuni oleh Belanda.[1]

Setelah kematiannya, kepemimpinan Kapitan di Bagansiapiapi dilanjutkan oleh Kapitan kedua, In Yo Bingsan, yang menjabat dari tahun 1922 hingga 1939. Kemudian, Kapitan ketiga, Li Cung Fou, memimpin dari tahun 1939 hingga 1945, sebelum ia tewas dalam Peristiwa Bendera.[1]

Kondisi dan Upaya Pelestarian Rumah

Saat ini, Rumah Kapitan Oei Hi Tam yang dibangun pada tahun 1910 masih mempertahankan arsitektur kuno yang mengingatkan pada era kolonial Belanda. Di dalam rumah tersebut, beberapa barang antik peninggalan Kapitan Oei Hi Tam, seperti kursi tamu, piano, dan topi, masih tersimpan. Generasi kelima keturunan Oei Hi Tam, Kartono, saat ini menempati dan menjaga rumah tersebut.[1]

Sebagai upaya untuk melestarikan sejarah Oei Hi Tam dan warisannya, Rumah Kapitan Oei Hi Tam telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Pihak keluarga dan masyarakat berharap agar pemerintah daerah dapat memberikan perhatian dan dukungan dalam pelestarian situs bersejarah ini, mengingat nilai historisnya yang penting bagi Kabupaten Rokan Hilir.[1][2]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g https://www.riautelevisi.com/berita-mengenal-kembali-sejarah-kapitan-oei-hi-tam-bagansiapiapi.html
  2. ^ a b c d "Cerita Kapitan Bagansiapiapi". Tempo. 7 Juli 2018 | 00.00 WIB. Diakses tanggal 2025-06-17.
Kembali kehalaman sebelumnya