Resource Alam Indonesia
PT Resource Alam Indonesia Tbk adalah sebuah perusahaan pertambangan batu bara yang berkantor pusat di Jakarta. Hingga akhir tahun 2023, perusahaan ini menguasai cadangan batu bara terukur sebanyak 148,719 juta ton di Kalimantan Timur.[2][3] SejarahPerusahaan ini didirikan pada bulan Juli 1981 dengan nama PT Kurnia Kapuas Glue Industries untuk memproduksi lem kayu di Pontianak.[4][5] Perusahaan ini terafiliasi dengan PT Bumi Raya Utama milik Adijanto Priosoesanto[6] yang bergerak di bidang perkayuan, sehingga sekitar 70% dari total produksi perusahaan ini awalnya dijual ke perusahaan tersebut.[7] Pada dekade 1990-an, perusahaan ini pun menjadi salah satu produsen formalin dan termoset terbesar di Indonesia. Pada tahun 1991, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.[8] Perusahaan ini kemudian mulai memproduksi berbagai bahan perekat lain.[9] Pada tahun 1999, PT Susel Prima Permai digabung ke dalam perusahaan ini.[10] Pada tahun 2003, perusahaan ini berekspansi ke bisnis pertambangan batu bara dan mengubah namanya menjadi seperti sekarang.[11] Tiga tahun kemudian, melalui PT Insani Baraperkasa, perusahaan ini mulai mengoperasikan Blok Simpang Pasir dan Blok Tani Bakti.[6][12][13] Sejak saat itu, perusahaan ini terutama berbisnis di bidang pertambangan batu bara, dengan bisnis yang terkait dengan perkayuan semakin diperkecil.[14][15] Pada tahun 2015, perusahaan ini berekspansi ke bisnis pembangkitan listrik berbasis minihidro dengan mengakuisisi 43% saham PT Khatulistiwa Hidro Energi yang sedang mengembangkan PLTMH Cicatih di Sukabumi. Pada tahun 2020, perusahaan ini membeli 40% saham PT Palaran Sinergi Mas yang bergerak di bidang pelabuhan batu bara dengan harga Rp 11,353 miliar.[2][3] Pada tahun 2021, perusahaan ini berekspansi ke bisnis kontraktor penambangan nikel dengan mengakuisisi PT Buton Mineral Indonesia dan PT Bira Mineral Nusantara.[16] Anak usahaHingga akhir tahun 2023, perusahaan ini memiliki 13 anak usaha, yakni: Referensi
Pranala luar |