Abdullah bin Amr bin al-Ash
Abdullah bin Amr bin al-Ash (bahasa Arab: عبد الله بن عمرو بن العاص) atau Abdullah bin Amr, (meninggal 684 M / 65 H), putra Amr bin al-Ash dari Banu Sahm adalah sahabat nabi Islam Muhammad . Dia adalah penulis "As-Shahifah as-Shadiqah" (bahasa Arab: الصحيفة الصادقة ), Dokumen kompilasi hadits pertama yang diketahui yang mencatat sekitar seribu riwayat Nabi Muhammad.[2][3] BiografiIa lahir saat Nabi tengah berdakwah di Makkah dan ia memeluk Islam pada tahun 7 H (ca 628 M) setahun sebelum ayahnya, Amru bin al-Ash, di usia 17 tahun. Nama aslinya Al-Ash kemudian diganti Abdullah oleh Nabi Muhammad saat ia masuk Islam.[4] Ibu Abdullah bernama Raithah binti Munabbih bin Al-Hajjaj bin Amir bin Hudzaifah bin Sa'ad bin Sahm.[5] Nabi biasa menunjukkan preferensi kepada Abdullah bin Amr karena ilmunya. Dia adalah salah satu sahabat pertama yang menulis hadis, sejumlah 700 hadits disandarkan padanya,[6] setelah mendapat izin dari Muhammad untuk melakukannya.[4] Terjadi dialog antara Muhammad dan Abdullah terkait kemampuannya membaca kitab al-Quran :
Abdullah mengikuti beberapa pertempuran bersama Muhammad.[4] Ia dinikahkan bapaknya dengan wanita Quraisy namun belum menyentuhnya beberapa malam karena fokus ibadah malam, hingga ditegur Nabi Muhammad,"Barangsiapa membenci sunnahku (menikah), maka ia bukan golonganku."[6] Pada awal masa Khalifah Utsman, Ibnu Amru mengikuti kampanye penaklukkan wilayah Persia hingga ke wilayah Tabaristan dipimpin Said bin al-Ash tahun 651 M.[8]
Saat konflik Ali dengan Muawiyah, ia berpartisipasi dalam Pertempuran Shiffin karena ia diwajibkan untuk mengikuti ayahnya yang berada di pihak Muawiyah.[4] Abdullah memimpin sayap kanan pasukan,[6] meskipun dia tidak ambil bagian dalam pertempuran yang sebenarnya.[4] Ia diriwayatkan telah menyesali keikutsertaannya dalam pertempuran.[4] Hal itu dijelaskannya saat selesai pertempuran dimana datang beberapa orang yang mengaku membunuh Ammar bin Yasir, sahabat Nabi yang mendukung Ali, kemudian Ibnu Amru mengingatkan perkataan Nabi Muhammad bahwa pembunuh Ammar adalah kelompok yang sesat, lantas Muawiyah bertanya mengapa Ibnu Amru berada disisinya, ia menjawab karena diperintahkan Nabi untuk mentaati ayahnya, Amru bin Ash selagi masih hidup.[6]
Abdullah menggantikan ayahnya, Amr sebagai gubernur Mesir selama beberapa pekan pada awal 664 sebelum Muawiyah, yang telah menjadi khalifah pada tahun 661, menunjuk saudaranya sendiri Utbah bin Abi Sufyan untuk jabatan tersebut.[9] Abdullah juga mewarisi sebagian kekayaan dari bapaknya Amru dan pernah membagikan seratus unta bagi penduduk Madinah.[6] Ibnu Amru memiliki kebun di Thoif yang ia buatkan anjang (merapikan tebing lereng) dengan biaya 1 juta dirham[6] (sekitar 4 miliar rupiah). Dialah sahabat yang dikenal dalam cerita saat menguntit sahabat lain tiga malam yang dikatakan ahli surga oleh Nabi Muhammad. Pada masa Khalifah Muawiyah, Abdullan bin Amru menunaikan haji dengan 300 unta rombongannya terdiri dari kerabat dan budaknya. Ia berhaji dengan menggunakan 2 jubah dan sorban, terlihat rambut dan janggutnya telah memutih.[6] Ia turut menyaksikan dan menangis atas diserangnya Masjidil haram hingga terbakar oleh pasukan Hushain bin Numair[6] karena konflik politik antara Yazid bin Muawiyah dan Abdullah bin Zubair. KematianAbdullah bin Amr mengalami kebutaan di usia tua dan meninggal pada tahun 63 H / 684 M di usia lebih 70 tahun pada masa Yazid bin Muawiyah.[10][7] PenilaianAbu Hurairah pernah berkata bahwa Abdullah bin Amr lebih berpengetahuan darinya.[11][12] Karyanya As-Shahifah as-Shadiqah tetap ada di keluarganya dan digunakan oleh cucunya Amr bin Syuaib. Ahmad ibn Hanbal memasukkan seluruh karya Abdullah bin Amr dalam bukunya Musnad Ahmad ibn Hanbal yang sangat banyak sehingga menggantikan akan hilangnya As-Shahifah as-Shadiqah yang ditulis pada zaman Muhammad.[12] KeturunanAbdullah mempunyai anak yang bernama Muhammad dari ibunya yang tidak disebutkan namanya putri dari Mahmiyah bin Jaz'i az-Zubaidi. Muhammad mempunyai anak yang bernama Syuaib dan ibunya adalah ummu walad. Syuaib memiliki anak yang bernama Amr bin Syuaib seorang perawi hadis dari ibunya yang bernama Habibah binti Murrah bin Amr, dan nama lengkapnya adalah Amr bin Syuaib bin Muhammad bin Abdullah bin Amr bin al-Ash.[13] Abdullah bin Amr memiliki putri yang bernama Ummu Abdullah binti Abdullah menikah dengan Abdul Aziz bin Marwan. Ia melahirkan dua putra Abdul Aziz yang bernama Sahl dan Suhail serta dua putri yang bernama Sahla dan Ummul Hakam.[14][15][16] Referensi
Sumber
|