Meranti Utara adalah salah satu desa di Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Desa Meranti Utara ini merupakan desa terluar dari Kabupaten Toba dan berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Asahan.
Pemerintahan
Kepala Desa Meranti Utara pada tahun 2019 adalah Walter Siagian.[1]
Desa Meranti Utara terdiri dari dusun:
- Batu Mamak
- Hulahuli
- Meranti Utara
- Natumingka
- Parduaan
- Parhitean
- Pulo Porisi
- Taratak
Topografi
Desa Meranti Utara memiliki tanah yang subur, sebagian besar lahan milik warga telah dialih fungsikan menjadi lahan perkebunan sawi, hamparan sawah padi, beberapa lahan yang ditanami durian dan juga pohon karet. Desa ini merupakan desa yang berdiri di lahan yang berbatu yang membuat lahan perkebunan dan pertanian warga harus di atur dengan teknik Terasering
Sosial Kemasyarakatan
Suku
Mayoritas penduduk Desa Meranti Utara adalah suku Batak Toba. Desa Meranti Utara juga memiliki keunikan dengan terdapatnya beragam suku yang ada, diantaranya Jawa, beberapa Melayu Deli dan Melayu Riau dikarenakan adanya proyek pembangunan PLTA mengakibatkan banyak pendatang dan sudah menetap lebih dari 5 tahun.
Agama
Mayoritas penduduk Desa Meranti Utara memeluk agama Kristen. Di Desa Meranti Utara juga terdapat sarana ibadah yaitu delapan bangunan Gereja, satu Masjid, dan satu Langgar. Selain itu, Di Desa ini terdapat kelompok masyarakat dengan Penghayat Kepercayaan Adat Batak yaitu Ugamo Parmalim
Mata Pencarian
Masyarakat Meranti Utara sebagian besar merupakan petani dan dan beberapa peternak kerbau, kambing, dan ikan. Selain itu, dampak dari adanya proyek pembangunan bendungan milik PLTA Asahan III, masyarakat khususnya kaum pria bekerja sebagai buruh pada proyek tersebut.
Pariwisata
Desa Meranti Utara merupakan desa yang memiliki banyak kekayaan alam dan menjadi tujuan destinasi wisata masyarakat lokal dan luar daerah. Terdapat beberapa air Terjun di sekitar wilayah desa salah satunya adalah Air Terjun Siarimo dan Air Terjun Siallogo Selain itu, Desa yang terletak disepanjang aliran Sungai Asahan ini juga dimanfaatkan pemuda setempat untuk menjadi destinasi wisata yaitu arung jeram yang dikelola oleh salah satu organisasi pemuda setempat bernama Toba Parhitean Rafting (TOPAR).
Referensi