Basa Alam dengan emas sebagai warna dasar, merah melintang serong di sebelah atas, dan hitam di sebelah bawah.
Marawa adalah bendera triwarna yang terdiri dari tiga bagan vertikal yang menampilkan warna Alam Minangkabau: hitam, merah, dan emas. Tidak diketahui dengan pasti kapan pertama kali bendera ini digunakan; secara resmi diadopsi sebagai bendera Kerajaan Pagaruyung Minangkabau sejak berdirinya kerajaan ini pada tahun 1347. Bendera ini juga diadopsi oleh kerajaan-kerajaan rantau Minangkabau lainnya seperti Kerajaan Inderapura.[1]
Sejak berdirinya Konfederasi Minangkabau, Minangkabau memiliki dua tradisi warna basa, hitam-merah-emas dan hitam-emas-putih-merah. Hitam-merah-emas adalah bendera Basa Alam Minangkabau, Konfederasi Minangkabau, Kerajaan Pagaruyung, dan kerajaan-kerajaan pendahulu yang disebut dalamTambo Alam Minangkabau.
Warna hitam melambangkan pangulu, emas melambangkan manti, putih melambangkan malin, dan merah melambangkan dubalang.
Selain melambangkan alam, setiap warna juga melambangkan nilai-nilai budaya utama.[4] Warna hitam bagi masyarakat Minangkabau memiliki makna keabadian, atau disebut tahan tampo (tahan tempa), merah melambangkan berani dan tahan uji, sementara warna emas melambangkan keagungan, cemerlang, dan bersinar. Dalam adat Minangkabau, ketiga warna ini juga melambangkan Tali Tigo Sapilin, Tungku Tigo Sajarangan (Triumvirat Alam Minangkabau),[5] yaitu ninik mamak, cerdik pandai, dan alim ulama. Ninik mamak dilambangkan dengan warna hitam, cerdik pandai dengan warna merah, dan alim ulama dengan warna emas.[6]
Variasi bendera
Bendera Basa Alam Minangkabau
Sejak berdirinya Konfederasi Minangkabau, Minangkabau memiliki dua tradisi warna basa (besar), hitam-merah-emas[7] dan hitam-emas-putih-merah. Hitam-merah-emas adalah warna Basa Alam Minangkabau, Konfederasi Minangkabau, Kerajaan Pagaruyung, dan kerajaan-kerajaan pendahulu yang berasal dari Tambo Alam Minangkabau.[7][3][1] Susunan warnanya bervariasi menurut wilayah atau daerah asal yang mengunakan bendera tersebut. Susunan warna merah-emas-hitam digunakan di wilayah Luak Limo Puluh atau yang mengunakannya berasal dari Limo Puluh, hitam-emas-merah di wilayah Luak Agam, dan hitam-merah-emas untuk Luak Tanah Data.[3] Bendera atau warna-warna bendera ini juga menjadi warna-warna adat di Minangkabau, warna dasar hiasan atau motif Rumah adat, warna-warna dominan pada pelaminan dan panji kebesaran adat, yang digunakan pada setiap upacara resmi adat kenagarian di Minangkabau.[8]
Bendera Basa Adat Minangkabau
Bendera Basa Adat Minangkabau adalah bendera empat warna yang terdiri dari empat bagan vertikal: hitam-emas-putih-merah. Bendera ini melambangkan Urang Nan Ampek Jinih (Ninik Mamak Pemangku Adat). Warna hitam melambangkan pangulu, emas melambangkan manti, putih melambangkan malin, dan merah melambangkan dubalang.[3] Bendera ini hanya digunakan pada upacara resmi adat basa Ninik Mamak Pemangku Adat, seperti pada upacara pengambilan sumpah jabatan mereka.
Selain dari Urang Nan Ampek Jinih, dalam adat Minangkabau, ada jabatan penting lainnya yaitu bundo kanduang, yang merupakan ibu yang menjadi guru di rumah gadang dan bergelar Limpapeh Rumah Nan Gadang.[9]
Bendera Negeri Sembilan
Bendera Negeri Sembilan adalah bendera tiga warna yang terdiri dari emas warna dasar bendera, merah melintang serong di sebelah atas, dan warna hitam di sebelah bawah, keduanya membentuk empat persegi. Bendera ini diresmikan pada tahun 1895, ketika Datuk-Datuk Undang yang Empat dengan Yamtuan Muhammad berhasil dipersatukan kembali oleh Britania Raya sehingga kerajaan ini kembali utuh.[8][10][11]
Kasmijan, Iza K. (2 Januari 2020). Teck, Lim A.; Omar, Wan A. W., ed. Malaysia Baru. Johor: Jabatan Penerangan. hlm. 54.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)