Ledakan truk tangki Morogoro
Pada 10 Agustus 2019, sebuah truk tangki berisi bahan bakar meledak di Morogoro, Tanzania, menewaskan sedikitnya 89 orang dan melukai sedikitnya 55 lainnya.[2][3] Ledakan tersebut merupakan salah satu bencana terbesar di Tanzania.[4] Peristiwa itu terjadi di kota Morogoro, yang terletak 185 km dari Dar es Salaam. Sebuah truk tangki bahan bakar jatuh dan orang-orang berkumpul di lokasi kecelakaan untuk menjarah bahan bakar. Truk tersebut itu meledak saat dijarah dan membakar 60 orang hingga tewas. Cuplikan video dari insiden itu mulai beredar di media sosial, yang menunjukkan banyak orang terlihat mengumpulkan bahan bakar dalam wadah kuning dan jerigen.[5] 55 orang lainnya terluka dalam insiden itu dan banyak yang menderita luka bakar serius.[2] LedakanLedakan itu terjadi pada pukul 8:30 pagi waktu Afrika Timur, 20 menit setelah sebuah truk tangki bahan bakar terbalik ketika mencoba untuk menghindari tabrakan dengan pengendara sepeda motor.[6] Kecelakaan itu terjadi di dekat Terminal Bus Msamvu.[7] Jalan di mana kecelakaan itu terjadi menghubungkan Morogoro ke ibu kota Dar es Salaam dan pada itu lalu lintas sedang padat.[6] Saksi mata mengatakan bahwa kerumunan setidaknya 150 orang berkumpul di tempat kejadian. Kerumunan mulai mencuri bahan bakar menggunakan jerigen kuning[8] dan terus berlanjut bahkan ketika truk terbakar.[9] Sebuah video diposting oleh saluran berita lokal Kwanza TV di Twitter, menunjukkan sekelompok orang yang berusaha mengumpulkan bahan bakar di sekitar kapal tanker itu.[10] Salah satu saksi bernama Daniel Ngogo,[11] menggambarkan pemandangan itu sangat kacau balau dengan api besar.[12] Pukul 3:00 sore, operasi penyelamatan selesai dan semua mayat dikeluarkan dari tempat kejadian.[6] Komisaris polisi regional, Wilbard Mutafungwa, menyatakan bahwa banyak korban selamat menderita luka bakar akibat ledakan itu.[13] Sumber dari kepolisian setempat melaporkan 89 kematian dan setidaknya 55 orang terluka.[2] Sebagian besar korban diidentifikasi sebagai pengemudi ojek lokal yang hadir di tempat kejadian dan orang-orang yang berusaha mengumpulkan bahan bakar.[14] Komisioner wilayah Morogoro Stephen Kebwe mengatakan ledakan itu merupakan bencana terburuk di kawasan itu,[15] dan memperingatkan akan lebih banyak kematian yang mungkin terjadi.[16] TanggapanJuru bicara pemerintah, Hassan Abbas mengatakan; "operasi penyelamatan selesai pukul 3 sore waktu setempat. Adegan itu ditutup dan semua mayat dipindahkan dari tempat kejadian ke rumah sakit setempat untuk identifikasi."[17] Presiden Tanzania John Magufuli menyatakan belasungkawa serta kecewa dengan penjarahan bensin tersebut.[18][19] Lihat pulaReferensi
|