Inilah Pamflet Itu adalah buku kumpulan puisi yang ditulis oleh Hersri Setiawan.[1] Kumpulan puisi ini diambil dari pengalaman fisik dan psikologisnya selama menjadi tahanan politik Orde Baru.[1] Sebagain besar isi buku ini dituliskan selama ia tinggal di Kockengen, Belanda.[1] Di karya-karyanya ini ia tidak menggunakan bahasa provokatif, alih-alih malah menyelipkan ungkapan patriotisme sekaligus optimisme untuk masa depan yang lebih baik.[1]
Isi Buku
Puisi-puisi di dalam buku ini dianggap memiliki muatan komitmen moral dan politik.[1] Yaitu komitmen moral dan politik penulisnya yang bersimpati pada perjuangan buruh dan tani.[1] Muatan-muatan ini diungkapkan dengan nada provokatif yang membangun rasa dendam, melainkan hanya sinisme dan kemarahan.[1] Selain itu, puisi karangan penulis juga dianggap sebagai potret sekaligus suara zaman sang penulis.[1] Karya-karya seperti Sajak Ulang Tahun, Macapat Baru (Pertemuan dengan Istri), Malam Penyair, Musim Gugur, Tsunami 2, Pagi Terakhir di Kockengen, dan Tanpa Suara dapat menjadi contoh bentuk puisi kontemplatif. Yaitu, puisi-puisi yang dibuat dari hasil renungan mendalam atas kehidupan yang dialami oleh penulis.[1]
Daftar Isi
Daftar isi ini dikutip dari cetakkan pertama buku "Inilah Pamflet Itu" yang terbit pada bulan September tahun 2007.[2]