Hanjin Shipping Co., Ltd. dulunya adalah sebuah perusahaan transportasi peti kemas dan logistik terintegrasi asal Korea Selatan. Sebelum mengalami masalah keuangan, Hanjin Shipping merupakan pengangkut peti kemas terbesar di Korea Selatan dan merupakan salah satu dari sepuluh pengangkut peti kemas terbesar di dunia.
Gambaran umum
Hanjin Shipping sebelumnya mengoperasikan sekitar 60 layanan berjadwal dan layanan tidak berjadwal ke seluruh dunia, serta mengangkut lebih dari 100 juta ton kargo tiap tahun. Armadanya terdiri dari sejumlah kapal peti kemas, pengangkut curah dan LNG. Hanjin Shipping juga memiliki anak usaha yang fokus pada transportasi laut dan operasi terminal, serta memiliki kantor cabang di sejumlah negara.
Pada tanggal 17 Februari 2017, Hanjin Shipping Co. resmi dinyatakan bangkrut oleh pengadilan Korea Selatan.[1]
Kebangkrutan
Awal mula
Masalah keuangan dan insolvensi Hanjin Shipping disebabkan oleh menurunnya industri pengapalan peti kemas yang diakibatkan oleh sejumlah faktor, seperti PDB global yang lemah, makin banyaknya kapal peti kemas, stok peritel Amerika Serikat yang membludak, berubahnya pola pengeluaran konsumen, pelemahan ekonomi Tiongkok, dan melambatnya pertumbuhan permintaan pengapalan peti kemas. Penurunan inipun mengurangi laba dan memperburuk kondisi keuangan sebagian besar pengangkut peti kemas.[2]
Kolaps dan likuidasi
Pada bulan April 2016, Hanjin mengajukan restrukturisasi utang pada krediturnya, untuk menghindari tuntutan insolvensi.[3] Pada tanggal 31 Agustus 2016, Hanjin meminta Pengadilan Distrik Seoul Pusat untuk membekukan semua aset miliknya, setelah kehilangan dukungan dari bank sehari sebelumnya
.[4] Setelah berita mengenai hal tersebut terbit, kreditur pun mengusulkan penyitaan aset dan kapal milik Hanjin pun mengalami masalah di semua pelabuhan di seluruh dunia, karena para penyedia layanan di pelabuhan tidak yakin apakah Hanjin mampu membayarnya.[5]
Pada tanggal 2 September, Hanjin Shipping Co. mengajukan permohonan pada Pengadilan Kebangkrutan Amerika Serikat Newark, New Jersey untuk memungkinkan kapalnya berlabuh tanpa kapal, kargo, atau peralatannya disita oleh kreditur.
Dibebani dengan utang yang sangat banyak, terjebak dalam industri yang sedang bersusah payah, serta asetnya disita oleh kreditur atau ditelantarkan oleh perusahaan, Hanjin pun makin jelas akan segera dibubarkan oleh pemerintah Korea Selatan dan para pemegang sahamnya.[6] Dalam beberapa minggu setelah asetnya dibekukan, dominasi dan eksistensi Hanjin di seluruh dunia mulai meredup. Hanjin pun mengumumkan rencananya untuk menutup kantornya di seluruh dunia,[7] mengurangi pekerja,[8][9] menjual aset yang tersisa,[10] dan membubarkan jaringan layanannya. Pengangkut peti kemas lain pun mulai menjauhkan diri dari Hanjin dan kerja sama operasi yang dilakukan dengan Hanjin pun dihentikan.
Pada tanggal 17 Februari 2017, Hanjin Shipping Co. resmi dinyatakan bangkrut oleh pengadilan Korea Selatan, dan pengadilan memerintahkan agar Hanjin dilikuidasi.[1]
Dampak dan warisan
Pembubaran Hanjin Shipping merupakan kebangkrutan paling signifikan dan paling besar di industri transportasi peti kemas.[11] Kebangkrutan ini pun menyebabkan gangguan pada rantai pasok dan pengapalan global, karena kapal milik Hanjin ditelantarkan di pelabuhan dan terusan menunggu pembayaran.[4] Kebangkrutan Hanjin pun menciptakan efek riak yang masif. Bisnis lain yang bergantung pada produk fisik pun mengalami penurunan pendapatan, karena stoknya terjebak di laut. Kebangkrutan Hanjin terjadi pada saat yang bersamaan dengan para peritel mulai memenuhi stoknya dengan barang impor guna bersiap menyambut Hari Pengucapan Syukur, Hari Natal, Jumat Hitam, dan Tahun Baru. Walaupun perusahaan besar seperti Nike juga terdampak, perusahaan-perusahaan yang lebih kecil lah yang paling terdampak.[12]
Pada bulan Februari 2017, SM Line, sebuah perusahaan pengapalan baru yang dibentuk oleh Samra Midas (SM) Group, membeli lima kapal yang sebelumnya dimiliki oleh Hanjin.[13] Pada bulan Maret, SM Line mengakuisisi dua terminal milik Hanjin Shipping di Korea, yakni di Gwangyang dan Incheon.[14]
Pada bulan Agustus 2017, sebuah komite kebangkrutan yang ditunjuk untuk mengelola likuidasi Hanjin Shipping, melaporkan bahwa mereka hanya dapat memperoleh USD 220 juta dari penjualan aset Hanjin. Jumlah tersebut hanya 2% dari total utang Hanjin sebesar US$10,5 milyar.[15][16][17]
Jasa
Peti kemas – Mengangkut sekitar 3,7 juta TEU peti kemas tiap tahun. Layanan ini dilakukan oleh 24 kapal peti kemas.[18] Pada tahun 2010, Hanjin merupakan perusahaan pengapalan pertama yang memperkenalkan kapal peti kemas berkapasitas 10.000 TEU. Kapal tersebut digunakan untuk mengangkut peti kemas dari Asia ke Eropa ataupun sebaliknya.[12][19]
Curah - Divisi ini mengangkut berbagai macam bahan mentah melalui ‘kontrak pengangkutan’ dengan perusahaan lain. Divisi ini memiliki kapal pengangkut LNG dan VLCC.[19]
^ abc"Overview". Service. Hanjin Shipping. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 July 2013. Diakses tanggal 14 August 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)