Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Getuk trio


Getuk Trio adalah varian getuk khas Magelang, Jawa Tengah, yang memiliki tiga lapisan warna (putih, merah muda, dan cokelat).[1] Getuk Trio memiliki tiga warna lapisan, yaitu putih, merah, dan hijau. Getuk Trio terbuat dari singkong yang direbus, kemudian dihaluskan dan dicampur dengan gula merah, gula pasir, dan pewarna makanan. Berbeda dengan getuk pada umumnya, Gethuk Trio berbentuk menyerupai bolu lapis karena dibuat dengan cara menumbuk tiga lapis gethuk menjadi satu. Kemudian, dipadatkan, didinginkan, dan dipotong-potong untuk disajikan sebagai camilan atau oleh-oleh.

Sejarah dan Asal-Usul

Ratu Sirikit

Getuk sudah dikenal sejak era penjajahan Jepang (1940-an) di Magelang, ketika beras langka dan singkong menjadi sumber makanan utama masyarakat.[2] Getuk Trio sendiri mulai diproduksi oleh Hendra Samadhana pada tahun 1958. Ia memodifikasi mesin tumbuk singkong usang untuk menghasilkan tekstur singkong yang halus menggunakan mesin rakitan modifikasi dari bengkel miliknya.[3] Ia menciptakan tiga lapisan warna. Pada tahun 1960, produk ini disajikan kepada Ratu Sirikit dari Thailand saat berkunjung ke Akademi Militer di Magelang.[4] Ratu Sirikit kemudian menyebut camilan ini “Getuk Sirikit”, yang kemudian mendongkrak popularitasnya sebagai camilan rakyat menengah ke atas. Pujian dari sang Ratu meningkatkan popularitas camilan ini. Hendra kemudian mendirikan toko “Trio” pada 1963 yang menjadi ikon camilan ini. Oleh karena itu, disebut dengan Getuk Trio.

Bahan dan Cara Membuat

Untuk membuat Getuk Trio, pertama-tama siapkan 500 gram singkong yang telah dikukus hingga empuk selama kurang lebih satu jam, lalu haluskan dengan cara ditumbuk atau digiling. Setelah itu, campurkan singkong halus dengan 2 sendok makan susu bubuk, 4 sendok makan margarin, dan 100 gram gula halus hingga merata. Adonan kemudian dibagi menjadi tiga bagian dan masing-masing diberi pewarna makanan, seperti merah, hijau, dan cokelat. Setiap bagian adonan digiling dan ditumpuk secara berlapis, lalu dipadatkan. Setelah padat, adonan dipotong-potong sesuai selera. Untuk penyajiannya, getuk disajikan bersama parutan kelapa yang sebelumnya telah dikukus bersama selembar daun pandan dan setengah sendok teh garam agar lebih harum dan gurih.[5]

Untuk dapat menghasilkan tekstur yang lembut dan gurih. Herry Wiyanto, ahli waris dan salah satu dari tiga bersaudara dari Hendra mengaku harus menggunakan singkong kinanti usia 11–12 bulan yang dipakai agar kualitas tetap terjaga.[6] Produk ini tidak menggunakan bahan pengawet agar tetap sehat, namun hanya tahan 2–3 hari, sehingga biasanya dikonsumsi segera atau disimpan di kulkas.[7]

Daftar Referensi

  1. ^ admin (2024-02-19). "Variasi Gethuk dari Berbagai Daerah". Penelitian Pariwisata. Diakses tanggal 2025-06-17.
  2. ^ Primus, Josephus (2 Januari 2023). "Sejarah Getuk Magelang, dari Masa Kelaparan hingga Makanan Bangsawan". Kompas.com. Diakses tanggal 17 Juni 2025.
  3. ^ magelangekspres.com. "Mengenal Getuk, Makanan Khas Magelang". magelangekspres.com. Diakses tanggal 2025-06-17.
  4. ^ AP, Agus. "Getuk Trio, Dipuji Sangat Enak oleh Ratu Sirikit - Radar Semarang". Getuk Trio, Dipuji Sangat Enak oleh Ratu Sirikit - Radar Semarang. Diakses tanggal 2025-06-17.
  5. ^ Lyliana, Lea (10 Januari 2022). "Resep Getuk Trio Magelang yang Legit dan Pulen". Kompas.com. Diakses tanggal 17 Juni 2025.
  6. ^ Firdaus, Haris (2018-11-12). "Herry Wiyanto, Ahli Waris Getuk Trio yang Legendaris". kompas.id. Diakses tanggal 2025-06-17.
  7. ^ Kompasiana.com (2023-01-03). "Getuk Trio Khas Magelang". KOMPASIANA. Diakses tanggal 2025-06-17.
Kembali kehalaman sebelumnya