Dosen tetap
SejarahMasa jabatan (tenure) diperkenalkan di universitas-universitas Amerika pada awal tahun 1900-an, sebagian untuk mencegah pemecatan sewenang-wenang anggota fakultas yang mengungkapkan pandangan yang tidak populer.[1] Salah satu contoh penting adalah kasus pengunduran diri presiden Universitas Brown, Elisha Andrews, yang menganjurkan penggunaan mata uang perak untuk mengurangi dampak terhadap rakyat Amerika dan petani yang berutang semakin besar akibat deflasi. Dewan Universitas Brown, yang banyak di antaranya adalah kreditor dan pemilik tanah (posisi yang diuntungkan oleh deflasi), meminta Andrews untuk menghentikan advokasi publiknya. Dekan Fakultas Hukum Yale, Francis Wayland, berpendapat bahwa kebebasan berekspresi Andrews mengancam sumbangan untuk Brown, dan bahwa uang adalah darah kehidupan universitas. Pada tahun 1897, Andrews dipaksa untuk mengundurkan diri, tetapi muncul reaksi keras dari para dosen dan mahasiswa yang menganjurkan agar ia dilindungi berdasarkan prinsip-prinsip kebebasan berbicara. Dewan tersebut membatalkan keputusannya dan menolak pengunduran diri Andrews. Setahun kemudian, Andrews tetap mengundurkan diri.[2] Sebelum Nazisme, Jerman merupakan pemimpin dalam hak jabatan akademik, tetapi kebebasan berbicara dan hak jabatan sangat dibatasi di bawah Reich Ketiga. Adolf Hitler menyebut pendidikan universal sebagai "racun yang paling merusak dan menghancurkan". Ia menunjuk Menteri Pendidikan Bernhard Rust untuk memastikan teori-teori rasial Nazi terintegrasi dalam kurikulum universitas. Hal ini menyebabkan pembersihan 1500 profesor, dan pada tahun 1939, hampir separuh dari seluruh jabatan fakultas diduduki oleh Nazi.[3] Pada akhir 1940-an, Universitas Illinois di Urbana memecat beberapa ekonom terkemuka karena mengajar ekonomi Keynesian.[1] Perbandingan
Daftar pustaka
|