Perang Williamite di Ireland (1688–1691)—Ireland: Cogadh an Dá Rícode: ga is deprecated ,[4][5][6] maknanya "perang dua raja"—adalah sebuah konflik antara Jacobite (para pendukung Raja Katolik James II dari Inggeris dan Ireland, VII dari Scotland) dan Williamite (para pendukung Pangeran Protestan Belanda William dari Orange) atas kekuasaan Kerajaan Inggeris, Kerajaan Scotland dan Kerajaan Ireland. Perang tersebut juga disebut Perang Jacobite di Ireland atau Perang Williamite–Jacobite di Ireland.
Sebab perang tersebut adalah pelengseran James dari jabatan Raja Tiga Kerajaan dalam "Revolusi Glorious" tahun 1688. James didukung oleh sebagian besar "Jacobite" Katolik di Ireland dan berharap agar menggunakan negara tersebut sebagai basis untuk merebut kembali Tiga Kerajaan-nya. Ia diberi dukungan militer oleh Prancis pada akhirnya. Untuk alasan ini, perang tersebut menjadi bagian dari konflik besar Eropa yang dikenal sebagai Perang Sembilan Tahun (atau Perang Perikatan Besar). Beberapa Protestan dari Gereja Ireland juga berpihak pada Raja James.[7][8]
James ditentang di Ireland oleh sebagian besar Protestan "Williamite", yang tertumpu di utara negara tersebut. William mendaratkan pasukan multi-nasional di Ireland, yang terdiri dari pasukan Inggeris, Scotland, Belanda, Denmar, dan lain-lain, untuk meredam pemberontakan Jacobite. James meninggalkan Ireland setelah membalasnya di Pertempuran Boyne pada 1690 dan Jacobit Ireland akhirnya kalah setelah Pertempuran Aughrim pada 1691.
William mengalahkan Jacobitisme di Ireland dan kemudian kebangkitan Jacobite terjadi di Scotland dan Inggeris. Namun perang tersebut berdampak akhir di Ireland, yang mengkonfirmasikan kekuasaan Inggeris dan Protestan atas negara tersebut selama lebih dari dua abad. Kemenangan Williamite yang ikonik dari Pengepungan Derry dan Pertempuran Boynemasih dirayakan oleh (sebagian besar Protestan Ulster) unionis di Ireland pada masa sekarang.
Catatan
^ abChandler (2003), Marlborough as Military Commander, p. 35