Tasyahud (bahasa Arab: تَشَهُّد, yang berarti "kesaksian iman"), juga dikenal sebagai at-Tahiyyatbahasa Arab: ٱلتَّحِيَّات), adalah bagian dari bacaan salat saat orang duduk di tanah menghadap kiblat, memuliakan Allah, Rasulullah, dan hamba-hamba Allah yang saleh diikuti membaca dua kalimat syahadat. Bacaan ini diikuti oleh bacaan selawat.
Ibnu Mas'ud ra berkata, "Rasulullah mengajariku tasyahud dalam keadaan kedua telapak tanganku berada di antara dua telapak tangan beliau, sebagaimana beliau mengajariku surah-surah al-Qur'an; serta kami membacanya setelah beliau meninggal dunia."
"Segala ucapan keselamatan, selawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Salam sejahtera bagimu wahai Nabi, rahmat Allah dan keberkahan-Nya. Semoga keselamatan dilimpahkan bagi kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya."[2]
"Segala ucapan keselamatan, kesucian, kebaikan, dan selawat adalah bagi Allah. Salam sejahtera bagimu wahai Nabi, rahmat Allah dan keberkahan-Nya. Semoga keselamatan dilimpahkan bagi kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya."[3]
Syafi'i
Bacaan ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dan diikuti oleh mazhab Syafi'i, adalah:
"Segala ucapan keselamatan, amal-amal saleh, ucapan yang baik, dan selawat adalah bagi Allah. Salam sejahtera bagimu wahai Nabi, rahmat Allah dan keberkahan-Nya. Semoga keselamatan dilimpahkan bagi kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."[4]
Syiah
Ja'fari
Syiah12 Imam (Ja'fari) membaca Tasyahud sebagai berikut:
Asyhadu an lā ilāha illāllāhu waḥdahū lā syarīkalahū wa-ʾasyhadu anna Muḥammadan ʿabduhū wa-rasūluhū. Allāhumma ṣalli ʿalā muḥammadin wa-āli muḥammadin.[5]
"Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan tiada sekutu-sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, berikanlah salawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya."[6]
"Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, tiada sekutu-sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah Amirul Mukminin dan saudara rasul-Nya, dan bahwa Dua Belas Imam sebagai keturunannya adalah Itmam al-Hujjah bagi makhluk-makhluk-Nya. Ya Allah, berikanlah selawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya."[7]
Tasyahud kemudian diikuti dengan bacaan Taslim, atau Salam.
Ucapan "assalamu 'alaikum' (bahasa Arab: ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ, har.'Semoga keselamatan menyertaimu sekalian.'). Dapat menambahkan "wa-raḥmatu -llāhi wa-barakātuh" (bahasa Arab: وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ, har.'rahmat, dan kasih sayang dari Allah').[5]
Ini diterjemahkan sebagai: "Salam sejahtera bagimu wahai Nabi, rahmat Allah dan keberkahan-Nya. Semoga keselamatan dilimpahkan bagi kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Semoga keselamatan, rahmat, dan kasih sayang dari Allah menyertaimu sekalian."
Zaidiyah
Untuk penganut Zaidiyah, bacaan Tasyahud rakaat kedua adalah:
Bismillahi wa Billahi wa-lhamdulillahi wal-asmā`ul-husna kulluhā lillahi. Asyhadu an lā ilāha ila Allāhu wahdahu lā syarīka lahu wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasūluhu[8]
Bacaan tasyahud akhir adalah:
Bismillahi wa Billahi wa-lhamdulillahi wal-asmā`ul-husna kulluhā lillahi.[8](Atau membaca: At-tahiyyātu lillāhi was-šalawāt waŧ-ŧayyibātu.) Ashhadu an lā ilāha ila Allāhu wahdahu lā sharīka lahu wa ashhadu anna Muhammadan abduhu wa rasūluhu. Allāhumma salli ‘ala Muhammad wa āli Muhammad. Wa bārik ‘ala Muhammad wa āli Muhammad. Ka mā salayta wa bārakta ‘ala Ibrāhīm wa ‘ala āli Ibrāhīm. Innaka Hamīdun Majīd
^Muwaṭṭa’, mengabarkan dari Yaḥyā, no 240; mengabarkan dari of Abū Muṣ`ab, no 499; mengabarkan dari Suwaid al-Hadatsānī, no 161; mengabarkan dari asy-Syaibānī, no 146.
^ abKata-kata yang disebutkan di atas ("Bismillah wa Billahi ...") muncul dalam kitab hadis Zaydi seperti Musnad Imam Zaid, Amaali dari Ahmad bin Isa bin Zaid, Syarh at-Tajrid dan kitab lain dari hadis dengan rantai perawi yang lengkap. Keabsahan dan keasliannya tidak tergantung pada apakah perawi Sunni melaporkannya atau tidak. Jika membaca dengan teliti kitab-kitab hadits Sunni, ditemukan varian kata-kata untuk tasyahud. Adapun riwayat Sunni yang meriwayatkan sebagian dari kata-kata tasyahud Zaidi: Kata “Bimillah wa Billahi” diriwayatkan dari Jabir muncul dalam Sunan an-Nisa`i dan Al-Mustadrak. Imam Hakim membenarkan hadis tersebut. Ada lagi kalimat yang berbunyi: “Bismillahi wa khairil-asmaa.” Hal ini diriwayatkan dari Umar dalam Al-Mustadrak dan Al-Hakim mengatakan bahwa itu sahih menurut Muslim. Hal ini juga muncul dalam Sunan al-Baihaqi. Ada juga "Bismillah wa billahi wa khairil-asmaa" yang diriwayatkan dari Ibnu Zubair dalam Mu'jam al-Kabir dan al-Mu'jam al-Aswat dari at-Tabaraani.
^"True Islam - Salat Innovations". True Islam - Salat Innovations. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-03-11. Diakses tanggal 2017-11-14. Reciting a prayer (called "At-Tahiyaat" or "Tashahud") during the Salat to commemorate Prophets Muhammad and Abraham and their families and friends! The Quran commands believers to dedicate their Salat and all worship practices to the name of God alone (6:162, 20:14). To praise or commemorate any other name during the Salat immediately invalidates the Salat and turns it into an act of shirk. Reciting a corrupt Shahada during Salat: God gave us the correct Shahada (Testimony) in the Quran (3:18). The Quranic Shahada is the one uttered by God Himself, the angels and all those endowed with knowledge. The corrupt innovation of adding the name of Muhammad to the Shahada is once again, an act of shirk. This corrupt Shahada is uttered during the Salat when the Quranic Shahada should be recited instead.