Taman Apotek Hidup adalah taman yang menampilkan koleksi tanaman yang berkhasiat obat yang terletak di Kompleks Taman Mini Indonesia Indah TMII. Pada era Ode Baru (Orba), Ibu Tien Soeharto menjadikannya program yang dimasyarakatkan hingga ke pelosok desa oleh ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Cikal bakal dari Taman Apotek Hidup sebenarnya merupakan lanjutan dari perkebunan obat milik United States Agency for International Development USAID di Jonggol, Bogor yang telah ada sejak tahun 1971. USAID telah mengkaji lebih dari seratus ribu jenis tanaman asli Indonesia tersebar di kepulauan Nusantara. Dari jumlah tersebut, baru ditemukan sekitar ratusan tanaman berkhasiat obat.
Berdasarkan kajian USAID hal itulah Ibu Tien Soeharto memprakarsai berdirinya Taman Apotek Hidup bekerjasama dengan PT. Air Mancur. Taman Apotek Jidup di TMII secara resmi dibuka untuk umum pada tanggal 20 April 1984. Salah satu tujuannya untuk mengumpulkan, melestarikan serta membudidayakan tanaman yang memiliki khasiat obat.
Taman seluas 6.000 m2 ini memiliki koleksi sekitar 400 jenis tanaman obat asli Indonesia. Jumlah tersebut dibagi berdasarkan tiga kategori. Pertama, tanaman langka seperti kayu rapet (parameria barbata schum) dan kedawung (parkia biglobosa auct). Kedua yaitu tanaman yang baru ditemukan yang masih diteliti khasiatnya, misalnya telosom (talinum paniculatum). Ketiga yaitu tanaman yang sudah dibudidayakan menjadi tanaman obat keluarga (Toga), misalnya kunyit, jahe dan kumis kucing.
Selain sebagai tempat pelestarian tanaman obat, taman ini juga menjadi pusat pengetahuan dan penunjang pendidikan yang bermanfaat. Pengunjung dapat belajar mengenali bermacam jenis tanaman berkhasiat obat yang ditunjang laboratorium dan perpustakaan dengan ratusan buku referensi tentang tanaman obat dalam berbagai bahasa. Sementara di galeri Air Mancur tersedia berbagai contoh hasil tanaman obat yang telah diawetkan (Simplisia).
Di taman obat ini pengunjung dapat berwisata sambil menimba ilmu pengetahuan. Bibit tanaman obat dapat dibeli dengan harga relatif terjangkau untuk buah tangan. Pada kesempatan tertentu, pengunjung juga bisa menyaksikan atau mengikuti acara-acara yang berkaitan dengan pengobatan herbal.
Selain menyediakan koleksi tanaman obat, taman apotek hidup di TMII ini juga dilengkapi dengan function hall, galeri jamu herbal dan spa/massage yang dapat dinikmati pengunjung untuk membuat badan lebih rileks.
Apotek Taman
Disebut taman, karena sistem pengelolaan budidaya tanaman pada Taman Apotek Hidup berbeda dengan budidaya di lahan lainnya, seperti di kebun, sawah, tegalam dan sebagainya. Taman Apotek Hidup diusahan di pekarangan rumah. Baik pekarangan luas maupun pekarangan sempit. Lazimnya pekarangan, pengelolaannya harus menunjang estetika rumah. Sehinga orang lebih memilih tanaman bunga-bungan yang dibudidayakan di pekarangan. Taman Apotek Hidup pada prinsipnya mengganti tanaman bunga-bungaan dengan tanaman obat.
Pekarangan biasanya juga dibuat lebih menarik dengan cara diberi pagar, mungkin juga kolam kecil, bahkan saung/gazebo serta sarana bermain anak, misalya perosotan, jungkat-jungkit, ayunan dan sebagainya. Begitu juga Taman Apotek Hidup, Taman ini dilengkapi pagar yang dibuat indah (tidak seperti pagar kebun), boleh ada kolam kecil, ada saung maupun sarana bermain anak-anak.
Perbedaan lainnya Taman Apotek Hidup dengan kebun adalah rancangan penanaman tanaman obat itu lebih berorientasi estetika dibanding hasil seperti pada kebun. Di kebun, tanaman diusahakan dengan perancangan mengoptimalkan pemanfaatan lahan, misalnya pada kebun cabe jarak tanam kurang lebih 50 cm. Pada Taman Apotek Hidup mungkin hanya ditanamn tiga batang cabe, tiap rumpun ditanam dalam ban mobil bekas, antar ban mobil bekas dibuat jalan setapak yang dilapisi susunan pecahan batu, sehingga jarak tanamnya lebih 1,5 m.
Pada Taman Apotek Hidup apapun benda-benda, kontur tanah, atau pohon yang terlebih dahulu ada, tidak perlu disingkirkan. Justru sebaiknya dimanfaatkan. Misalnya gundukan tanah atau bongkahan batu besar dimanipulasi menjadi tugu atau prasasti. Pohon sawit dijadikan tempat menggelantungkan botol-botol bekas air mineral yang dijadikan pot menanam kencur, krokot, seledri, dan sebagainya.
Taman Apotek Hidup umumnya membudidayakan banyak jenis tanaman. Semakin beragam semakin menarik. Meskipun untuk tiap jenis tanaman hanya ada tiga sampai lima batang.
Taman Apotek Hidup pada pekarangan sempit, bahkan pada pekarangan yang tidak tersisa sama sekali permukaan tanah, karena sudah disemen, dapat melakukan budidaya tanaman dalam pot. Pot yang digunakan tidak hanya pot-pot bagus yang dijual di toko atau polybag, tapi bisa memanfaatkan plastik bekas kemasan gula, minyak goreng, detergen, cairan pembersih lantai, dan sebagainya. Bisa juga menggunakan karung bekas beras, tepung, makanan ternak, dan sebagainya.
Komoditi Taman Apotek Hidup
Tidak ada keharusan Taman Apotek Hidup hanya membudidayakan tanaman obat. Di beberapa tempat, Taman Apotek Hidupnya menanam berbagai komoditi tanaman, selain tanaman obat, juga sayur-sayuran, buah-buahan, bahkan terdapat kolam ikan kecil dan kandang Merpati.
Fahrurrozie mengelompokkan komoditi yang dapat dibudidayakan pada Taman Apotek Hidup atas tanaman untuk; perawatan kesehatan dan kecantikan, untuk pengobatan, tanaman yang mempunyai kandungan kimia untuk obat, serta buah dan sayuran.[1]
Tanaman untuk perawatan kesehatan dan kecantikan, misalnya wortel, apel, kentang, mentimun, jambu biji, jagung muda, kencur, temugiring, masoyi, pinang, rumput teki, jeruk purut, beluntas, kemangi, pepaya, pandan wangi, mengkudu, kemiri, jeruk nipis, belimbing wuluh, teh, asam Jawa, mangkokan, kunyit, jahe, temu lawak, kayu manis, dan sebagainya.
Tanaman untuk pengobatan, antara lain; jintan/lada, bawang putih, bawang merah, sirsak, daun ungu, melon, meniran, kumis kucing, sambiloto, bunga rosela, juwet, daun pisang, daun sendok, kaji beling, mahkota dewa, sirih, pepaya, bandotan, kacang hijau, bengkoang, dadap serep, delima, beluntas, singkong, kemangi, jarak, tomat, ceremai, rumput mutiara dan sebagainya.
Tanaman yang mempunyai kandungan kimia untuk obat, misalnya alang-alang, bengle (Zingiber casumunar), bunga sepatu, cabe Jawa, camcao (Cyciea barbata), gandarusa (Justica gandarusa), Iler (Coleus atropurpureus L.), katuk, kelapa hijau, kompre (Symphytum officinale), Melati, patikan kebo (Euphorbia hirla L), salam, sembung (Blumea balsamifera), serai, simber menjangan, cocor bebek, tapak dara, tempuyung, waru, dan sebagainya.
Komiditi buah dan sayur, misalnya buncis, brokoli, mangga, rebung, semangka, tomat dan sebagainya.
Pranala Luar
|
---|
Fasilitas | |
---|
Anjungan Daerah | |
---|
Sarana Rekreasi | |
---|
Taman Flora | |
---|
Taman Fauna | |
---|
Museum | |
---|
Bangunan dan Sasono | |
---|
Tempat Ibadah | |
---|
Tempat Penginapan | |
---|
Tempat Makan | |
---|
Referensi
- ^ Fahruuozie (2012-12-27). Manfaat Apotek Hidup. Salatiga: Yayasan Bina Karya. hlm. III – IV.