Serigala Abu-Abu (bahasa Turki: Bozkurtlar),[12] yang secara resmi dikenal sebagai Ülkü Ocakları[13] (bahasa Turki: [ylkyod͡ʒaklaɾɯ]; "Klub Idealis"),[B] adalah sebuah organisasi nasionalis Turki. Organisasi tersebut dikenal sebagai ultra-nasionalis atau neo-fasis.[16][17][18][19] Secara resmi merupakan sebuah organisasi pemuda dengan hubungan dekat terhadap Partai Gerakan Nasionalis (PGN),[13] organisasi tersebut disebut sebagai "sayap pemuda militan",[4] "sayap militan tak resmi",[20] dan "sayap paramiliter dan teroris" PGN.[1] Didirikan oleh Kolonel Alparslan Türkeş pada 1960an, organisasi tersebut menjadi pasukan nasionalis utama saat kekerasaan politik pada 1976–80 di Turki. Pada masa tersebut, organisasi tersebut menjadi sebuah "pasukan mematikan"[21] yang melakukan "penembakan dan pembunuhan jalanan".[20] Menurut pihak berwajid, 200 anggotanya menyerang 694[21][22] pembunuh sayap kiri dan aktivis dan intelektual liberal.[15] Serangan terhadap para pelajar perguruan tinggi merupakan hal umum. Mereka membunuh ratusan Alevi saat pembantaian Maraş pada 1978[23][24] dan diduga berada dibalik pembantaian Lapangan Taksim pada 1977.[16][25] Dalang dibalik upaya pembunuhan terhadap Paus Yohanes Paulus II pada 1981 oleh anggota Serigala Abu-Abu Mehmet Ali Ağca tak teridentifikasi dan peran organisasi tersebut masih tak jelas.[C] Karena serangan-serangan tersebut, Serigala Abu-Abu dicap oleh para kalangan terpelajar dan jurnalis sebagai sebuah organisasi teroris.[5][26][29][30][31]
Sebagai sebuah organisasi Pan-Turki, pada awal 1990-an, Serigala Abu-Abu meluaskan wilayah operasi mereka ke dalam negara-negara bekas Soviet dengan penduduk Turkik dan Muslim. Jumlah anggotanya bertambah menjadi ribuan orang pada masa Perang Nagorno-Karabakh di Azerbaijan, dan Perang Chechen Pertama dan Kedua di Chechen. Setelah kegagalan upaya memperluas kekuasaan di Azerbaijan pada 1995, organisasi tersebut dicekal di negara tersebut.[32] Kazakhstan pada 2005 juga mencekal organisasi tersebut dan memasukkannya sebagai sebagai organisasi teroris.[33][34]
Dibawah kepemimpinan Devlet Bahçeli, yang memegang jabatan pemimpin PGN dan Serigala Abu-Abu setelah kematian Türkeş pada 1997, organisasi tersebut direformasikan.[35] Selain itu, anggota-anggotanya kebanyakan terlibat secara langsung pada sejumlah serangan dan insiden kekerasan melawan Kurdi. Organisasi tersebut juga aktif di wilayah Siprus yang dikuasai Turki. Organisasi tersebut memiliki cabang terafiliasi di beberapa negara Eropa Barat dengan jumlah penduduk Turki yang signifikan, seperti Belgia, Belanda, dan Jerman. Di Jerman, organisasi tersebut menjadi organisasi kanan jauh terbesar[36] dengan jumlah anggota sekitar 10,000 orang[10] dan dicap oleh pihak berwajib sebagai sebuah organisasi ekstrimis.[37] Menurut sosiolog Doğu Ergil, Serigala Abu-Abu didukung oleh 3.6 persen pemilih Turki pada 2014.[9]
Nama dan simbolisme
Nama tak resmi dari organisasi tersebut terinspirasi dari legenda kuno Asena, seekor serigala betina asal Ergenekon,[38] sebuah mitos yang dikaitkan dengan asal mula etnis Turkik yang berasal dari wilayah Asia Tengah.[39] Di Turki, serigala juga melambangkan kehormatan.[4] Serigala Abu-Abu memiliki sebuah "penekanan yang kuat pada kepemimpinan dan hirarkikal, organisasi yang seperti militer."[40]
Serigala Abu-Abu dan PGN dikenal karena isyarat tangan mereka yang mewakili kepala serigala. Isyarat tangan tersebut dibuat dengan mengacungkan jari telunjuk dan jari kelingking.[41] Namun, menurut komentator Mehmet Ali Birand, isyarat tersebut tidak secara eksklusif digunakan oleh para anggota Serigala Abu-Abu.[35]
Serigala Abu-Abu menggunakan, yang sarjana Ahmet İnsel menyebutnya sebagai, "slogan-slogan fasis yang diimpor dari Amerika", seperti "Cintai Ini atau Tinggalkan Ini!" (Ya Sev Ya Terk Et!) dan "Para Komunis ke Moscow" (Komünistler Moskova'ya).[42]
Referensi
Catatan
^3.6 persen yang meliputi sekitar 1,904,188 orang menurut jumlah pemilih terdaftar (52,894,115) pada pemilihan presiden 2014 dimasukkan dalam catatan.
^Nama lengkap: Ülkü Ocakları Eğitim ve Kültür Vakfı (Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Klub Idealis).[14] Anggota-anggotanya disebut sebagai Ülkücüler,[4] yang artinya "Para Idealis".[15]
^"Mohamed Ali Agca berasal dari Turki, pria tersebut menembak Paus Yohanes Paulus II di Roma tidak memiliki motif politik. Badan penyelidikan di Italia beruaya untuk mencari hubungannya dengan sebuah kelompok teroris yang berbasis di Turki, 'Serigala Abu-Abu,' namun, tidak ditemukan hubungannya dengan politik."[26]
"Organisasi tersebut juga didakwa terlibat dalam upaya pembunuhan Paus Yohanes Paulus II, karena Mehmet Ali Agca merupakan seorang anggota organisasi Seriala Abu-Abu yang mencampur sentimen nasionalis Turki dengan Islam fundamentalis."[27]
"Para anggota organisasi Serigala Abu-Abu merupakan para nasionalis ekstrim yang beradal dibalik upaya pembunuhan terhadap Paus Yohanes Paulus II..."[28]
^ abErgil, Doğu (22 April 2014). "Parties and political identities". Today's Zaman. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 October 2014. The Gray Wolves, who are the militant youth wing of the Turkish ethnic nationalists that are dissatisfied with the inertia of the Nationalist Movement Party (MHP) camp, constitute 3.6 percent of voters.
^Naylor, R.T. (1999). Economic Warfare: Sanctions, Embargo Busting, and Their Human Cost. Boston: Northeastern University Press. hlm. 76. ISBN978-1555534998. For the next decade [after the 1980 coup] most operations were conducted from Germany. There, sheltering among the large emigre Turkish community, the Grey Wolves raised money from extortion, alien smuggling and heroin trafficking while attacking left-wing and pro-Soviet targets.
^Jenkins, Gareth (2008). Political Islam in Turkey. New York: Palgrave Macmillan. hlm. 130. ISBN9780230612457. In 1966, Türkeş formed a network of youth organizations called Ülkü Ocakları, or “Idealists' Hearths”; although they and other pro-MHP activists were to become popularly known as Bozkurtlar, or "Grey Wolves," after what Türkeş claimed had been the national symbol of the Turkic peoples in Central Asia. In 1968, Türkeş established more than 100 commando camps scattered across Anatolia, which provided young nationalists with ideological and paramilitary training.
^ abSullivan, Colleen (2011). "Grey Wolves". Dalam Martin, Gus. The SAGE Encyclopedia of Terrorism (edisi ke-2nd). Sage Publications. hlm. 236–7.Hapus pranala luar di parameter |contribution= (bantuan)
^Canefe, Nergis; Bora, Tanıl (2004). "Intellectual Roots of Anti-European Sentiments in Turkish Politics: The Case of Radical Turkish Nationalism". Dalam Çarkoğlu, Ali; Rubin, Barry. Turkey and the European Union: Domestic Politics, Economic Integration and International Dynamics. Routledge. hlm. 125, 129. ISBN9781135761202.
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Cooley
^ abCombs, Cindy C.; Slann, Martin (2007). "Grey Wolves". Encyclopedia of terrorism. New York: Facts On File. hlm. 110. ISBN9781438110196. The Grey Wolves, the unofficial militant arm of the MHP, has been involved in street killings and gunbattles.Hapus pranala luar di parameter |contribution= (bantuan)
^ abSloan, Stephen; Anderson, Sean K. (2009). "Gray Wolves". Historical Dictionary of Terrorism. Lanham, Maryland: Scarecrow Press. hlm. 213–4. ISBN9780810863118.
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Ganser
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Marcus
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Cengiz
^CWI reporters in Istanbul (2 May 2010). "Hundreds of thousands on Taksim Square on Mayday". Committee for a Workers' International. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 October 2014. In 1977, at the peak of a revolutionary movement in Turkey, half a million gathered there. Immediately after the demonstration began, snipers – from the fascist Grey Wolves, or from the police (this is still not clear today) – began shooting at the masses.
^ abPrabha, Kshitij (April 2008). "Defining Terrorism". New Delhi, India: Institute for Defence Studies and Analyses. Mohamed Ali Agca of Turkey, the man who shot at Pope John Paul II in Rome had no political motive. The investigating agency in Italy tried to establish his link with the Turkey based terrorist group, 'Grey Wolf,' however, could not get any evidence of his political connection.
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Isingor
^Slomp, Hans (2011). Europe, a Political Profile: An American Companion to European Politics, Volume 1. Santa Barbara, California: ABC-CLIO. hlm. 744. ISBN978-0313391811. Grey Wolves Turkish terrorist group (Bozkurtlar in Turkish), the youth organization of an extreme right party...
^Farmer, Brian R. (2010). Radical Islam in the West: Ideology and Challenge. Jefferson, North Carolina: McFarland. hlm. 108. ISBN978-0786459537. ...a Turkish terrorist group known as the Gray Wolves...
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Kyamal
^"The list of prohibited on the territory of the RK foreign organizations". din.gov.kz. Committee for Religious Affairs of The Ministry of Culture and Sport of the Republic of Kazakhstan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-25. Diakses tanggal 2015-09-04. II. By the judgment of the Supreme Court from March 15, 2005: "Boz Gourde". «Boz Gourde» also known as the «Grey Wolves» is an far right nationalist Turkish militant organization. The basic ideological concept is turanizm (creating a single state of the Turkic peoples).
^Yermukanov, Marat (4 May 2005). "Kazakhstan and Turkey search for common ground". Eurasia Daily Monitor. Jamestown Foundation. Kazakhstan has officially banned the Kurdish People's Congress and the Turkish nationalist Boz Gurt (Grey Wolves) organization for being "terrorist organizations."
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Jacoby" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Wangmo&Yazilitas" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "lefigaro" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "zvw" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "derwesten" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "2013 report" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "hurriyet 1998" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Barbara Hoffmann, Michael Opperskalski, Erden Solmaz: Graue Wölfe. Koranschulen. Idealistenvereine. Türkische Faschisten in der Bundesrepublik [Grey Wolves. Koranic schools. Idealists clubs. Turkish fascists in Germany]. Köln 1981, ISBN 3-7609-0648-6.
Jean-Christophe Grangé: Das Imperium der Wölfe [The Empire of the Wolves]. Bergisch Gladbach 2005, ISBN 3-404-15411-8.