SK Innovation Co., Ltd. (Hangul: 에스케이이노베이션 주식회사) adalah sebuah subholding dari SK Group yang bergerak di bidang minyak bumi, energi alternatif, dan eksplorasi minyak bumi. Perusahaan ini berbisnis melalui delapan anak usaha besarnya, yakni SK Energy, SK Geo Centric,[2] SK On, SK Enmove, SK Incheon Petrochem, SK Trading International, SK IE Technology, dan SK Earthon.[1]
Sejarah
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 2007, saat SK Energy didirikan sebagai hasil pemisahan bisnis energi dari SK Corporation. SK Energy menangani bisnis energi dan bahan kimia, sementara SK Holdings berinvestasi di anak usahanya dan di bidang ilmu hayati.[3]
Pada tahun 2011, SK Energy mengubah namanya menjadi SK Innovation setelah memisahkan bisnis kilang minyak, pelumas, dan bahan kimianya menjadi tiga anak usaha, yakni SK Energy, SK Lubricants, dan SK Global Chemical.[4] Dua tahun kemudian, SK Innovation memisahkan kompleks kilang minyak milik SK Energy di Incheon dan divisi perdagangan minyak buminya menjadi dua anak usaha, yakni SK Incheon Petrochem dan SK Trading International.[5] Pada tahun 2019, perusahaan ini memisahkan divisi bahannya untuk membentuk anak usaha yang diberi nama SK IE Technology.[6]
Pada tanggal 1 Oktober 2021, SK Innovation memisahkan bisnis baterainya untuk membentuk anak usaha yang diberi nama SK On.[7] Pada semester pertama tahun 2022, berdasarkan riset SNE, SK On menempati peringkat kelima di dunia dengan pangsa pasar sebesar 7%.[8]
Kontroversi
Pada tahun 2019, produsen baterai kendaraan listrik asal Korea Selatan, LG Chem menuntut SK Innovation kepada International Trade Commission (ITC) atas tuduhan penyalahgunaan rahasia dagang dengan memperkerjakan mantan pegawai. LG Chem meminta agar SK Innovation dilarang mengekspor baterai ion litium dan teknologi infrastruktur buatannya ke Amerika Serikat.[9] ITC lalu memutuskan melarang SK Innovation untuk mengekspor sejumlah baterai ion litium buatannya selama 10 tahun.[10] Pada akhirnya, SK Innovation setuju untuk membayar $1,8 milyar ke LG Chem untuk membatalkan larangan ekspor.[11]