Realisme sosialis

Realisme sosialis
Atas ke bawah: Potret J.V. Stalin oleh Isaak Brodsky (1933); Mural di Korea Utara; Patung di Vientiane, Laos; Stasiun Kiyevskaya di Metro Moskwa
Tahun aktif1932–sekarang
NegaraNegara sosialis
DipengaruhiMarxisme, Realisme

Realisme sosialis adalah gaya seni realisme ideal yang dikembangkan di Uni Soviet dan menjadi gaya resmi di negara tersebut antara tahun 1932 dan 1988, serta di negara-negara sosialis lainnya setelah Perang Dunia II. Realisme sosialis dicirikan oleh penggambaran nilai-nilai komunis, seperti emansipasi proletariat.[1] Terlepas dari namanya, figur-figur dalam gaya tersebut sering kali sangat diidealkan, terutama dalam seni pahat, yang sering kali sangat bergantung pada konvensi seni pahat klasik. Meski berkaitan, realisme sosialis berbeda dengan realisme sosial, yakni jenis seni yang secara realistis menggambarkan subjek-subjek yang menjadi perhatian sosial,[2] atau bentuk "realisme" lain dalam seni visual. Realisme sosialis dibuat dengan makna yang sangat harfiah dan jelas, biasanya menunjukkan Uni Soviet yang diidealkan. Realisme sosialis biasanya tidak memiliki makna atau interpretasi artistik yang rumit.[3][4]

Realisme sosialis adalah bentuk seni yang disetujui di Uni Soviet sejak perkembangannya pada awal tahun 1920-an hingga akhirnya jatuh dari status resmi yang dimulai pada akhir tahun 1960-an hingga pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991.[5] Walaupun negara-negara lain telah menerapkan kanon seni yang ditentukan, realisme sosialis di Uni Soviet bertahan lebih lama dan lebih ketat dibandingkan di tempat lain di Eropa.[6]

Era Uni Soviet

Patung Lenin pertama yang dibangun oleh para pekerja di Noginsk

Sejalan dengan corak arsitektur Sosialis Klasik, realisme sosialis merupakan jenis kesenian resmi di Uni Soviet selama hampir 60 tahun. Komunisme dikenal menganut paham bahwa seluruh barang material dan alat produksi menjadi milik umum secara keseluruhan; ini pun termasuk alat produksi kesenian, yang juga dipandang sebagai alat propaganda ampuh.

Pada tahun-tahun awal Uni Soviet, seniman-seniman Rusia dan Soviet menganut berbagai macam aliran seni di bawah perlindungan lembaga kebudayaan Proletkult. Aliran seni politis revolusioner dan radikal non-tradisional dipandang sebagai salah satu di antaranya saja. Dalam kesenian secara umum, Konstruktivisme tumbuh subur. Dalam puisi, corak non-tradisional dan avant-garde kerapkali dipuja-puji.

Namun, kondisi ini ditolak oleh beberapa anggota partai Komunis, yang tidak memberi apresiasinya terhadap gaya modern semacam Impresionisme dan Kubisme sebab kedua gerakan kesenian tadi telah ada sebelum revolusi dan kemudian terasosiasikan sebagai "kesenian borjuis yang dekaden". Realisme sosialis, dalam pengertian lebih luas, merupakan reaksi penentangan terhadap adopsi gaya "dekaden" ini. Pemikirannya saat itu ialah bahwa bentuk seni yang tidak mewakili rakyat itu tidak dapat dimengerti oleh kaum proletar, sehingga tidak bisa digunapakai oleh negara untuk propaganda. Alexander Bogdanov berpendapat bahwa reformasi radikal di masyarakat menuju tegaknya prinsip-prinsip komunis, akan kecil artinya jikalau masih ada seni borjuis yang dimanfaatkan; beberapa pengikut komunis yang lebih radikal bahkan menyokong penghancuran perpustakaan-perpustakaan dan museum-museum. Lenin sendiri menolak filosofi ini.

Cikal-bakal

Kematian Komisaris Politik (Kuzma Petrov-Vodkin, 1928)

Tendensi awal menuju realisme sosialis bermula dari pertengahan abad ke-19. Ditandai dengan adanya sastra revolusioner di Inggris Raya (puisi gerakan Chartist), Jerman (Herwegh, Freiligrath, dan G. Weerth), dan Prancis (literatur berjudul "Internationale" dari Paris Commune dan Pottier). Realisme sosialis merebak sebagai metode kesusasteraan pada awal abad ke-20 di Rusia, khususnya dimulai dalam karya-karya Gorky. Gaya serupa juga hadir dalam karya-karya penulis seperti Kotsiubinsky, Rainis, Akopian, dan Edvoshvili. Dengan mengikuti jejak Gorky, para penulis di sejumlah negara mengombinasikan antara penggambaran realistis tentang kehidupan dengan ekspresi pandangan hidup sosialis. Penulis-penulis dimaksud termasuk Barbusse, Andersen Nexø, dan John Reed.

Aspek politik dalam realisme sosialis, dalam pengertian tertentu, merupakan kelanjutan dari kebijakan negara pra-Soviet. Penyensoran dan usaha-usaha pengendalian konten kesenian tidak dimulai oleh rezim Soviet, tetapi sudah berjalan jauh sebelumnya dalam kehidupan masyarakat Rusia. Pemerintahan rezim tsar juga melihat adanya potensi efek diskruptif dari kesenian dan mewajibkan seluruh buku untuk dibersihkan melalui proses sensor. Para penulis dan seniman pada abad 19 pada era Rusia Imperial menjadi cukup mahir dalam menyiasati penyensoran tersebut, dengan cara membuat pesan-pesan mereka tersampaikan tanpa harus menyatakannya secara tersurat dalam kata-kata. Meski, sensor rezim Soviet tetap saja sukar diakali.

Realisme sosialis dikenal menancapkan akarnya dalam neoklasisisme dan tradisi realisme dalam sastra Rusia dari abad ke-19 yang menceritakan kehidupan rakyat biasa pada umumnya. Contohnya kemudian hadir dalam filosofi estetikanya Maxim Gorky. Karya dari kalangan Peredvizhniki (Para Pengelana, sebuah gerakan realis Rusia pada akhir abad 19 / awal abad 20), seperti Jacques-Louis David dan Ilya Yefimovich Repin, juga memberikan pengaruhnya tersendiri.

Patung perjuangan revolusioner di Mausoleum Mao Zedong, Lapangan Tiananmen

Realisme Sosialis ialah produk dari sistem Soviet. Jika di dalam masyarakat pasar para seniman profesional meraih pencaharian dengan menjual karya atau ditugasi oleh si kaya yang memesan atau oleh Gereja, maka di masyarakat Soviet bukan hanya pasar yang ditekan habis, tetapi juga hanya sedikit sekali (jika ada) individu yang bisa mempatronasikan seni sesuai seleranya, karena yang berhak untuk itu sema hanya satu institusi—yakni Negara itu sendiri. Oleh sebab itu, para seniman menjadi pegawai negara. Dalam situasi itu, negaralah yang menentukan ukuran-ukuran yang menentukan apa yang seniman-seniman itu harus ciptakan. Yang diinginkan dari kalangan seniman adalah mereka mampu memiliki kualifikasi formal dan mencapai standar kompetensi tertentu.

Negara Soviet, setelah Kongres 1934, meletakkan empat aturan yang kemudian dikenal sebagai Realisme Sosialis.

Keempatnya ialah:

  1. Proletarian: kesenian yang relevan terhadap kelas pekerja dan dapat dimengerti oleh mereka
  2. Tipikal: gambaran adegan-adegan kehidupan rakyat sehari-hari
  3. Realistis: dalam arti masuk akal.
  4. Partisan: mendukung maksud dan tujuan Negara dan Partai

Di Indonesia

Di Indonesia dekat realisme sosialis pernah menjadi tokoh Lembaga Kebudayaan Rakyat.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Korin, Pavel, "Thoughts on Art", Socialist Realism in Literature and Art. Progress Publishers, Moscow, 1971, p. 95.
  2. ^ Todd, James G. "Social Realism". Art Terms. Museum of Modern Art, 2009.
  3. ^ Morson, Gary Saul (1979). "Socialist Realism and Literary Theory" (PDF). The Journal of Aesthetics and Art Criticism. 38 (2): 121–133. doi:10.1111/1540_6245.jaac38.2.0121. JSTOR 430715. 
  4. ^ Stefan Baghiu (January 2016). "TRANSLATING NOVELS IN ROMANIA: THE AGE OF SOCIALIST REALISM. FROM AN IDEOLOGICAL CENTER TO GEOGRAPHICAL MARGINS". 
  5. ^ Ellis, Andrew. Socialist Realisms: Soviet Painting 1920–1970. Skira Editore S.p.A., 2012, p. 20
  6. ^ Valkenier, Elizabeth. Russian Realist Art. Ardis, 1977, p. 3.

Bacaan lebih lanjut

dalam bahasa Indonesia
dalam bahasa lainnya
  • Bek, Mikuláš, Geoffrey Chew, and Petr Macek (eds.). Socialist Realism and Music. Musicological Colloquium at the Brno International Music Festival 36. Prague: KLP; Brno: Institute of Musicology, Masaryk University, 2004. ISBN 80-86791-18-1
  • Golomstock, Igor. Totalitarian Art in the Soviet Union, the Third Reich, Fascist Italy and the People's Republic of China, Harper Collins, 1990.
  • James, C. Vaughan. Soviet Socialist Realism: Origins and Theory. New York: St. Martin's Press, 1973.
  • Ivanov, Sergei. "Unknown Socialist Realism. The Leningrad School". Saint Petersburg, NP-Print, 2007 ISBN 978-5-901724-21-7
  • Prokhorov, Gleb. Art under Socialist Realism: Soviet Painting, 1930–1950. East Roseville, NSW, Australia: Craftsman House; G + B Arts International, 1995. ISBN 976-8097-83-3
  • Rideout, Walter B. The Radical Novel in the United States: 1900–1954. Some Interrelations of Literature and Society. New York: Hill and Wang, 1966.
  • Christian Saehrendt, Kunst als Botschafter einer künstlichen Nation (Art from an artificial nation – about modern art as a tool of the GDRs propaganda), Stuttgart 2009
  • Sinyavsky, Andrei [writing as Abram Tertz]. "The Trial Begins", and "On Socialist Realism", translated by Max Hayward and George Dennis, with an introduction by Czesław Miłosz. Berkeley: University of California Press, 1960–1982. ISBN 0-520-04677-3
  • Lin Jung-hua. Post-Soviet Aestheticians Rethinking Russianization and Chinization of Marxizm//Russian Language and Literature Studies. Serial № 33. Beijing, Capital Normal University, 2011, №3. Р.46-53.

Pranala luar