Portofolio Investasi

Portofolio investasi

Portofolio investasi merupakan sekumpulan instrumen berupa aset investasi yang dimiliki oleh individu, lembaga keuangan, perusahaan maupun manajer investasi secara optimis melihat pada masa yang akan datang dengan tujuan agar memperoleh pengembalian atau nilainya tumbuh dari waktu ke waktu ataupun tiap waktu. Isi dari portofolio ini diantaranya susunan saham, obligasi, reksa dana, uang tunai, atau komoditas milik investor. Aset investasi yang tersimpan dapat berupa lahan yasan, karya seni, perhiasan maupun bentuk penanaman modal lain yang bisa mendatangkan keuntungan di masa mendatang.[1]

Pendekatan yang dapat digunakan dalam pengelolaan portofolio investasi dibagi menjadi 2 yakni strategi pendekatan pasif dan strategi pendekatan aktif. Model investasi aktif merupakan suatu bentuk investasi yang berlandaskan pada asumsi bahwa suatu pasar modal membuat kesalahan dalam penetapan harga. Model investasi pasif adalah suatu bentuk investasi yang berlandaskan pada asumsi bahwa pasar modal tidak membuat kesalahan dalam penetapan harga ataupun tiap harga sekuritas di pasar yang telah ditetapkan secara tepat sesuai terhadap nilai intrinsiknya.[2]

Dalam membuat keputusan sebagai dasar dalam proses investasi diuraikan dalam lima prosedur yang dapat dilakukan oleh investor yakni kebijakan investasi, analisis sekuritas, membentuk portofolio, merevisi portofolio dan mengevaluasi kinerja portofolio.[3]

Konsep dasar

Portofolio yang Efisien dan Optimal

Bentuk dasar dari teori berkaitan dengan portofolio dimulai dengan mengasumsikan bahwa tingkat dari suatu pengembalian atas efek di masa yang datang dapat diperkirakan dan kemudian menetapkan risiko dengan variasi pengembalian yang terdistribusi.[4] Sehingga dalam memaksimalkan pengembalian dari investasi diharapkan berupa tingkat risiko tertentu yang dapat diterima merupakan upaya investor agar pembentukan portofolio menjadi lebih optimal dan efisien.[5] Dalam membentuk portofolio yang efisien, maka perlu dibangun suatu asumsi yang berhubungan dengan perilaku investor dalam membuat keputusan investasi, perilaku investor sering kali ini dapat disebut sebagai asumsi yang wajar. Asumsi yang wajar diartikan sebagai perilaku dari investor agar cenderung mempertahankan kondisi aman untuk menghindari risiko yang tinggi.[6] Investor penghindar risiko adalah investor yang jika dipertemukan pada dua investasi dengan pengembalian diharapkan yang sama dan risiko berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah.[7]

Fungsi Kegunaan dan Kurva Indiferen

Grafik kurfa indeferen - Titik A (X1, Y1), B (X2, Y2), C (X3, Y3) disepanjang kurva indiferen menunjukkan pilihan konsumen atas konsumsi barang X dan barang Y untuk memberi kepuasan setara

Preferensi (pilihan) dari entitas ekonomi yang terkait dengan pengembalian dan risiko yang ditemui didasarkan pada fungsi kegunaan yang dapat dinyatakan dalam bentuk grafik kurfa indeferen yang bersifat konsisten dalam menunjukkan tingkat kepuasan yang berbeda atau tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama dari kurva yang berbeda.

Aktiva Berisiko dan Aktiva Bebas Risiko

Aktiva berisiko adalah aktiva terhadap pengembalian yang akan diterima di masa depan bersifat tidak pasti. Sedangkan, Aktiva bebas risiko adalah aktiva terhadap pengembalian masa depan dapat diketahui karena bersifat pasti.[8][9]

Jenis

Jenis portofolio investasi dalam menanamkan modal pada saham dibagi menjadi beberapa jenis instrumen yakni portofolio pendapatan, portofolio nilai, dan portofolio pertmubuhan.[10]

Portofolio pendapatan

Portofolio pendapatan diartikan sebagai portofolio di mana risikonya kecil dan sering kali dipilih oleh pihak investor dalam mencari keuntungan rutin dari saham. Portofolio ini juga berfokus terhadap pengamanan pendapatan reguler berupa dividen (investasi saham yang merujuk kepada laba bersih dari sebuah perusahaan) yang dibagikan kepada perusahaan dibandingkan capital gain (jumlah keuntungan dari penjualan saham).[10]

Portofolio nilai

Portofolio nilai diartikan sebagai portofolio yang sering kali dibuat oleh pihak investor cara melakukan pembelian saham dengan harga yang relatif murah dibanding saham lain dari suatu industri serupa. Saham portofolio ini juga dapat ditahan sampai pihak investor menemukan nilai yang lebih bagus. Secara umum, portofolio nilai mempunyai risiko yang tinggi dikarenakan harga saham fluktuatif.[10]

Portofoilo pertumbuhan

Portofolio pertumbuhan diartikan sebagai portofolio yang berfokus pada pertumbuhan aset saham yang diinvestasikan dengan menggunakan prinsip risiko tinggi dan pengembalian tinggi. Portofolio ini sering kali diambil oleh pihak investor dengan profil risiko sedang. Portofolio pertumbuhan juga banyak digunakan di industri yang sedang berkembang dan masa depan yang lebih baik kedepannya.[10]

Komponen

Portofolio memiliki keterkaitan dengan estimasi investor tehadap ekspektasi risiko[11] dan pengembalian sehingga aktivitas yang dilakukan akan melibatkan komponen-komponen portofolio investasi. Komponen yakni portofolio investasi saham dibagi menjadi 4 kompenen utama dalam pembetukan suatu portofolio yakni saham, reksadana, obligasi dan waran.[12]

Saham

Saham merupakan tanda bukti kepemilikan pada suatu perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham.[13]

Reksa dana

Reksa dana merupakan tanda bukti pemilik atau sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menginvestasikan uangnya kepada pengelola reksa dana yang sering kali disebut selaku manajer investasi untuk kemudian digunakan sebagai modal dalam berinvestasi di suatu pasar uang atau pasar modal.[14]

Obligasi

Obligasi merupakan surat tanda bukti atau sertifikat yang berisi kontrak yang dibuat antara pemberi pinjaman (dalam hal ini pemodal) dengan yang diberi pinjaman.[15]

Waran

Waran merupakan suatu pilihan yang mana pemiliknya mempunyai pilihan sehingga dapat melakukan penukaran atau tidak warannya pada saat jatuh tempo.[16]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Redaksi OCBC NISP (2021), "Portofolio Investasi: Pengertian, Jenis dan Cara Membuat", www.ocbcnisp.com, diakses tanggal 29 November 2021 
  2. ^ Adnyana, I Made (2020). Manajemen Investasi Dan Portofolio (PDF). Jakarta Selatan: Lembaga Penerbitan Universitas Nasional (LPU-UNAS). hlm. 1–2. ISBN 978-623-7376-46-0. 
  3. ^ Adnyana, I Made (2020). Manajemen Investasi Dan Portofolio (PDF). Jakarta Selatan: Lembaga Penerbitan Universitas Nasional (LPU-UNAS). hlm. 8–9. ISBN 978-623-7376-46-0. 
  4. ^ Adnyana, I Made (2020). Manajemen Investasi Dan Portofolio (PDF). Jakarta Selatan: Lembaga Penerbitan Universitas Nasional (LPU-UNAS). hlm. 32. ISBN 978-623-7376-46-0. 
  5. ^ Cahya Setyawati, Ni Putu Eka; Sudiartha, Gede Merta (10 Maret 2019), "Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Markowitz", E-Jurnal Manajemen, Universitas Udayana, 8 (7): 4216, ISSN: 2302-8912 DOI: https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2019.v08.i07.p08 
  6. ^ Bareksa (09 April 2019), "Ini 3 Tipe Investor, yang Manakah Kamu?", www.bareksa.com, diakses tanggal 30 November 2021 
  7. ^ Adnyana, I Made (2020). Manajemen Investasi Dan Portofolio (PDF). Jakarta Selatan: Lembaga Penerbitan Universitas Nasional (LPU-UNAS). hlm. 38. ISBN 978-623-7376-46-0. 
  8. ^ Amalia, Kiki (27 Januari 22), "Aktiva Berisiko: Pengertian dan Jenisnya", www.idntimes.com, diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-29, diakses tanggal 29 November 2021 
  9. ^ Adnyana, I Made (2020). Manajemen Investasi Dan Portofolio (PDF). Jakarta Selatan: Lembaga Penerbitan Universitas Nasional (LPU-UNAS). hlm. 39. ISBN 978-623-7376-46-0. 
  10. ^ a b c d Redaksi OCBC NISP (2021), "Portofolio Investasi: Pengertian, Jenis dan Cara Membuat", www.ocbcnisp.com, diakses tanggal 29 November 2021 
  11. ^ Dewi, Made Pratiwi (28 Februari 2021), "Optimasi Portofolio Pada Saham PEFINDO 25 Dengan Menggunakan Model Markowitz", Optimasi Portofolio Pada Saham PEFINDO 25 Dengan Menggunakan Model Markowitz, Warmadewa Management and Business Journal (WMBJ), 3 (1): 33, ISSN: 2654-8151 
  12. ^ Adnyana, I Made (2020). Manajemen Investasi Dan Portofolio (PDF). Jakarta Selatan: Lembaga Penerbitan Universitas Nasional (LPU-UNAS). hlm. 32–37. ISBN 978-623-7376-46-0. 
  13. ^ Nugraha, Jevi (22 November 2020), "Mengenal Apa Itu Saham Beserta Jenis dan Manfaatnya, Perlu Diketahui", www.merdeka.com, diakses tanggal 29 November 2021 
  14. ^ "Pengertian Reksadana, Jenis, Keuntungan dan Risikonya", www.bareksa.com, 17 Juli 2018, diakses tanggal 29 November 2021 
  15. ^ Fitrianingsih (22 September 2021), "Jenis-jenis Obligasi, dari Contoh, Cara Kerja hingga Keuntungannya", www.qoala.app, diakses tanggal 29 November 2021 
  16. ^ "Right dan Waran: Produk Derivatif yang Populer di BEI", economy.okezone.com, 12 Mei 2008, diakses tanggal 29 November 2021