Investasi

Investasi, penanaman modal, atau pelaburan[1] adalah suatu kegiatan menanamkan modal, langsung maupun tidak langsung dengan harapan di kemudian hari pemilik modal akan memperoleh manfaat tertentu dari hasil penanaman modalnya.[2] Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia investasi berarti penanaman uang atau modal pada suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.[3] Secara umum, investasi dapat dipahami sebagai pengeluaran atau penggunaan waktu, uang, atau tenaga untuk mendapatkan keuntungan/manfaat di masa depan. Jadi, investasi melibatkan pembelian sesuatu yang diharapkan  akan  dijual kembali di masa depan dengan harga lebih dari nilai aslinya.

Tindakan investasi memiliki tujuan untuk menghasilkan pendapatan dan meningkatkan nilai dari waktu ke waktu. Investasi dapat mengacu pada mekanisme apa pun yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan di masa depan. Ini termasuk pembelian obligasi, saham, atau properti real estate.[4] Selain itu, membeli properti yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dapat dianggap sebagai investasi.

Pengertian

Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus . Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya . Peningkatan pendapatan akan mendorong  lebih banyak investasi, sedangkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi akan menurunkan tingkat bunga investasi karena biaya investasi akan lebih tinggi dibandingkan dengan meminjam uang. Sekalipun perusahaan lain memilih  menggunakan modalnya untuk investasi, tingkat bunga tetap menunjukkan sesuatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.

Secara bahasa, kata investasi berasal dari kata “investasi” yang berarti memanfaatkan atau memanfaatkan. Dalam pengertian investasi artinya memberikan sesuatu kepada orang lain untuk dikembangkan dan hasil dari sesuatu yang dikembangkan itu akan dibagikan sesuai dengan yang telah disepakati..[5]

Tujuan

Investasi memiliki tujuan yang bermacam-macam sesuai dengan jenis investasinya. Misalnya, investasi dana pensiun bertujuan untuk mendapatkan sejumlah dana pada masa tua atau masa pensiun.[6] Jika investasi dilakukan oleh perseorangan, tujuannya adalah untuk mengumpulkan uang untuk membeli rumah atau tanah di masa depan dan untuk mendanai pendidikan anak di masa depan.[7]

Investasi individu juga bertujuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik pada masa yang akan datang, mempertahankan pendapatan dari inflasi, serta meninggalkan warisan untuk keluarga.[8]

Penanaman modal yang dilakukan  pihak asing pada suatu negara berkembang dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di negara tersebut. Bagi negara berkembang, penanaman modal asing akan bermanfaat dalam meningkatkan kesempatan kerja, membangun sarana dan prasarana, mengembangkan teknologi dan mendorong pembangunan industri..[9]

Produk

Beberapa produk investasi disebut saham atau sekuritas. Pengertian surat berharga adalah hak kepemilikan yang dapat dialihkan dalam bentuk surat berharga, saham/obligasi, bukti hutang, bunga atau penyertaan dalam  perjanjian bersama (UCITS), hak untuk membeli akta, deretan jaminan pembelian. Saham masa depan atau instrumen yang dapat dibeli dan dijual. Selain itu, produk investasi dapat mencakup tabungan, deposito, emas, real estate dan barang koleksi.[10]

Jenis

Secara umum investasi individu dibedakan menjadi dua jenis yaitu investasi aset berwujud dan aset keuangan. Investasi aset berwujud merupakan jenis investasi berupa benda-benda berwujud seperti kendaraan, gedung, pabrik, rumah, dan apartemen.

Investasi aset keuangan adalah aset tempat memasukkan uang dengan harapan akan tumbuh atau menjadi jumlah uang yang lebih besar.[11] Investasi aset keuangan berwujud investasi keuangan seperti saham, reksa dana,obligasi dan dana pensiun.[12]

Sementara itu, jenis investasi berdasarkan kontrol atau pengawasan terhadap perusahaan dibedakan menjadi dua yaitu investasi langsung dan tidak langsung.

Investasi langsung

Investasi langsung adalah investasi jangka panjang pada bisnis baru atau bisnis yang sudah ada, diikuti dengan pengawasan dan pengelolaan aktif oleh  investor. Pada jenis investasi  ini, usaha yang dimiliki oleh investor terutama berupa aset fisik seperti bangunan, mesin, dan bentuk lain yang mempunyai daya tahan  jangka panjang atau dapat dikatakan tidak berwujud, bukan aset fisik seperti  kekayaan intelektual. . Ciri-ciri investasi langsung yang menonjol antara lain adalah investor mempunyai hak penuh untuk mengelola perusahaan, investor ikut aktif dalam pengelolaan perusahaan, melakukan investasi  pada perusahaan di bidang manufaktur(bahan mentah menjadi bahan jadi), dan bentuk investasinya adalah benda berwujud. . dan sesuai dengan peraturan daerah setempat.[13]

Investasi tidak langsung

Investasi tidak langsung atau investasi portofolio merupakan investasi jangka pendek yang dilakukan dengan membeli surat berharga. Pada investasi jenis ini, seorang investor tidak terlibat langsung dalam pengelolaan perusahaan serta tidak diharuskan untuk mendirikan suatu badan usaha.[13]

Investasi tidak langsung terjadi jika surat-surat berharga yang dimiliki diperjualbelikan kembali oleh perusahaan investasi yang berfungsi sebagai perantara. Investor akan menerima keuntungan berupa capital gain atas hasil perdagangan portofolio yang dilakukan oleh perusahaan perantara tersebut.[14]

Sementara itu, berdasarkan jangka waktunya, investasi digolongkan menjadi dua jenis yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang.

Investasi jangka pendek

Investasi jangka pendek adalah produk investasi yang melibatkan penyetoran sejumlah uang kepada manajemen dalam jangka waktu singkat, sehingga dana dan keuntungannya dapat dicairkan dalam jangka waktu yang relatif singkat. Jangka waktu investasi biasanya satu tahun. Investasi jangka pendek memiliki risiko yang lebih kecil dan oleh karena itu direkomendasikan untuk pemula. Contoh investasi jangka pendek adalah deposito, reksa dana, obligasi pemerintah, dan pinjaman fintech peer-to-peer..[15]

Investasi jangka panjang

Investasi jangka panjang merupakan jenis investasi yang membutuhkan waktu lama untuk memperoleh keuntungan atau pengembalian modal. Investasi ini menggunakan energi yang  digunakan dan dikembangkan secara terus menerus dan hanya dapat ditarik pada saat jatuh tempo. Contoh investasi jangka panjang adalah saham, obligasi, dan reksa dana..[16]

Bentuk

Investasi adalah menanamkan modal berupa aset atau uang pada suatu perusahaan atau perorangan dengan harapan modal yang ditanamkan tersebut dapat tumbuh dan berkembang. Investasi ada dua jenis yaitu investasi fisik dan investasi keuangan. Investasi fisik yaitu investasi yang bisa dilihat investasinya, seperti emas batangan, properti, dan barang berharga sedangkan investasi keuangan yaitu investasi berupa produk keuangan yang tidak dapat disentuh.[17]

  • Investasi properti - investasi properti berupa rumah, tanah, ruko, apartemen dan lain-lain. Tujuan dari investasi properti terdapat dua jenis yaitu tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang yaitu investor memilikinya untuk dikelola sendiri guna mendapat keuntungan berjalan. Sementara tujuan jangka pendeknya yaitu untuk dijual lagi di kemudian hari dengan harga yang lebih tinggi.[18]
  • Investasi pendidikan - dengan bertambahnya pengetahuan dan keahlian, diharapkan pencarian kerja dan pendapatan lebih besar.
  • Investasi saham - Saham adalah suatu bukti kepemilikan suatu perusahaan. Pembelian saham suatu perusahaan hanyalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).[19]
  • Investasi mata uang asing - diharapkan investor akan mendapatkan keuntungan dari menguatnya nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang lokal
  • Investasi emas - dengan naiknya harga emas, emas bisa dijadikan salah satu modal investasi terbaik, dikarenakan harga emas yang selalu naik dengan harga yang tinggi.[20]
  • Investasi kripto - sebagai salah satu trend investasi baru, Investasi kripto sangat digemari oleh anak muda, namun mata uang digital memiliki risiko yang sangat tinggi dikarenakan volatilitasnya yang tinggi [21][22] Cara investasi kripto mirip seperti investasi saham yang membutuhkan bursa atau broker untuk proses jual belinya.[23] Perbedaannya, jika bursa saham memiliki jadwal buka dan tutup, bursa kripto berlangsung selama 24 jam. Transaksi mata uang kripto juga berlangsung cepat berkat jaringan blockchain. Blockchain merupakan teknologi berupa rantai blok yang menyimpan data digital yang terhubung satu sama lain.[24] Dalam investasi kripto, blockchain akan mencatat semua transaksi jual beli kripto.
  • Investasi deposito - Investasi deposito memiliki kemiripan dengan tabungan, yang membedakannya adalah batas waktu dan bunga yang lebih tinggi.[25]
  • Investasi reksa dana - Investasi wadah menghimpun dana dari masyarakat pemodal. Reksa dana merupakan produk dari perusahaan yang masuk dalam kategori pasar modal yang diawasi oleh OJK sehingga dapat melakukan penghimpunan dana dari masyarakat.[26]

Pihak yang dapat melakukan investasi

Investasi dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Investasi oleh pemerintah adalah investasi yang dilakukan oleh pemerintah (baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah) dalam rangka penyediaan barang publik untuk melayani dan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat dan tidak bertujuan untuk mencari laba. Investasi swasta adalah investasi yang dilakukan oleh pihak swasta yang memprioritaskan dalam perolehan keuntungan dari modal yang telah dikeluarkan.[27]

Proses

Dalam melakukan investasi, terdapat beberapa proses yang harus dijalani yaitu:

  1. Menentukan tujuan dari suatu investasi serta menentukan jumlah dana yang akan diinvestasikan. Terdapat dua hal yang menjadi titik berat yaitu tingkat pengembalian dana yang diharapkan dan ketersediaan jumlah dana yang diinvestasikan.[28]
  2. Melakukan analisis sekuritas atau efek yang salah harga dengan menggunakan pendekatan fundamental dan teknikal.[28]
  3. Melakukan pembentukan portofolio atau sekumpulan investasi dengan mengidentifikasi masing-masing sekuritasnya untuk menentukan investasi mana yang akan ditambah dananya.[28]
  4. Melakukan revisi kinerja portofolio dengan cara menimbang komposisi portofolio yang sudah terbentuk yang tidak sesuai dengan tujuan investasi.[28]
  5. Melakukan evaluasi kinerja portofolio melalui perhitungan tingkat keuntungan yang diharapkan maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung.[28]

Risiko

Dalam melakukan investasi, terdapat beberapa risiko berdasar jenis investasi yang dipilih. Berikut adalah risiko-risiko dalam berinvestasi.

Risiko bisnis

Pada investasi saham, seseorang membeli sebagian kepemilikan di sebuah perusahaan. Sedangkan pada investasi obligasi, seseorang meminjamkan uang ke perusahaan. Pengembalian dari kedua investasi jenis ini mengharuskan perusahaan tetap dalam bisnis. Jika perusahaan tersebut bangkrut dan asetnya dilikuidasi, pemegang saham biasa menjadi individu yang menerima bagi hasil yang terakhir. Jika terdapat aset, pemegang obligasi perusahaan akan dibayar terlebih dahulu, kemudian pemegang saham preferen.[29]

Risiko volatilitas

Harga saham di sebuah perusahaan berfluktuasi naik atau turun. Fluktuasi pasar akan berpengaruh bagi beberapa investor. Harga saham dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor di dalam perusahaan, seperti produk yang salah, atau oleh peristiwa yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, seperti peristiwa politik atau pasar.[29]

Risiko inflasi

Inflasi merupakan pergerakan atau kenaikan harga secara umum ke atas. Inflasi mengurangi daya beli, yang merupakan risiko bagi investor yang menerima tingkat bunga tetap dan mempengaruhi pengembalian dana investasi. Aset dengan arus kas jangka panjang yang tetap akan mendapat dampak buruk ketika inflasi meningkat, karena daya beli arus kas masa depan tersebut turun seiring waktu.[30]

Risiko likuidasi

Risiko likuiditas merupakan risiko yang menyebabkan seorang investor tidak dapat menjual investasi dengan harga tertentu saat menginginkannya. Risiko ini membuat seorang investor kesulitan untuk menemukan pasar sekuritas.[31]

Investasi Vs Spekulasi

Investasi kerapkali disandingkan dengan spekulasi, untuk dapat disebut sebagai Investasi menurut pakar ekonom dunia, Benyamin Graham, seluruh kegiatan yang telah dianalisas secara menyeluruh dan menjanjikan pengembalian modal serta pengembalian yang memadai.[32] Selain itu, Perbedaan utama antara melakukan investasi dan berspekulasi adalah tingkat risiko dan jaminan dalam menerima kembali modal. Investor akan yakin mereka tidak akan kehilangan modal. Sementara, para spekulan tahu betul bahwa ada kemungkinan yang cukup besar mereka mengalami kegagalan dalam penanaman modalnya.[33]

Lihat pula

Pranala luar

Referensi

  1. ^ "Arti kata pelaburan - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-25. Diakses tanggal 26-12-2021. 
  2. ^ Cana Paranita, Moch. Dzulkirom, AR, Raden Rustam Hidayat (2015). "Analisis Investasi Dalam Reksadana Saham (Equity Funds) Dengan Metode Sharpe dan Treynor". Jurnal Administrasi Bisnis. 27 (1): 2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-12. Diakses tanggal 2020-10-07. 
  3. ^ "Arti kata investasi - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online". kbbi.web.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-18. Diakses tanggal 2020-10-03. 
  4. ^ Anindya Utami, Fajria (04 Maret 2021). "Apa Itu Investasi?". wartaekonomi.co.id. Warta Ekonomi. Diakses tanggal 23 Oktober 2023. 
  5. ^ CA, Dr Yoyo Sudaryo, S. E. , Ak , M. M.; M.M, Aditya Yudanegara, S. I. Kom; INABA, STIE (2021-01-20). Investasi Bank dan Lembaga Keuangan. Penerbit Andi. hlm. 1. ISBN 978-979-29-6285-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-16. Diakses tanggal 2021-11-11. 
  6. ^ dkk, Rico Nur Ilham (2020-09-02). Manajemen investasi (fake investment versus legal investment). Sukabumi: CV Jejak (Jejak Publisher). hlm. 29. ISBN 978-623-247-179-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-16. Diakses tanggal 2021-11-09. 
  7. ^ Nuzula, Nila Firdausi; Nurlaily, Ferina (2020-06-30). Dasar-Dasar Manajemen Investasi. Malang: Universitas Brawijaya Press. hlm. 15–16. ISBN 9786024329938. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-16. Diakses tanggal 2021-11-09. 
  8. ^ M.M, Edi Murdiyanto, S. H.; S.E.,M.M.Ak, Miladiah Kusumaningarti (2020). ANALISIS INVESTASI DAN MANAJEMEN PORTOFOLIO PASAR MODAL INDONESIA. Jakarta: Jakad Media Publishing. hlm. 6. ISBN 978-623-6551-92-9. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-16. Diakses tanggal 2021-11-09. 
  9. ^ Kessi, Andi Makkulawu Panyiwi (2020-10-13). MANAJEMEN INVESTASI ERA 4.0. Jakad Media Publishing. hlm. 15. ISBN 978-623-6551-68-4. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-16. Diakses tanggal 2021-11-10. 
  10. ^ CA, Dr Yoyo Sudaryo, S. E. , Ak , M. M.; M.M, Aditya Yudanegara, S. I. Kom; INABA, STIE (2021-01-20). Investasi Bank dan Lembaga Keuangan. Penerbit Andi. hlm. 5–7. ISBN 978-979-29-6285-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-16. Diakses tanggal 2021-11-10. 
  11. ^ Anindya Utami, Fajria (05 Maret 2021). "Apa Itu Investasi Keuangan?". wartaekonomi.co.id. Warta Ekonomi. Diakses tanggal 23 Oktober 2023. 
  12. ^ Fatihudin, Didin (2019-03-19). Membedah Investasi Manuai Geliat Ekonomi. Deepublish. hlm. 20. ISBN 978-623-209-452-9. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-16. Diakses tanggal 2021-11-11. 
  13. ^ a b LL.M, Dr Mas Rahmah, S. H. , M. H. (2020-02-01). Hukum investasi. Prenada Media. hlm. 5–7. ISBN 978-623-218-373-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-16. Diakses tanggal 2021-11-09. 
  14. ^ CA, Dr Yoyo Sudaryo, S. E. , Ak , M. M.; M.M, Aditya Yudanegara, S. I. Kom; INABA, STIE (2021-01-20). Investasi Bank dan Lembaga Keuangan. Penerbit Andi. hlm. 4. ISBN 978-979-29-6285-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-16. Diakses tanggal 2021-11-10. 
  15. ^ "5 Jenis Investasi Jangka Pendek untuk Pemula, Cepat Untung!". www.ocbcnisp.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-27. Diakses tanggal 2021-11-11. 
  16. ^ "Investasi Jangka Panjang yang Baik Seperti Apa". www.cimbniaga.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-11. Diakses tanggal 2021-11-11. 
  17. ^ Partners, Steven Ransingin - Aidil Akbar Madjid &. "Buruan Coba! 5 Investasi Ini Bisa Jadi Pilihan". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-20. Diakses tanggal 2020-10-01. 
  18. ^ Santoso, Budi (2013-06-24). Profit Berlipat dengan Investasi tanah dan Rumah - Edisi Revisi. Elex Media Komputindo. hlm. 3. ISBN 978-602-02-1367-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-16. Diakses tanggal 2021-11-15. 
  19. ^ Ransingin, Steven; Consulting, Senior Advisor AZ (2020-05-25). "Mengenal 5 Jenis Investasi Keuangan". Warta Ekonomi. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-13. Diakses tanggal 2020-10-03. 
  20. ^ Anjani, Hanum Putri; Anjani, Hanum Putri. "7 Rekomendasi Pilihan Investasi yang Bikin Kaya Raya!". IDN Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-11. Diakses tanggal 2020-10-01. 
  21. ^ Uly, Yohana Artha (16-02-2021). Jatmiko, Bambang P., ed. "Tertarik Investasi di Bitcoin dan Mata Uang Kripto Lainnya? Simak Dulu Tips Ini". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-07-15. Diakses tanggal 05-04-2021. 
  22. ^ Sahril, Egi. "Apakah pintu aplikasi jual beli crypto terpercaya di indonesia?". Gtech Insight. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-23. Diakses tanggal 23 September 2022. 
  23. ^ "Apa Itu Trading Crypto? Kenali Arti, Keuntungan & Cara Main | MoneyDuck Indonesia". MoneyDuck. 2022-01-14. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-24. Diakses tanggal 2023-02-24. 
  24. ^ "Cara Kerja Blockchain dan Fungsinya dalam Investasi Kripto | MoneyDuck Indonesia". MoneyDuck. 2022-04-12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-24. Diakses tanggal 2023-02-24. 
  25. ^ "Jenis-Jenis Investasi yang Populer di Indonesia | HSBC Indonesia". www.hsbc.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-11. Diakses tanggal 2021-11-11. 
  26. ^ Rudiyanto (2016-04-23). Seri Panduan Investasi: Reksa Dana untuk Pemula. Elex Media Komputindo. hlm. 11. ISBN 978-602-02-8457-6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-16. Diakses tanggal 2021-11-11. 
  27. ^ Lutvi Fauziana, Anita Mulyaningsih, Eli Anggraeni, Sadi Chaola Y. M, Umi Rofida (2014). "Keterkaitan Investasi Modal Terhadap GDP Indonesia". Economics Development Analysis Journal. 3 (2): 375. 
  28. ^ a b c d e CA, Dr Yoyo Sudaryo, S. E. , Ak , M. M.; M.M, Aditya Yudanegara, S. I. Kom; INABA, STIE (2021-01-20). Investasi Bank dan Lembaga Keuangan. Penerbit Andi. hlm. 5–7. ISBN 978-979-29-6285-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-16. Diakses tanggal 2021-11-11. 
  29. ^ a b "What is Risk? | Investor.gov". www.investor.gov. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-11. Diakses tanggal 2021-11-11. 
  30. ^ "Effects of inflation on investments". www.usbank.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-16. Diakses tanggal 2021-11-11. 
  31. ^ "9 Types of Investment Risk – A Guide for New Brunswick Investors | New Brunswick Financial and Consumer Services Commission (FCNB)". www.fcnb.ca (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-11. Diakses tanggal 2021-11-11. 
  32. ^ Graham, Benjamin (Jason Zweig (2003-07-08) [1949].). The Intelligent Investor. Warren E. Buffett (collaborator) (2003 ed.): HarperCollins. hlm. 18. ISBN 0-06-055566-1. 
  33. ^ Pradana, Melvern (20-01-2021). "Perbedaan Investasi dan Spekulasi". InvestBro.ID. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-20. Diakses tanggal 05-04-2021. 
  34. ^ https://scholar.unair.ac.id/en/publications/the-effects-of-risk-tolerance-and-financial-literacy-to-investmen