Pelabuhan Panjang

Pelabuhan Internasional Panjang
Pelabuhan Panjang pada tahun 2016
Lokasi
NegaraIndonesia Indonesia
LokasiBandar Lampung, Lampung
Koordinat5°28′07.9″S 105°19′11.0″E / 5.468861°S 105.319722°E / -5.468861; 105.319722
Detail
OperatorPT Pelabuhan Indonesia
PemilikDirektorat Jenderal Perhubungan Laut
Jenis1A (BUMN)
Luas lahan105 Hektare
Statistik
Situs web
www.panjangport.co.id

Pelabuhan Internasional Panjang adalah sebuah pelabuhan yang terletak di Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Pelabuhan ini adalah salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia. Pelabuhan ini memiliki dermaga penumpang, dermaga peti kemas, lapangan penumpukan peti kemas, serta terminal curah basah dan kering.

Sejarah

Pada mulanya, pelabuhan ini hanyalah pelabuhan kecil di Teluk Betung yang disinggahi oleh kapal motor dan perahu layar yang akan mengangkut hasil perikanan dan pertanian ke luar daerah Lampung ataupun sebaliknya.

Pada abad ke-17, Pemerintah Hindia Belanda mulai membangun pelabuhan ini dengan nama “Oesthaven”. Pembangunan tahap pertama meliputi pembangunan dermaga sepanjang 200 meter dengan menggunakan konstruksi caisson dengan kedalaman -7 LWS, beserta satu unit gudang dengan luas sekitar 1.000 meter persegi.

Pelabuhan ini telah tumbuh dan berkembang menjadi pelabuhan besar yang melayani pelayaran antar pulau dan antar negara. Pembangunan untuk menambah fasilitas dan peralatan penunjang pun terus dilakukan di pelabuhan ini secara bertahap, sejalan dengan tuntutan permintaan pengguna jasa serta perkembangan perdagangan internasional.[1]

Pelayaran

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meresmikan trayek tol laut dari pelabuhan ini ke Pelabuhan Tanjung Perak pulang pergi. Trayek tersebut dilayani dengan menggunakan KMP Mutiara Persada III yang dapat mengangkut kendaraan dan orang, dengan kecepatan maksimal 16 knot. Kapal tersebut memiliki panjang 151 meter, dan dapat menampung 200 unit truk ukuran sedang. Pelayaran ditempuh selama sekitar 29 jam.[2]

Menurut Jonan, dengan trayek tol laut tersebut, waktu tempuh Bandar Lampung-Surabaya dapat dihemat hingga 74% dari waktu normal. Biaya operasional truk pengangkut barang juga dapat ditekan hingga 55% lebih murah dibandingkan menggunakan jalur darat.[2]

Referensi

Pranala luar