Pardede (Surat Batak: ᯇᯒ᯲ᯑᯩᯑᯩ) adalah salah satu margaBatak Toba. Leluhur marga Pardede adalah Raja Bona Ni Onan yang berasal dari daerah Balige, Toba.
Etimologi
Nama "Pardede" dalam bahasa Batak Toba secara harfiah merujuk kepada kata par dan dede yang memiliki arti sebagai air yang menetes. Hal tersebut mengacu kepada:
Kata par dalam Bahasa Batak Toba merupakan prefiks yang dipakai sebagai penekanan,
Kata dede dalam Bahasa Batak Toba memiliki arti (air) menetes.
Berdasarkan kisah yang diceritakan turun-temurun dari keturunan marga Pardede tentang asal-usul nama Pardede diambil ketika Raja Bona ni Onan masih hidup, di mana setiap acara (horja) yang diadakan oleh Raja Bona ni Onan selalu diguyuri hujan. Oleh sebab itu orang pada masa itu mengatakan sai dededede do langit molo marulaon Raja Bona ni Onan on (langit selalu meneteskan air hujan jika Raja Bona ni Onan mengadakan acara), sehingga sejak saat itu keturunan Raja Bona ni Onan menggunakan marga Pardede.
Pengangkatan Pardede menjadi bagian Sonak Malela
Raja Bona ni Onan (Pardede) adalah salah satu cucu dari Raja Napitupulu sehingga semua marga Pardede secara langsung juga merupakan marga Napitupulu. Berdasarkan kisah yang diceritakan turun-temurun dari keturunan marga Sonak Malela, pada masa sebelum dekade 1950-an hanya sebagian dari keturunan Raja Bona ni Onan yang menggunakan marga Pardede, sedang sebagian lagi tetap menggunakan marga Napitupulu, atau bahkan menggunakan kedua marga seperti: Napitupulu Pardede.
Namun pada dekade 1970-an, marga Pardede kemudian direstui oleh semua keturunan Sonak Malela dan resmi diangkat (dihorjahon) menjadi marga keempat dalam kelompok Sonak Malela. Hal tersebut juga membuat semua kerutunan Raja Bona ni Onan kemudian menggunakan marga Pardede.
Menurut silsilah garis keturunan Suku Batak (tarombo), Raja Pardede adalah generasi kesembilan dari Si Raja Batak dan salah satu cucu dari Raja Napitupulu.
Dalam perkembangannya, Keturunan Raja Bona ni Onan (Pardede) mengklasifikasikan diri ke dalam dua kelompok:
Tandang Buhit
Raja Paindoan
Tandang Buhit
Tandang Buhit menikah dengan br. Manurung dan memperoleh dua orang putra dan satu orang putri, yaitu:
Sariburaja
Salengkatraja
Siboru Sotuhuton (menikah dengan Raja Mual Pagarbatu Balige)
Sariburaja
Sariburaja menikah dengan br. Simatupang dan memperoleh tiga orang putra, yaitu:
Tonggo Raja
Raja Marmeam
Raja Paronan II
Raja Marmeam menikah dengan Br. Manurung dan memperoleh 3 Putra:
Bursok Nabegu
Bursok Datu
Bursok Paruma
Salengkatraja
Salengkatraja menikah dengan Br. Sirait dan memperoleh tiga orang putra, yaitu:
Pintu Onan
Pandalahat
Panguhalan
Raja Paindoan
Raja Paindoan menikah dengan br. Sirait dan memperoleh dua orang putra, yaitu:
Raja Baliot
Raja Togalaut
Raja Baliot
Raja Baliot menikah dengan Br. Pasaribu dan memperoleh tiga orang putra, yaitu:
Raja Paruma
Raja Situgan
Raja Sionang
Raja Togalaut
Raja Togalaut menikah dengan Br. Samosir dan memperoleh tiga orang putra, yaitu:
Keturunan Raja Bona ni Onan (Pardede) memiliki hubungan erat dengan marga-marga keturunan Sonak Malela lainnya; keempat marga tersebut (Simangunsong, Marpaung, Napitupulu, dan Pardede) memegang teguh ikatan persaudaraan untuk tidak menikah antar satu dengan yang lain. Dikarenakan keruturan Bona ni Onan (Pardede) telah direstukan dan diangkat menjadi anak keempat dari Sonak Malela, maka seluruh marga Pardede dianggap lebih muda oleh marga Simangunsong, Marpaung, dan Napitupulu. Oleh sebab itu setiap keturunan dari marga Pardede harus memanggil abang/kakak ketika bertemu dengan marga Simangunsong, Marpaung dan Napitupulu tanpa memperhatikan usia.
Raja Bona ni Onan (Pardede) menikah dengan br. Sirait, oleh sebab itu Hulahula (mataniari binsar) dari seluruh marga Pardede adalah marga Sirait.
Tokoh
Beberapa tokoh yang bermarga Pardede, di antaranya adalah: