Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari. Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka.
Menurut sejumlah cerita tradisi yang diperdebatkan, Nikolaus dianggap pendiri aliran sesat yang dikutip dalam Kitab Wahyu,[2] sebagai berikut:
Wahyu 2:6: (Kata Yesus kepada jemaat di Efesus:) "Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci."
Wahyu 2:15: (Kata Yesus kepada jemaat di Pergamus:) "Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus."
Menurut seorang bapa gereja mula-mula, Irenaeus dalam tulisannya On the Detection and Overthrow of the So-Called Gnosis (Adversus Haereses), pengikut-pengikut Nikolaus disebut "Nicolaitanes" (alirannya disebut "Nicolaism"), suatu sekte heretik (sesat) yang dihindari sejak penulisan Kitab Wahyu dan mengambil nama diaken Nikolaus sebagai pendirinya..[3]
Epifanius dari Salamis mencatat sejumlah detail kehidupan diaken Nikolaus, bahwa dia lambat laun jatuh ke dalam kenajisan yang berat dan menjadi pemula sekte "Nicolaitan" dan sekte-sekte Gnostik libertine lainnya:
"[Nikolaus] mempunyai istri yang cantik, dan menahan diri dari berhubungan badan karena meniru mereka yang dianggapnya setia kepada Allah. Dia melakukan ini selama beberapa waktu, tetapi akhirnya tidak dapat menahan nafsunya... Karena malu atas kekalahannya, dan curiga bahwa orang tahu akan hal ini, maka dia mengajarkan: "Kalau tidak berhubungan badan sekali sehari, orang tidak mendapatkan hidup kekal." (Epiphanius, Panarion, 25, 1)[4]
Dalam tulisannya Refutation of all Heresies (Philosophumena), Hippolitus dari Roma menulis bahwa Nikolaus memberi inspirasi pada sekte ini melalui ketidakpeduliaannya akan hidup dan kenikmatan daging, yang oleh pengikutnya dianggap sebagai izin untuk menyerah pada hawa nafsu.[5]
Ensiklopedia Katolik mencatat cerita bahwa para rasul menegur Nikolaus karena menganiaya istrinya yang cantik akibat cemburunya, dia meninggalkan istrinya dan memberi izin orang lain untuk menikahinya, mengatakan bahwa daging harus disalahgunakan.[2]
Dalam tulisan Stromata, Klemens dari Aleksandria mengatakan bahwa sekte ini menyalahartikan kata-kata Nikolaus, yang pada mulanya dimaksudkan untuk mengontrol keinginan daging, menjadi mengizinkan pelampiasan nafsu daging.[6]
Catholic Encyclopedia mencatat bahwa latar belakang sejarah kisah-kisah ini masih diperdebatkan kebenarannya, meskipun mungkin saja para pengikut Nikolaus menganggap Nikolaus sebagai pemula gerakan mereka.[2]
Nikolaus adalah satu-satunya dari 7 diaken mula-mula yang tidak dianggap sebagai santo dalam denominasi Kristen yang memperingati orang-orang kudus.
Referensi
^As Joseph Fitzmyer, The Acts of the Apostles (New York: Anchor, 1998), pp. 243 and 350, explains the intent of the word "proselyte".
^ abc"Seven Deacons". Catholic Encyclopedia. 1913. Retrieved September 11, 2006.