Somali adalah salah satu ras kucing yang terbentuk secara tidak sengaja. Somali merupakan versi bulu panjang dari ras Abyssinian.[1][2]
Sejarah
Awalnya, ras Somali datang secara tiba-tiba. Pada sekitar tahun 1920 hingga 1930-an, ras ini pertama kali mengikuti program pembiakan. Kemudian, ras ini adalah ras yang dianggap gagal, dan tidak ada peternak kucing satupun yang mau mengakui sebagai ras Abyssinian. Akibatnya, keberadaan ras kucing ini disembunyikan.[1][2]
Selanjutnya pada tahun 1960-an, ada peternak kucing asal Amerika Serikat melakukan program pembiakkan pada ras Somali, dan juga memisahkan ras ini dari ras Abyssinian, dengan nama ras "Somali". Kata "Somali" pada namanya diambil kata "Somalia", yang merupakan nama asal negaranya.[1][2]
Pada tahun 1978, Somali pertama kali mendapatkan pengakuan dari organisasi pendaftaran kucing sebagai satu ras tersendiri, dan juga dianggap sebagai satu ras dengan sifat-sifat genetik yang stabil dan memiliki kelas tersendiri dalan kontes kucing yang diadakan oleh Cat Fanciers' Association (CFA). Pada tahun 1991, pendaftaran kucing dari Inggris bernama Great Britain Cat Association juga mengakui dan mengizinkan ras Somali untuk mengikuti kontes kucing.[1][2]
Karakteristik
Somali adalah kucing berbadan sedang dan berotot dengan telinga lebar dan bulu ekor lebat yang mengembang seperti ekor rubah. Somali memiliki bulu sedang dengan pola warna ticked tabby, yang lebih sering disebut agouti tabby. Selain itu, pada saat Somali berdiri dengan anggun, hal tersebut telah mengambarkan seolah-olah ia sedang berdiri dengan cara berjinjit.[1][2]
Empat warna utama pada ras Somali yang diakui di Amerika Serikat adalah, ruddy (warna pola agouti tabby, dengan warna loreng hitam), red, blue (loreng abu-abu), dan fawn (coklat kehijauan). Di Eropa, warna red lebih sering disebut sebagai "sorrel". Klub-klub kucing Eropa juga mulai mengembangkan berbagai warna silver dan merah