Karl Gustav Sauberzweig (paling kanan, dengan penutup mata kanan) sedang berjalan melakukan inspeksi bersama Mufti Besar Yerusalem, Haji Amin al-Husseini.
Karl Gustav Sauberzweig lahir di Prusia Barat pada 1 September 1899. Sauberzweig bertugas sebagai seorang letnan dalam pasukan Kekaisaran Jerman yang saat itu masih dipimpin oleh Kaisar Wilhelm II dalam Perang Dunia I. Selanjutnya, dibawah rezim Reich Ketiga atau Jerman Nazi, Sauberzweig bertugas dalam Korps Wehrmacht XI saat invasi ke Prancis pada awal Perang Dunia II, Sauberzweig juga pernah bertugas di Dunkirk dalam melawan Britania Raya hingga akhirnya kemudian dipindahtugaskan ke Front Timur untuk memimpin Divisi Waffen-SS 'Handschar' sekaligus untuk menghadapi milisi Partisan yang didukung oleh Uni Soviet, dimana kemudian Sauberzweig kehilangan satu matanya karena terkena tembakan milisi Partisan.[1]
Pada awal Agustus 1943, Sauberzweig dipidahkan lagi, kali ini unitnya yang dipindah, dari Wehrmacht ke Waffen-SS dan kemudian Sauberzweig ditunjuk untuk memimpin Divisi SS 'Handchar', unit Waffen-SS yang berisi orang dari Etnis Bosnia. Sauberzweig juga membawahi unit SS Gerbiskorps yang berisi orang-orang Kroasia. Sauberzweig lebih sering menjadi pengawal Mufti Besar Jerusalem, Haji Amin al-Husseini, sebagai pemimpin spriritual sekaligus founding father-nya pasukan Muslim Nazi di Balkan. Namun, kemudian Sauberzweig dicopot dari jabatannya oleh Reichsführer-SS, Heinrich Himmler, karena dianggap mengganggu stabilitas hubungan antara Jerman dengan pasukan Muslim Bosnia, karena Sauberzweig telah meragukan kesetiaan prajurit Muslim Nazi SS kepada Jerman Nazi dan kepeimpinan Adolf Hitler. Setelah tidak menjabat apapun di Waffen-SS, Sauberzweig kembali ke unit lamanya di Wehrmacht dan diberi jabatan untuk memimpin korps darurat pasukan cadangan.[1]
Pada akhir Perang Dunia II, Sauberzweig memilih untuk menyerah kepada pasukan Blok Sekutu, yaitu kepada pihak Britania Raya yang kemudian Saiberzweig ditahan di Neuengamme, sebuah kamp bekas kamp konsentrasiJerman Nazi yang diambil alih oleh Sekutu. Namun, karena sepak terjangnya di Front Timur dan membantu Etnis Bosnia dan Kroasia selama Perang Dunia II, pihak Partisan pimpinan Josip Broz Tito yang telah berkuasa di Yugoslavia meminta kepada Britania Raya agar Sauberzweig diekstradisi ke Yugoslavia untuk dihukum di sana. Mendengar kabar akan diekstradisi ke Yugoslavia, membuat Sauberzweig gentar karena membayangkan akan kekejaman kelompok Partisan dan kelompok komunis lainnya dalam memperlakukan anggota Nazi, dengan demikian Sauberzwieg memilih untuk bunuh diri dengan meminum pil sianida, diduga pil tersebut sengaja diberikan oleh salah satu perwira Angkatan Bersenjata Britania Raya yang menahannya karena merasa simpati akan apa yang dihadapinya bila diekstradisi ke Yugoslavia.[1]
Referensi
^ abcNino Oktorino, Singa Bosnia: Sejarah Divisi SS Handschar, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013) hal. 138