Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel ini hanya boleh digunakan untuk penjelasan ilmiah; bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis. Wikipedia tidak memberikan konsultasi medis. Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat, berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional.
Kardiomiopati dilatasi
Irisan jantung tikus menunjukkan gambaran kardiomiopati dilatasi
Penyebab kardiomiopati dilatasi ini antara lain genetik, kokain, alkohol, toksin tertentu, komplikasi dari kehamilan, dan infeksi tertentu.[2]Tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner mungkin saja berperan dalam situasi ini, tetapi itu bukanlah alasan utama.[6] Dalam kebanyakan kasus, penyebabnya masih belum jelas (idiopatik).[3] Diagnosis dapat didukung oleh rontgen toraks, elektrokardiogram, atau ekokardiogram.
Epidemiologi
Penyakit ini dapat terjadi pada keseluruhan populasi, tetapi penyakit ini lebih sering terjadi pada ras Afrika-Amerika daripada pada ras Kaukasia.[8]
Gejala dan tanda
Kardiomiopati dilatasi pada awalnya tidak menimbulkan gejala yang signifikan untuk berdampak pada kualitas hidup, tetapi kelainan ini dapat berkembang secara diam-diam.[9][10] Pada kebanyakan kasus, gejala-gejala yang timbul termasuk:[11]
Tidak ada penyebab yang jelas dari kardiomiopati dilatasi pada kebanyakan kasus. Meski demikian, kelainan ini mungkin saja disebabkan oleh kerusakan miokardium yang sebabkan oleh berbagai agen toksik, metabolik, atau infeksi. Kebanyakan kasus merupakan idiopatik. Di samping itu terdapat kasus yang mungkin disebabkan oleh perubahan jaringan ikat miokardium akibat infark miokard sebelumnya atau bisa saja disebabkan sekuele akhir miokarditis virus akut, seperti denganenterovirus dan virus Coxsackie B[12] yang kemungkinan dimediasi oleh mekanisme imunologi.[13]
Penyebab lainnya yakni:
Komplikasi kehamilan: kardiomiopati dilatasi terjadi pada akhir masa gestasi atau beberapa minggu hingga bulan pasca-persalinan sebagai kardiomiopati peripartum.[12] Kelainan ini merupakan kelainan reversibel pada sebagian kasus.[12]
Pada penelitian terbaru diketahui bahwa subjek dengan kejadian yang tinggi (beberapa ribu kali dalam sehari sehari) dari kontraksi ventrikel prematur (ekstrasistol) dapat menyebabkan kardiomiopati dilatasi. Kardiomiopati di sini biasanya mengalami regresi, jika kejadian ekstrasistol dapat diturunkan atau dihilangkan (misalnya melalui terapi ablasi).[16][17]
Diagnosa
Pembesaran jantung dapat terlihat pada rontgen toraks. Efusi pleura yang disebabkan oleh hipertensi vena pulmonal juga dapat terlihat.[butuh rujukan]
Tes genetik juga penting dilakukan karena mutasi gen pada gen TTN (yang mengkode protein yang disebut titin) bertanggung jawab untuk "sekitar 25% kasus familial dari kardiomiopati dilatasi idiopatik dan 18% kasus sporadis."[18] Hasil tes genetik dapat membantu memahami penyebab yang mendasari kardiomiopati dilatasi. Hasil tes genetik juga membantu memandu keputusan apakah kerabat dekat pasien harus menjalani tes jantung dan tes genetik untuk skrining temuan awal kardiomiopati dilatasi.
Informasi juga dapat diambil melalui pencitraan resonansi magnetik jantung (MRI jantung) untuk mendiagnosis pasien dengan kardiomiopati dilatasi.[19]
Tata laksana
Terapi medis
Obat-obatan dapat mengulur progresivitas penyakit dan dalam beberapa kasus bahkan dapat memperbaiki kondisi jantung. Terapi standar termasuk retriksi garam, ACE inhibitor, diuretik, dan penyekat beta.[10]Antikoagulan juga dapat digunakan untuk terapi antitrombotik. Ada beberapa bukti manfaat koenzim Q10 dalam pengobatan gagal jantung.[20][21][22]
Tata laksana berdasarkan kelistrikan
Alat pacu jantung artifisial dapat digunakan pada pasien dengan konduksi intraventrikular yang terlambat. Defibrilator kardioverter implan juga dapat dipasang pada pasien yang memiliki risiko aritmia. Alat-alat ini telah terbukti memperbaiki gejala, mencegah kematian jantung mendadak, dan mengurangi kejadian rawat inap pada pasien dengan gagal jantung sistolik.[23]
Tata laksana bedah
Pada pasien dengan penyakit jantung lanjut yang tidak memiliki respon baik terhadap terapi medis dapat dipertimbangkan dilakukan tindakan transplantasi jantung. Untuk kasus ini, angka harapan hidup setahun mendekati 90% dan lebih dari setengahnya dapat bertahan lebih dari 20 tahun.[23]
^ abcdePathophysiology of heart disease : a collaborative project of medical students and faculty. Lilly, Leonard S., Harvard Medical School. (edisi ke-5th). Baltimore, MD: Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins. 2011. ISBN9781605477237. OCLC649701807.
^Martino TA, Liu P, Sole MJ (February 1994). "Viral infection and the pathogenesis of dilated cardiomyopathy". Circulation Research. 74 (2): 182–8. doi:10.1161/01.res.74.2.182. PMID8293557.
^Belhassen B (April 2005). "Radiofrequency ablation of "benign" right ventricular outflow tract extrasystoles: a therapy that has found its disease?". Journal of the American College of Cardiology. 45 (8): 1266–8. doi:10.1016/j.jacc.2005.01.028. PMID15837260.
^Shiraishi H, Ishibashi K, Urao N, Tsukamoto M, Hyogo M, Keira N, et al. (November 2002). "A case of cardiomyopathy induced by premature ventricular complexes". Circulation Journal. 66 (11): 1065–7. doi:10.1253/circj.66.1065. PMID12419942.
^Pennell DJ, Sechtem UP, Higgins CB, Manning WJ, Pohost GM, Rademakers FE, et al. (November 2004). "Clinical indications for cardiovascular magnetic resonance (CMR): Consensus Panel report". European Heart Journal. 25 (21): 1940–65. doi:10.1016/j.ehj.2004.06.040. PMID15522474.
^Langsjoen PH, Langsjoen PH, Folkers K (1990). "A six-year clinical study of therapy of cardiomyopathy with coenzyme Q10". International Journal of Tissue Reactions. 12 (3): 169–71. PMID2276895.
^Folkers K, Langsjoen P, Langsjoen PH (January 1992). "Therapy with coenzyme Q10 of patients in heart failure who are eligible or ineligible for a transplant". Biochemical and Biophysical Research Communications. 182 (1): 247–53. doi:10.1016/S0006-291X(05)80137-8. PMID1731784.
^Baggio E, Gandini R, Plancher AC, Passeri M, Carmosino G (1994). "Italian multicenter study on the safety and efficacy of coenzyme Q10 as adjunctive therapy in heart failure. CoQ10 Drug Surveillance Investigators". Molecular Aspects of Medicine. 15 Suppl (Suppl): s287–94. doi:10.1016/0098-2997(94)90040-X. PMID7752841.
^ abPapadakis MA, McPhee SJ, Rabow MW (2016-09-01). Current medical diagnosis & treatment 2017 (edisi ke-Fifty-sixth). New York. ISBN978-1259585111. OCLC957316517.