Sejarah militer pada masa Perang Dunia 2 yang dimilikinya sangat identik dengan Furutaka, karena mereka berdua sama-sama tergabung dalam Divisi Penjelajah ke-6 dan misinya pun sama semua, termasuk juga ketika bergabung dalam Armada Mikawa. Perbedaannya hanyalah bahwa Kako sebulan lebih cepat meninggalkan medan perang selamanya dibandingkan Furutaka, karena sebuah insiden torpedo kapal selam Amerika yang diakibatkan oleh lengahnya pengawasan yang diperintahkan oleh Laksamana Madya Aritomo Goto di penjelajah Aoba, pada saat akan melanjutkan perjalanan ke Kavieng sehari setelah kemenangan di Pertempuran Pulau Savo.[2]
Kako lahir pada 4 April 1925 di Kobe dan merupakan adik dari Furutaka. Berbeda dari kakaknya yang memulai kariernya baru ketika Perang Pasifik pecah, Kako sudah mulai aktif pada masa-masa konfrontasi Jepang dengan China meskipun hanya melakukan latihan-latihan manuver dan operasi militer minor di perairan Tiongkok. Kako dimasukkan pada Skuadron ke-5 sampai tahun 1933. Kako dan kakaknya sempat mengalami refit pada 1929 sampai 1930, meningkatkan kemampuan anti-udaranya dan sedikit mengubah penampilannya. Namun, ia dan Furutaka ditetapkan sebagai kapal cadangan dan harus siaga di Jepang sampai Perang Dunia 2 dimulai.[2]
Kako mulai mendapatkan rekonstruksi besar besaran pada Juli 1936 di Sasebo Navy Yard yang selesai pada 27 Desember 1937. Pada saat itu 6 meriam 200 mm (7,9 in) laras tunggal diganti dengan tiga meriam 2.032 mm (80 in) laras ganda.
Karier
Pada akhir 1941, Kako membentuk Divisi Penjelajah ke-6 dari Armada Pertama dibawah pimpinan Laksamana Madya Aritomo Goto bersama dengan Furutaka, Aoba dan Kinugasa. Saat penyerangan Pearl Harbor ia melakukan dukungan saat Invasi Guam.
Pada Pertempuran Laut Karang, Divisi Penjelajah ke-6 berangkat dari Shortland dan bertemu kapal induk ringan Shōhō. Naasnya, pada 11:00 Shōhō mengalami serangan dari USS Yorktown & Lexington dan tenggelam.
Keesokannya serangan dari 2 kapal induk Amerika tadi mengenai Shōkaku dan mengalami kerusakan berat. Dengan Furutaka dan Kinugasa tak mengalami kerusakan, ia mengawal Shokaku ke Truk untuk menjalani perbaikan, sementara Kako & Aoba melakukan bantuan ke konvoi yang mundur saat invasi Port Moresby.
Setelah mengisi bahan bakar di Shortland pada 9 Mei, Kako terdampar di daerah terumbu karang dekat Queen Carola Harbor, tetapi ia segera dibebaskan. Kako kembali ke Arsenal Angkatan Laut Kure pada 22 Mei 1942 untuk perbaikan dan menuju Truk lalu ke Teluk Rekata dan Pulau Santa Isabel untuk melakukan patroli.
Pada 8 Agustus 1942, Guadalkanal Utara, Kako meluncurkan Aichi E13A1 "Jake" untuk melakukan pengintaian, tetapi tertembak jatuh oleh SBD milik USS Wasp. Ini terjadi sesaat sebelum Pertempuran Kepulauan Savo dimulai.[2]
Pada 9 Agustus Divisi Penjelajah ke-8 melakukan pertempuran malam,pada 23:00 Chōkai dan Kako meluncurkan pesawat apung pengintai, dan menjatuhkan suar untuk menerangi kapal Amerika seketika kapal-kapal Jepang melakukan tembakan.
Mereka berhasil menenggelamkan USS Astoria, Quincy, Vincennes dan HMAS Canberra. Sementara penjelajah USS Chicago dan perusak Ralph Talbot & Patterson mengalami kerusakan.
Pada 10 Agustus, 4 kapal dari Divisi Penjelajah ke-6 pergi menuju ke Kavieng tanpa kawalan dari kapal perusak. Sementara sisa-sisa dari Armada Penyerang kembali ke Rabaul. Pada 06:50 kapal selam Amerika S-44 melihat Divisi Penjelajah ke-6 melintas kurang dari 900 yard (800 m) dan menembakan 4 torpedo dari 700 yard (600 m) di barisan belakang, yang naasnya, posisi dimana Kako berada.
Pada 07:08, 3 torpedo mengenai Kako. Yang pertama mengenai turet starboard nomor 1-nya, yang ke-dua di buritan yang merupakan ruangan magazen dan pendidihnya. Semua lubang port-nya terbuka[3] sehingga dalam 5 menit, ia terbalik dan meledak saat air laut masuk ke ruangan pendidihnya.