Gunung Mekongga

Gunung Mekongga
Mount Mekongga
Titik tertinggi
Ketinggian2.620 m (8.600 ft)
Puncak indukMosero Sero
Masuk dalam daftarRibu
Koordinat03°39′52″S 121°14′08″E / 3.66444°S 121.23556°E / -3.66444; 121.23556
Geografi
LetakKabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka Utara dan Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, Indonesia
PegununganPegunungan Mekongga
Geologi
Jenis gunungGunung Karst
Busur/sabuk vulkanikBusur Sunda / Sabuk alpida
Pendakian
Rute termudahDesa Tinukari
Rute normalJalur Walasio

Gunung Mekongga merupakan gunung tertinggi di pegunungan Mekongga yang membentang di sisi utara wilayah Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara. Kawasan pegunungan ini merupakan jajaran pegunungan Verbeck yang puncak-puncaknya terdiri dari jenis batuan karst dataran tinggi. dengan puncak tertinggi bernama mosero-sero dengan ketinggian 2.620 mdpl (Bakosurtanal,[1] gunung ini merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Secara geologis wilayah pegunungan ini terbentuk dari atol yang terangkat sekitar ratusan juta tahun yang lalu. Fenomena ini kemudian memberi ruang bagi jenis flora dan fauna yang khas yang kemudian menjadi biota endemik yang hanya terdapat di wilayah ini.

Pegunungan Mekongga, juga ideal untuk kegiatan pendakian. Titik awal pendakian adalah dari Dusun Surolako, Desa Rantebaru di Kecamatan Ranteangin yang dapat dicapai dengan kendaraan roda empat sekitar empat jam dari kota Kolaka.

Selama perjalanan ke puncak yang butuh 5-6 hari, para pendaki gunung disuguhi suasana hutan tropis yang jarang dijamah orang, merdunya kicau burung, sampai acara menyeberangi pertemuan Sungai Mosembo dan Sungai Tinokari. Selain itu, mungkin akan berpapasan dengan anoa

Hikayat

Nama Mekongga berasal dari cerita rakyat setempat yang berkisah tentang pertempuran seorang kesatria dan seekor burung elang. Menurut hikayat, suatu masa puncak gunung ini dihuni oleh Kongga, yaitu seekor burung raksasa. Para penduduk sering resah karena sang burung sering membuat onar dan mengganggu kehidupan rakyat. Kemudian tampillah seorang bangsawan gagah berani yang berhasil menewaskan burung raksasa. Sebagai hadiahnya, raja setempat menikahkan putrinya dengan si bangsawan. Dan untuk mengenang jasa besar itu, kawasan tersebut diberi nama Mekongga.

Rute pendakian

Jalur Pendakian pertama kali di rintis oleh Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Halu Oleo Kendari (MAHACALA UNHALU) pertamakali dirintis pada tahun1995 dan sampe sekarang masih digunakan. Pendakian dari pos terakhir pendakian hingga ke puncak Mekongga memakan waktu sekitar 5 hari. Pos terakhir pendakian terdapat di desa Tinukari desa terakhir pendakian yang secara administratif terletak di kecamatan Rante Angin, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Perhentian berikutnya yaitu "camp 1" di ketinggian 480 m dpl. Walaupun disebut camp, tetapi tidak ada shelter seperti gunung di Jawa. Semuanya masih serba alami.

"camp 2" terdapat di ketinggian 1.380 m dpl. Dari sisi jalur mulai menanjak dan banyak sekali bekas longsoran. Sepanjang jalan banyak ditemukan air terjun kecil. Vegetasi yang dominan adalah tumbuhan berkayu bekas yang ditumbuhi lumut. Hal ini terjadi karena daerah ini sangat lembap. Kantong Semar dan aneka jenis anggrek bisa ditemukan dengan mudah.

Perhentian berikutnya adalah di "Musero-sero". Dalam keyakinan orang Mekongga, tempat ini diyakini sebagai pusat kerajaan jin untuk daerah Kolaka Utara. Dari Musero-sero perjalanan bertambah berat karena harus memanjat tebing dan tanjakan-tanjakan yang tanpa henti hingga sampai di "Camp 3".

Dari sini bisa langsung menuju puncak Mekongga. Puncak Mekongga sendiri berbentuk kubah yang luas. Di sini terdapat goa-goa dengan stalagmit dan stalagtit yang indah. Satu lagi tantangan bagi para pencinta goa.

Referensi

  1. ^ "Gunung Mekongga". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-10. Diakses tanggal 2009-03-17. 
  1. Panduan Pendakian Gunung Mekongga Diarsipkan 2023-08-10 di Wayback Machine.
  2. Pendakian Gunung Mekongga KPA AMCALAS SULTRA Diarsipkan 2023-08-10 di Wayback Machine.

Pranala luar