Gregorius Thaumaturgus

Santo Gregorius dari Neocaesarea
"Santo Gregorius sang Pekerja Ajaib"
(Saint Gregory the Miracle-Worker)
ikon abad ke-14
Thaumaturgus
(Pekerja Ajaib)
Uskup dan Confessor
Lahir~213 M
Neocaesarea, Pontus, Asia Minor (modern:Turki)
Meninggal~270
Pontus
Dihormati diGereja Katolik Roma
Gereja Ortodoks Timur
Gereja Ortodoks Oriental
KanonisasiPre-Congregation
Tempat ziarahCalabria
Pesta17 November 17
AtributUskup mengusir roh-roh jahat dari suatu kuil; memberikan suatu mitre uskup kepada Saint Alexander the Charcoal Burner
Pelindungmelawan gempa bumi, hal-hal yang membuat putus asa, banjir, hal-hal yang terlupakan, ha;-hal yang tidak mungkin, hal-hal yang terhilang[1]

Gregorius Thaumaturgus atau Gregorius Pekerja Ajaib (bahasa Yunani Kuno: Γρηγόριος ὁ Θαυματουργός, Grēgórios ho Thaumatourgós; bahasa Latin: Gregorius Thaumaturgus; ca 213 – 270; bahasa Inggris: Gregory the Miracle-Worker), juga dikenal sebagai Gregorius dari Neocaesarea, adalah seorang uskup Kristen dari abad ke-3. Dia telah dikanonisasi sebagai santo dalam Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks.[2]

Kehidupan

Gregorius lahir sekitar tahun 213 ke dalam suatu keluarga pagan yang kaya di Neocaesarea (modern: Niksar; saat itu ibu kota daerah Pontus di Asia Kecil). Sedikit yang diketahui dari karya pastoralnya, dan tulisan-tulisan teologis yang terlestarikan dalam keadaan yang tidak lengkap. Kekurangan pengetahuan agak mengaburkan kepribadiannya, meskipun nilai pentingnya dalam sejarah, dan gelar kekalnya Thaumaturgus, "pekerja-ajaib" dalam istilah Yunani-Latin, memberikan aura legendaris padanya. Namun demikian, kehidupan beberapa uskup dari abad ketiga telah dapat dikonfirmasi dengan baik; rujukan sejarah referensi untuknya mengizinkan rekonstruksi yang cukup rinci untuk karyanya.[3]

Awalnya ia dikenal sebagai Theodore ("hadiah dari Tuhan"), bukan nama eksklusif Kristen. Dia diperkenalkan ke agama Kristen pada usia empat belas tahun, setelah kematian ayahnya. Dia mempunyai seorang saudara laki-laki bernama Athenodorus, dan atas saran salah satu tutornya, orang-orang muda ini bersemangat untuk belajar pada Berytus di Beirut, waktu itu adalah salah satu dari empat atau lima sekolah terkenal di dunia Hellenik. Pada saat ini, saudara ipar mereka ditunjuk menjadi assessor (penasihat hukum) untuk Gubernur Romawi di Palestina; karenanya para pemuda itu berkesempatan untuk bertindak sebagai pendamping bagi saudara perempuan mereka sejauh Kaisarea di Palestina. Setibanya di kota itu mereka mendengar bahwa sarjana terkenal Origenes, kepala Sekolah Katekese Aleksandria, tinggal di sana. Rasa ingin tahu menyebabkan mereka mendengarkan dan berkomunikasi dengan guru itu. Segera kedua pemuda lupa semua tentang Beirut dan hukum Romawi, dan menyerahkan diri menjadi murid dari guru Kristen agung itu, yang secara bertahap meyakinkan mereka untuk pindah ke agama Kristen.

Dalam tulisannya Panegirik ("pujian") pada Origen, Gregorius menjelaskan metode yang digunakan oleh guru itu untuk memenangkan kepercayaan dan harga diri dari orang-orang yang berharap untuk pindah agama; bagaimana ia membaurkan keterusterangan persuasif dengan ledakan emosi dan perdebatan teologis yang ditempatkan secara cerdik sesaat dan dengan tiba-tiba. Keterampilan persuasif ini, bukannya penalaran terbuka, dan ketulusan jelas serta keyakinan yang bersemangat merupakan sarana yang digunakan oleh Origen untuk membuat orang pindah agama. Gregorius pada awalnya mengambil studi filsafat, kemudian menambahkan teologi, tapi pikirannya tetap selalu cenderung untuk studi filsafat, sedemikian besar sehingga sejak masa mudanya ia telah sangat berharap untuk menunjukkan bahwa agama Kristen adalah satu-satunya filsafat yang benar dan baik. Selama tujuh tahun ia menjalani disiplin mental dan disiplin moral dari Origen (231 sampai 238 atau 239 M). Tidak ada alasan untuk percaya bahwa studinya terganggu oleh penganiayaan Maximinus dari Thrace; dugaan perjalanannya ke Aleksandria, pada saat itu, agak diragukan, dan mungkin tidak pernah terjadi.

Sebelum meninggalkan Palestina, Gregorius menyampaikan di hadapan Origen orasi perpisahan publik di mana ia berterima kasih kepada guru termasyhur yang ia tinggalkan. Orasi ini berharga dari banyak sudut pandang. Sebagai latihan retoris, ini menunjukkan pelatihan yang sangat baik yang diberikan oleh Origen, dan keterampilan dalam mengembangkan rasa sastra dan jumlah sanjungan yang diperbolehkan terhadap orang hidup dalam sebuah majelis yang sebagian besar terdiri dari orang-orang Kristen, dan bercorak Kristen. Selain itu, banyak memuat informasi yang berguna tentang pemuda Gregorius dan metode pengajaran gurunya. Sepucuk surat dari Origen mengacu pada keberangkatan dari dua bersaudara ini, tetapi tidak mudah untuk menentukan apakah itu ditulis sebelum atau setelah penyampaian orasi tersebut. Di dalamnya Origen mendorong murid-muridnya untuk membawa harta intelektual Yunani ke dalam pelayanan filsafat Kristen, dan dengan demikian meniru orang-orang Yahudi yang menggunakan perkakas emas dari Mesir untuk menghiasi Ruang Mahakudus.

Gregorius kembali ke Pontus dengan niat mempraktikkan ilmu hukum. Rencananya, lagi-lagi dikesampingkan, karena ia segera ditahbiskan sebagai uskup Neocaesarea tempat asalnya oleh Phoedimus, Uskup dari Amasea dan metropolitan dari Pontus.[4] Fakta ini menggambarkan cara menarik pertumbuhan hierarki dalam Gereja primitif; komunitas Kristen di Kaisarea adalah sangat kecil, terdiri dari hanya tujuh belas jiwa, namun sudah diberikan seorang uskup. Dokumen-dokumen kanonik kkuno menunjukkan bahwa mungkin bagi masyarakat yang bahkan hanya terdiri dari sepuluh orang Kristen untuk memiliki uskup mereka sendiri. Ketika Gregorius ditahbiskan, ia berumur empat puluh tahun, dan ia memerintah keuskupannya selama tiga belas tahun.

Tidak ada yang pasti diketahui tentang metodenya, tetapi dia harus menunjukkan banyak semangat dalam meningkatkan kawanan kecil dalam administrasi episkopal pimpinannya. Sebuah sumber kuno membuktikan semangat misionaris yang menyala-nyla dengan mencatat sebuah kebetulan yang aneh: Gregorius mulai dengan hanya tujuh belas orang Kristen, tetapi pada saat kematiannya hanya tersisa tujuh belas orang non-Kristen di seluruh kota Kaisarea. Mungkin banyak mukjizat yang memberinya gelar "Thaumaturgus" dilakukan selama tahun-tahun ini.

Catatan sejarah

Sumber mengenai kehidupan, pengajaran, dan tindakan Gregorius Thaumaturgus semuanya terbuka terhadap kritik. Selain detail yang diberikan oleh Gregorius sendiri, ada empat sumber informasi lain, yang menurut Kötschau semua berasal dari tradisi lisan; memang, ada perbedaan di antara mereka yang memaksakan kesimpulan bahwa tidak semuanya berasal dari satu sumber tertulis. Sumber-sumber itu adalah:

  • Hidup dan Panegyric (pujian) bagi Gregory oleh St. Gregory dari Nyssa (P. G., XLVI, col. 893 sqq.);
  • Historia Miraculorum, oleh Rufinus;
  • sebuah catatan dalam Syria mengenai tindakan-tindakan besar Gregorius yang Diberkati (naskah abad keenam);
  • St. Basil, De Spiritu Sancto.

Berdasarkan tradisi keluarga dan pengetahuan tentang lingkungan, tulisan Gregory dari Nyssa merupakan catatan sejarah yang lebih dapat diandalkan dari versi-versi lain yang dikenal mengenai kehidupan Thaumaturgus. Pada masa Rufinus (~ 400), cerita asli itu menjadi membingungkan; catatan bahasa Suryani kadang-kadang tidak jelas dan saling bertentangan. Bahkan kehidupan oleh Gregory dari Nyssa menunjukkan suatu unsur legendaris, meskipun fakta-fakta itu diberikan kepada penulis dari neneknya, St. Macrina Tua. Dia menceritakan bahwa sebelum konsekrasi keuskupannya, Gregorius mengundurkan diri dari Neocaesarea untuk menyendiri, dan diberi anugerah penampakan santa Perawan yang Diberkati dan Rasul Yohanes, dan yang terakhir ini mendiktekan kepadanya keyakinan atau formula dari iman Kristen, di mana naskah aslinya ada di Neocaesarea ketika biografi itu sedang ditulis. Syahadat itu sendiri adalah penting untuk sejarah doktrin Kristen.

Gregory dari Nyssa menjelaskan panjang lebar mukjizat yang membuat Uskup Kaisarea itu digelari Thaumaturgus. Jelas bahwa Gregorius pasti cukup berpengaruh besar, dan kuasa ajaibnya tidak diragukan lagi. Ada harapan bahwa nama Gregorius akan muncul di antara mereka yang mengambil bagian dalam Konsili Pertama Antiokhia melawan Paulus dari Samosata; mungkin dia mengambil bagian juga dalam konsili kedua yang diadakan di sana melawan heresiarkh (tokoh sesat) yang sama, karena surat konsili itu ditandatangani oleh seorang uskup bernama Theodore, yang merupakan nama asli Gregorius. Untuk menarik orang-orang ke peringatan bagi menghormati para martir, Gregorius menyelenggarakan hiburan non-kristiani yang mungkin menarik bagi orang-orang kafir, yang sudah terbiasa dengan upacara keagamaan yang mengkombinasikan kekhidmatan dengan suasana senang dan bergembira.

Catatan Hieronimus

Hieronimus mencatat dalam karyanya De Viris Illustribus mengenai Theodorus Gregorius sebagai berikut:[5][6][7]

Theodorus, yang kemudian disebut Gregorius, uskup Neocæsarea di Pontus, sewaktu masih muda, bersama saudara laki-lakinya Athenodorus, pergi dari Kappadokia ke Berytus, dan dari sana ke Cæsarea di Palestina, untuk belajar sastra bahasa Yunani dan Latin. Ketika Origen melihat kemampuan alamiah luar biasa orang-orang ini, ia mendorong mereka belajar filsafat, dalam ajaran mana ia secara bertahap memperkenalkan hal-hal iman Kristus, dan membuat mereka juga menjadi pengikutnya. Kemudian, setelah diajar olehnya selama lima tahun, mereka dikirim pulang olehnya kepada ibu merekat. Theodorus, pada waktu berangkat, menulis uatu panegirik ucapan terima kasih kepada Origen, dan menyampaikannya di hadapan perkumpulan besar, yang dihadiri oleh Origen sendiri. Panegirik ini masih ada sekarang.
Ia juga menulis suatu parafrase yang pendek tetapi sangat berharga "Perihal Kitab Pengkhotbah", dan laporan-laporan menyebutkan adalah surat-surat lain darinya, tetapi lebih terutama tanda-tanda dan mujizat-mujizat, yang sebagai uskkup, telah diperbuatnya untuk kemuliaan besar bagi gereja-gereja.

Tulisan-tulisan Gregorius

  • Oratio Panegyrica guna menghormati Origen menjelaskan secara detail metode pengajaran guru itu. Nilai sastranya kurang dari sudut gaya daripada hal-hal baru yang dimuatnya: ini adalah suatu usaha pertama otobiografi dalam literatur Kristen. Karya muda ini penuh antusiasme dan bakat asli; selain itu, juga membuktikan betapa Origen telah sepenuhnya memenangkan kekaguman dari muridnya  itu, dan bagaimana pelatihan yang diterima oleh Gregorius mempengaruhi sisa hidupnya yang panjang dan bagus. Gregorius mengatakan dalam pekerjaan ini (xiii) bahwa di bawah Origen ia membaca karya-karya dari banyak filsuf, tanpa pembatasan untuk sekolah, kecuali yang dari orang ateis. Dari bacaan para filsuf lama ini ia belajar untuk sering bergantung pada kesatuan Allah; dan pengalaman panjangnya dengan populasi pagan atau Kristen yang kasar mengajarkan kepadanya bagaimana pentingnya hal ini. Jejak kegigihan ini ditemukan dalam Tractatus ad Theopompum, mengenai dapat tidaknya untuk menjangkau Allah; pekerjaan ini tampaknya milik Gregorius, meskipun dalam pengaturan umum ini mengingatkan kepada Methodius. Ciri serupa itu mungkin adalah karakteristik dari Dialogus cum Aeliano (Pro Ailianon dialexis) yang hilang, yang diketahui melalui St. Basil, yang sering membuktikan ortodoksi Thaumaturgus (Ep. xxviii, 1, 2; cciv, 2; ccvii, 4) dan bahkan membela dirinya terhadap Sabellians, yang mengklaimnya untuk ajaran mereka dan mengutip rumus ini sebagai darinya: patera kai ouion epinoia men einai duo, hypostasei de en (bahwa Bapa dan Anak adalah dua dalam intelijensi, tapi satu dalam substansi) dari karya Dialogus cum Aeliano. St. Basil menjawab bahwa Gregorius berdebat melawan orang kafir, dan menggunakan kata-kata agonistikos bukan dogmatikos, yaitu dalam panasnya pertempuran, bukan dalam eksposisi yang tenang; dalam hal ini ia bersikeras, dan memang benar, pada kesatuan Ilahi. Ia juga menambahkan bahwa penjelasan sama harus diberikan untuk kata-kata ktisma, poiema (diciptakan, dijadikan) bila diterapkan kepada Anak, menjadi referensi bagi Kristus yang Berinkarnasi. Basil menambahkan bahwa teks dari pekerjaan itu telah dikorupsi.
  • Epistola Canonica (Ἐπιστολὴ κανονική) (Routh, Reliquiae Sacrae, III, 251-83)  berharga untuk para sejarawan dan kanonis sebagai bukti dari organisasi Gereja Kaisarea dan Gereja-gereja lain di Pontus di bawah pengaruh Gregorius, pada saat di mana orang Goth menyerang dan situasi diperburuk oleh penganiayaan imperial. Dapat dipelajari dari karya ini bagaimana tuntunan keuskupan menyerap hati nurani dan rasa tanggung jawab terhadap tugas. Selain itu membantu orang untuk memahami bagaimana seorang pria yang diperlengkapi dengan baik secara mental, dan dengan bakat sastra seperti Gregorius, tidak meninggalkan karya-karya dalam jumlah lebih besar.
  • Ἔκθεσις τῆς πίστεως (Eksposisi Iman) adalah dokumen berjenis teologisyang tidak kurang berharga dari karya-karya di atas. Hal ini membuat jelas ortodoksi Gregorius mengenai Trinitas. Keaslian dan tarikh pembuatannya tampaknya sekarang telah diselesaikan, dengan tarikh antara tahun 260-270. Caspari telah menunjukkan bahwa pengakuan iman ini merupakan pengembangan dari landasan yang ditetapkan oleh Origen. Kesimpulannya tidak meninggalkan ruang untuk keraguan: "Oleh karena itu tidak ada yang diciptakan, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil (secara harfiah, tidak ada subjek apapun) dalam Trinitas (oute oun ktiston ti, he doulon en te triadi), tidak ada yang dapat ditambahkan, seolah-olah itu tidak ada sebelumnya, tapi tidak pernah tanpa Anak, atau Anak tanpa Roh; dan Trinitas yang sama ini adalah abadi dan tidak dapat diubah selama-lamanya". Formula seperti itu, yang menyatakan dengan jelas perbedaan antara Sosok-Sosok dalam Trinitas, dan menekankan keabadian, kesetaraan, kebakaan, dan kesempurnaan, tidak hanya berasal dari Bapa, melainkan dari Anak dan Roh Kudus, menyatakan perkembangan nyata daripada teori-teori Origen.
  • Sebuah Metaphrasis eis ton Ekklesiasten tou Solomontos, atau parafrase dari Pengkhotbah, yang dikaitkan kepadanya oleh beberapa naskah; yang lain menganggapnya karya Gregory dari Nazianzus; St. Jerome (De vir. illust., bab 65, dan Com. di eccles., iv) menganggap itu karya Gregorius.[8]
  • Epistola ad Philagrium terlestarikan dalam versi bahasa Suryani. Membahas Consubstantiality Anak dan juga telah dikaitkan dengan Gregory dari Nazianzus (Ep. ccxliii; sebelumnya Orat. xiv); Namun, Tillemont dan orang-orang Benediktin, menyangkal hal ini karena hal ini tidak ada ekspresi sugestif mengenai kontroversi Arian. Draeseke, bagaimanapun, meminta perhatian terhadap berbagai pandangan dan ekspresi dalam risalah ini yang mengingatkan tulisan-tulisan Gregory dari Nazianzus.
  • "Risalah mengenai Jiwa" yang singkat ditujukan untuk seorang bernama Tatian, mendukung apa yang dapat dikutip dari kesaksian Nicholas Methone (mungkin Procopius dari Gaza), sekarang diklaim ditulis oleh Gregorius.
  • Kephalaia peri pisteos dodeka atau Dua Belas Bab tentang Iman tampaknya bukan karya Gregory. Menurut Caspari, Kata meros pistis atau eksposisi singkat ajaran tentang Trinitas dan Inkarnasi, yang dikaitkan dengan Gregorius, disusun oleh Apollinaris dari Laodikia sekitar tahun 380,dan diedarkan oleh para pengikut-nya sebagai karya Gregorius (Otto Bardenhewer).
  • Akhirnya, Catenæ bahasa Yunani, Suryani, dan Armenia memuat fragmen yang dikaitkan lebih kurang secara benar dengan Gregorius. Fragmen De Resurrectione sebenarnya bagian dari karya Pamfilus, Apologia untuk Origen.

Thomas Allin (penulis mengenai Universalisme) mengklaim Gregorius sebagai seorang Universalis pada tahun 1899, namun tanpa bukti sumber tertentu selain dari persahabatannya dengan Origen.

Referensi

  1. ^ Gregory Thaumaturgus Diarsipkan 2007-07-05 di Wayback Machine. Catholic-forum.com
  2. ^  Baynes, T.S.; Smith, W.R., ed. (1880). "St Gregory Thaumaturgus". Encyclopaedia Britannica. 11 (edisi ke-9th). hlm. 181. 
  3. ^  Herbermann, Charles, ed. (1910). "St. Gregory of Neocaesarea". Catholic Encyclopedia. 7. New York: Robert Appleton Company. 
  4. ^ ""Gregory Thaumaturgus", Christian History, August 8, 2008". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-29. Diakses tanggal 2018-04-16. 
  5. ^ Hieronimus. De Viris Illustribus. 392-393 Masehi. Bab 65. Theodorus, qui et Gregorius, episcopus. Kutipan dalam bahasa Latin: Theodorus, qui postea Gregorius appellatus est, Neocaesareae Ponti episcopus, admodum adolescens, ob studia Graecarum et Latinarum litterarum, de Cappadocia Berytum, et inde Caesaream Palaestinae transiit, juncto sibi fratre Athenodoro. Quorum cum egregiam indolem vidisset Origenes, hortatus est eos ad philosophiam, in qua paulatim Christi fidem subintroducens, sui quoque sectatores reddidit. Quinquennio itaque eruditi ab eo remittuntur ad matrem, e quibus Theodorus proficiscens, πανηγυρικὸν εὐχαριστίας scripsit Origeni: et convocata grandi frequentia, ipso quoque Origene praesente, recitavit, qui usque hodie exstat. Scripsit et μετάφρασιν in Ecclesiasten brevem quidem, sed valde utilem. Et aliae hujus vulgo feruntur epistolae, sed praecipue signa atque miracula, quae jam episcopus cum multa Ecclesiarum gloria perpetravit.
  6. ^ Hieronimus. De Viris Illustribus Diarsipkan 2019-05-15 di Wayback Machine. dalam bahasa Latin.
  7. ^ Hieronimus. De Viris Illustribus Diarsipkan 2017-11-09 di Wayback Machine. dalam bahasa Inggris.
  8. ^ "A Metaphrase of the Book Of Ecclesiastes". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-08-19. Diakses tanggal 2018-04-16. 

Pustaka tambahan