Apollinaris dari Laodicea adalah orang pertama yang menarik perhatian gereja mengenai aspek hubungan Roh Kudus dan roh Kristus.[1] Ia dilahirkan di Alexandria sekitar tahun 310.[1] Sekitar tahun 360, ia telah menjadi seorang presbiter di Laodikia, Siria.[1] Pada awalnya, ia adalah seorang penganut paham Athanasius[2] dan melawan ajaran Arianisme.[1] Namun, ia bergumul mengenai hubungan keilahian sekaligus kemanusiaan Yesus Kristus.[1] Ia berpendapat bahwa manusia haruslah memiliki tubuh, jiwa, dan roh, dan oleh karena itu juga, Kristus haruslah memiliki unsur yang sama.[1] Akhirnya, ia menyimpulkan bahwa Kristus memiliki tubuh dan jiwa manusia, tetapi roh Kristus adalah Roh Ilahi, bukan roh manusia.[1] Dalam perkembangannya, ajaran Apollinaris cenderung mengarah pada doketisme dan menyatakan bahwa makin lama, tubuh akan semakin dipengaruhi oleh keilahian Allah.[1] Dengan demikian, akhirnya kemanusiaan Kristus akan ditelan oleh keilahian-Nya.[1]
Ajaran Apollinaris mendapat tentangan dari berbagai kalangan gereja, hingga akhirnya Apollinaris keluar dari gereja yang resmi dan mendirikan gerejanya sendiri pada tahun 375.[1] Setelah ia meninggal pada tahun 390, sebagian dari pengikutnya kembali ke gereja resmi, sedangkan yang lainnya masuk menjadi penganut monofisit.[1]
Beberapa karya dari Apollinaris yang ia tinggalkan, antara lain:[1]
Mengenai Pengakuan Iman (He Kata Meros Pistis)
Mengenai Inkarnasi Logos Allah (Peri Tes Sarkoseos tu Theu Logu)
referensi
^ abcdefghijkl(Indonesia)F.D. Wellem.1993.Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja.Jakarta:PT BPK Gunung Mulia. hlm 13-14.
^(Inggris) William Carl Placher.1988.Readings in the History of Christian Theology, Volume 1.Pennsylvania:The Webminster Press.hlm 63.