Dinasti Konstantinianus adalah salah satu dinasti yang memerintah Kekaisaran Romawi pada abad ke-4 Masehi. Dinasti ini dinamai berdasarkan Konstantinus I yang lebih dikenal sebagai Konstantinus Agung, kaisar Romawi pertama yang secara terbuka menganut agama Kristen dan memainkan peran penting dalam kristenisasiKekaisaran Romawi. Dinasti ini berkuasa dari tahun 306 hingga 363 M, meskipun pengaruh anggota keluarga Konstantinianus terus terasa di dalam pemerintahan Romawi setelahnya.
Sejarah
Awal Mula
Dinasti Konstantinianus dimulai dengan naiknya Konstantinus I ke tampuk kekuasaan pada tahun 306 M setelah kematian ayahnya, Konstantius Klorus, salah satu dari empat penguasa dalam sistem tetrarki yang diperkenalkan oleh Kaisar Diokletianus. Konstantinus I, yang awalnya hanya memerintah di wilayah barat Kekaisaran Romawi, akhirnya menyatukan seluruh kekaisaran di bawah kekuasaannya pada tahun 324 M setelah mengalahkan Licinius, kaisar di bagian timur.
Konflik antara saudara-saudara ini menyebabkan serangkaian perang saudara yang melemahkan kekaisaran. Pada akhirnya, Konstantius II menjadi kaisar tunggal setelah kematian kedua saudaranya.
Julianus Si Murtad
Dinasti Konstantinianus berakhir dengan kematian Julianus II, yang dikenal sebagai Julianus Si Murtad, pada tahun 363 M. Julianus adalah sepupu Konstantinus I dan mencoba memulihkan agama-agama tradisional Romawi serta melemahkan pengaruh Kristen di kekaisaran. Meskipun masa pemerintahannya singkat, ia dikenal sebagai pemimpin militer yang cakap dan seorang filsuf. Kematian Julianus tanpa penerus pada kampanye melawan Kekaisaran Sassaniyah menandai akhir dinasti ini.
Dinasti Konstantinianus memiliki dampak besar terhadap sejarah Kristen. Keputusan Konstantinus I untuk mendukung agama Kristen mengubah wajah kekaisaran, menjadikannya agama resmi dan mendominasi peradaban Barat selama berabad-abad. Pendirian Konstantinopel sebagai ibu kota Kristen juga memberikan fondasi bagi Kekaisaran Bizantium.
Reformasi Administratif dan Militer
Para kaisar Konstantinianus memperkenalkan reformasi besar dalam bidang administrasi dan militer, termasuk reorganisasi struktur kekaisaran yang bertahan hingga abad-abad berikutnya. Reformasi ini memainkan peran penting dalam mempertahankan Kekaisaran Romawi di tengah tekanan internal dan eksternal.
Pengaruh Budaya
Selain kontribusi agama dan politik, dinasti ini juga meninggalkan jejak pada arsitektur, hukum, dan budaya Romawi. Banyak bangunan gereja yang didirikan oleh Konstantinus I dan penerusnya, termasuk Hagia Eirene di Konstantinopel.
Akhir
Dinasti Konstantinianus berakhir dengan kematian Julianus II pada tahun 363 M, yang tidak meninggalkan ahli waris. Kekaisaran kemudian dipimpin oleh Jenderal Jovianus, yang kembali mendukung agama Kristen setelah usaha Julianus untuk memulihkan paganisme.