Paganisme adalah sebuah istilah yang pertama kali muncul di antara komunitas Kristen di Eropa bagian selatan selama Abad Kuno Akhir.[1]
Terdapat banyak perdebatan keilmuan mengenai asal-usul istilah paganisme, terutama karena tidak ada seorang pun sebelum abad ke-20 yang mengidentifikasi diri sebagai seorang pagan.[2]
Saat agama Kristen mulai menjadi lebih banyak diadopsi secara luas (dalam proses-proses yang dikenal sebagai Kristenisasi, mulai berkembang berbagai nama untuk mendeskripsikan mereka yang tidak menganutnya; beberapa di antaranya termasuk Hellene, pagan, serta heathen (sering kali diterjemahkan sebagai "kafir"), dan terkadang nama-nama tersebut digunakan sebagai penghinaan.[3] Pada abad ke-19, paganisme diadopsi kembali sebagai suatu deskriptor diri oleh para anggota beragam kelompok seni yang terinspirasi oleh dunia kuno. Pada abad ke-20, paganisme digunakan sebagai suatu deskripsi diri oleh para praktisi gerakan keagamaan neopagan atau pagan kontemporer.
Pengetahuan kontemporer seputar agama-agama pagan lama berasal dari beberapa sumber, termasuk catatan-catatan penelitian lapanganantropologis, bukti-bukti artefakarkeologis, dan laporan-laporan sejarah dari para penulis kuno mengenai budaya-budaya yang dikenal dalam dunia klasik. Rupa-rupa agama-agama itu, yang dipengaruhi oleh berbagai keyakinan historis pagan dari Eropa pra-modern, masih ada hingga sekarang dan dikenal sebagai paganisme modern atau kontemporer, juga disebut sebagai Neo-paganisme.[4][5]
Adalah sangat penting untuk menekankan sejak awal bahwa hingga abad ke-20 orang-orang tidak menyebut diri mereka penganut pagan untuk mendeskripsikan agama yang mereka praktikkan. Gagasan tentang paganisme, sebagaimana dipahami secara umum saat ini, diciptakan oleh Gereja Kristen awal. Itu merupakan sebuah label yang digunakan kalangan Kristen terhadap kalangan lainnya, salah satu antitesis yang penting dalam proses definisi diri Kristen. Oleh karena itu, sepanjang sejarah [label] tersebut biasanya digunakan dalam pengertian merendahkan.
— Owen Davies, Paganism: A Very Short Introduction, 2011[7]
Istilah pagan berasal dari kata Latin Akhirpaganus, dimunculkan kembali selama era Renaisans. Kata itu sendiri berasal dari kata Latin Klasikpagus yang awalnya berarti 'wilayah yang dibatasi oleh penanda-penanda', paganus pada saat itu juga berarti 'dari atau berkaitan dengan daerah pedesaan', 'penghuni negeri', 'penduduk desa'; dengan perluasan, 'rustic', 'tidak terpelajar', 'yokel', 'bumpkin'; dalam jargonmiliter Romawi, 'non-kombatan', 'penduduk sipil', 'tentara tak terlatih'. Kata tersebut berhubungan dengan pangere ('mengencangkan', 'memperbaiki atau membubuhkan') dan bagaimanapun berasal dari imbuhan Proto-Indo-Eropa*pag- ('memperbaiki' dalam pengertian yang sama).[8]
Adopsi kata paganus oleh kalangan Kristen Latin sebagai istilah peyoratif yang mencakup keseluruhan terhadap kaum politeis merepresentasikan kemenangan luar biasa yang berlangsung lama dan tak terduga, di dalam suatu kelompok religius, dari sebuah kata slang Latin yang awalnya tidak memiliki makna religius. Evolusi hanya terjadi di bagian barat Latin, dan dalam kaitannya dengan gereja Latin. Di daerah lain, "Hellene" atau "gentile" (ethnikos) tetap menjadi kata yang digunakan untuk menyebut pagan; dan paganos terus berlanjut sebagai sebuah istilah sekuler murni, dengan konotasi-konotasi inferior dan hal biasa.
Sering diasumsikannya paganus sebagai sebuah istilah keagamaan oleh penulis-penulis abad pertengahan merupakan salah satu hasil dari pola konversi selama Kristenisasi Eropa, tempat masyarakat di kota-kota lebih mudah diyakinkan untuk berpindah keyakinan daripada mereka yang berada di daerah terpencil, tempat kebiasaan-kebiasaan lama bertahan. Bagaimanapun, gagasan itu memiliki sejumlah masalah. Pertama, penggunaan kata tersebut sebagai sebutan bagi kaum non-Kristen telah ada sebelum periode itu dalam sejarah. Kedua, paganisme di dalam Kekaisaran Romawi berpusat pada kota-kota. Konsep mengenai suatu Kekristenan perkotaan sebagai lawan dari suatu paganisme pedesaan tidak pernah terjadi pada masyarakat Romawi selama Kekristenan Awal. Ketiga, berbeda dengan kata seperti rusticitas, paganus pada waktu itu belum sepenuhnya memperoleh makna (keterbelakangan tak beradab) yang digunakan untuk menjelaskan mengapa kata tersebut telah diterapkan pada kaum pagan.[9]
Paganus lebih mungkin memperoleh maknanya dalam nomenklatur Kristen melalui jargon militer Romawi (lihat di atas). Kaum Kristen Awal mengadopsi motif-motif militer dan memandang diri mereka sebagai "Milites Christi" ("para prajurit Kristus").[8][9] Salah satu contoh bagus mengenai kaum Kristen yang masih menggunakan paganus dalam konteks militer, bukan keagamaan, terdapat dalam karya Tertulianus yang berjudul De Corona Militis XI.V, yang menyebut umat Kristen sebagai "paganus" (penduduk sipil):[9]
Apud hunc [Christum] tam miles est paganus fidelis quam paganus est miles fidelis.[10]
Dengan Dia [Kristus] warga negara setia adalah seorang prajurit, seperti halnya prajurit setia adalah seorang warga negara.[11]
Paganus memperoleh konotasinya dalam hal keagamaan pada pertengahan abad ke-4.[9] Pada awal abad ke-5, paganos digunakan sebagai kiasan untuk menunjukkan orang-orang di luar batas-batas komunitas Kristen. Menyusul peristiwa penjarahan Roma oleh bangsa Visigoth pagan hanya dalam waktu 15 tahun setelah penganiayaan Kristen terhadap paganisme di bawah Teodosius I,[12] mulai menyebar desas-desus bahwa dewa-dewi lama dahulu memberikan perhatian yang jauh lebih besar atas kota itu daripada Allah Kristen. Sebagai tanggapan atas hal itu, Agustinus dari Hippo menulis De Civitate Dei Contra Paganos (Kota Allah Melawan Kaum Pagan). Di dalamnya, ia membedakan "kota Manusia" yang telah jatuh dengan "kota Allah" tempat semua orang Kristen kelak menjadi warga kota. Oleh karena itu, bangsa asing yang menyerbu bukan berasal dari "kota" itu atau "pinggiran kota".[13][14][15]
Istilah pagan belum terlihat dalam bahasa Inggris hingga abad ke-17.[16] Selain infidel dan heretic (bidah/sesat), istilah tersebut digunakan juga oleh rekan-rekan Kristen sebagai salah satu dari beberapa peyoratif untuk istilah gentile (גוי / נכרי; orang non-Yahudi) sebagaimana digunakan dalam Yudaisme, serta untuk istilah kafir (كافر, 'orang yang tidak percaya') dan syirik (مشرك, 'penyembah berhala') sebagaimana dalam Islam.[17]
Hal ini dipengaruhi oleh keanggotaan awal Kekristenan, yang adalah kaum Yahudi. Pada waktu itu kaum Yahudi membedakan diri dari orang-orang asing berdasarkan agama, bukan standar-standar etno-kultural, dan kaum Kristen Yahudi awal juga melakukan hal serupa. Karena budaya Helenik merupakan budaya pagan yang dominan di bagian timur Romawi, mereka menyebut kaum pagan dengan istilah Hellene. Kekristenan mewarisi terminologi Yahudi untuk kaum non-Yahudi dan mengadaptasinya untuk menyebut kaum non-Kristen yang berhubungan dengan mereka. Penggunaan semacam ini tercatat dalam Perjanjian Baru. Dalam Surat-surat Paulus, Hellene hampir selalu disandingkan dengan Ibrani, mengabaikan etnis yang sebenarnya.[20]
Penggunaan Hellene sebagai suatu istilah keagamaan pada mulanya merupakan bagian dari nomenklatur khusus Kristen, namun beberapa kaum Pagan mulai bersikap menantang dengan menyebut diri mereka sendiri Hellenes. Kaum pagan lainnya bahkan lebih memilih mempersempit arti kata itu—dari lingkup kultural yang luas menjadi pengelompokan religius yang lebih spesifik. Namun, terdapat banyak kalangan Kristen dan juga pagan yang sangat keberatan dengan evolusi terminologi tersebut. Sebagai contoh, Uskup Agung Konstantinopel yang berpengaruh bernama Gregorius dari Nazianzus merasa tersinggung dengan upaya-upaya kekaisaran yang menindas budaya Hellenis (terutama terkait bahasa Yunani lisan dan tulisan) dan secara terbuka mengkritik kaisar.[19]
Stigmatisasi keagamaan yang meningkat atas Helenisme memiliki suatu dampak buruk pada budaya Helenik pada akhir abad ke-4.[19]
Bagaimanapun, pada Abad Kuno Akhir, dimungkinkan untuk berbicara bahasa Yunani sebagai suatu bahasa utama tanpa memikirkan bahwa seseorang adalah "Hellene".[21] Penggunaan bahasa Yunani yang telah lama di dalam dan di sekitar Kekaisaran Romawi bagian timur sebagai suatu lingua franca secara ironis justru menjadikannya memiliki arti penting dalam penyebaran Kekristenan—sebagaimana ditunjukkan antara lain oleh penggunaan bahasa Yunani dalam Surat-surat Paulus.[22] Pada paruh pertama abad ke-5, bahasa Yunani merupakan bahasa standar yang digunakan para uskup untuk berkomunikasi,[23] dan Acta Conciliorum ("Akta Konsili-Konsili Gereja") aslinya tercatat dalam bahasa Yunani dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain.[24]
Heathen
Heathen berasal dari kata Inggris Lamahæðen ("bukan Kristen atau Yahudi"); lihat pula kata Nordik Lamaheiðinn. Pengertian ini atas istilah tersebut berasal dari kata Gothhaiþno ("perempuan non-Yahudi") yang digunakan untuk menerjemahkan "Hellene" (lihat pula Markus 7:26) dalam Alkitab Wulfila, terjemahan pertama dari Alkitab ke dalam salah satu rumpun bahasa Jermanik. Hal ini mungkin terpengaruh oleh terminologi Yunani dan Latin pada masa itu yang digunakan untuk menyebut kaum pagan. Jika demikian, kata tersebut mungkin berasal dari kata Goth haiþi ("tinggal di padang gersang"). Bagaimanapun, hal ini belum terbukti kebenarannya. Bahkan dapat saja kata tersebut merupakan turunan dari kata Yunani ἔθνος (ethnos) melalui kata Armeniahethanos.[25]
Istilah tersebut baru-baru ini telah dihidupkan kembali dalam bentuk "Heathenry" dan "Heathenism" (sering namun tidak selalu dikapitalisasi), nama-nama alternatif untuk gerakan neopaganisme Jermanik, yang para penganutnya dapat mengidentifikasi diri sebagai Heathens.
Definisi
Mungkin menyesatkan jika mengatakan bahwa terdapat suatu agama seperti paganisme pada awal [Masehi] ... Mungkin lebih tidak membingungkan jika mengatakan bahwa kaum pagan, sebelum persaingan mereka dengan Kekristenan, sama sekali tidak beragama dalam pengertian di mana kata tersebut biasa digunakan saat ini. Mereka tidak memiliki tradisi diskursus tentang hal-hal ritual atau keagamaan (terlepas dari perdebatan filosofis ataupun risalah antikuaris), tidak ada sistem keyakinan yang terorganisir yang menuntut mereka berkomitmen, tidak ada struktur otoritas yang khas untuk bidang keagamaan, [dan] di atas semuanya tidak ada komitmen pada sekelompok orang tertentu ataupun kumpulan gagasan selain keluarga mereka dan konteks politik. Apabila ini merupakan pandangan yang benar tentang kehidupan pagan, maka kita harus melihat paganisme cukup hanya sebagai suatu agama yang diciptakan dalam perjalanan [sejarah] dari abad ke-2 menuju abad ke-3 M, dalam persaingan serta interaksi dengan kaum Kristen, Yahudi, dan lainnya.
Mendefinisikan paganisme dianggap sebagai hal yang sulit. Memahami konteks dari terminologi yang berhubungan dengannya dirasa penting.[27] Kalangan Kristen Awal menyebut beragam model kultus di sekitar mereka sebagai satu kelompok tunggal dengan alasan kenyamanan dan retorika.[28] Kendati paganisme pada umumnya mengimplikasikan politeisme, perbedaan utama antara kaum pagan klasik dengan kaum Kristen tidak seperti politeisme dengan monoteisme. Tidak semua kaum pagan benar-benar politeis. Sepanjang sejarah, banyak dari mereka yang percaya pada dewata tertinggi. (Namun, kebanyakan kaum pagan percaya pada segolongan dewata/daimon yang lebih rendah—lihat henoteisme—atau emanasi ilahi.)[6] Bagi kaum Kristen, perbedaan yang paling penting adalah apakah seseorang menyembah satu BerhalaTheo yang benar menurut versi kristen sendiri atau tidak. Mereka yang tidak (politeis, monoteis, ataupun ateis) dipandang sebagai pihak di luar Gereja dan karenanya pagan.[29] Demikian pula, kaum pagan klasik merasa aneh jika membedakan kelompok-kelompok berdasarkan jumlah dewa/dewi yang dihormati para pengikutnya. Mereka menganggap kolegium-kolegium keimaman (seperti Collegium Pontificum atau Epulones) dan praktik-praktik kultus sebagai pembeda-pembeda yang lebih bermakna.[30]
Menyebut paganisme sebagai "agama-agama asli pra-Kristen" dipandang sama sekali tak dapat dipertahankan. Tidak semua tradisi pagan dalam sejarah merupakan pra-Kristen atau asli dari tempat-tempat ibadahnya.[27]
Karena sejarah nomenklaturnya, paganisme secara tradisi mencakup budaya-budaya kolektif pra- dan non-Kristen di dalam dan di sekitar dunia klasik; termasuk budaya-budaya suku Yunani-Romawi, Keltik, Jermanik, dan Slavik.[31] Namun, pembahasaan modern para akademisi folkloristika dan kalangan pagan kontemporer pada khususnya telah memperluas ruang lingkup aslinya selama empat milenium yang digunakan oleh kalangan Kristen awal dengan memasukkan tradisi-tradisi keagamaan serupa yang terbentang jauh hingga zaman prasejarah.[32]
Persepsi
Paganisme menjadi dipersamakan oleh kalangan Kristen dengan suatu pengertian hedonisme, merepresentasikan segala hal sensual, materialistis, pemuasan diri sendiri, ketidakpedulian pada masa depan, dan ketidaktertarikan pada agama yang kompleks. Kaum pagan biasanya dideskripsikan dengan stereotipe duniawi tersebut, terutama oleh mereka yang menaruh perhatian pada apa yang dipandang sebagai keterbatasan paganisme.[33] Karena itu G. K. Chesterton menulis: "Penganut pagan berpikiran, dengan pengertian yang sangat baik, untuk mencari kenikmatan bagi diri sendiri. Pada akhir peradabannya ia telah menemukan bahwa seorang manusia tidak dapat mencari kenikmatan bagi dirinya sendiri dan tetap menikmati apapun." Dalam kontras yang tajam, Swinburne sang penyair berkomentar tentang tema yang sama itu: "Engkau telah menaklukkan, ya orang Galilea pucat; dunia telah tumbuh kelabu dari nafas-Mu; Kami telah mabuk hal-hal Lethean, dan menghidupi kepenuhan kematian."[34]
Ludwig Feuerbach mendefinisikan paganisme dari zaman antikuitas klasik (Era Klasik), yang ia sebut Heidentum ('heathenry'), sebagai "kesatuan agama dan politik, dari roh dan alam, dari tuhan dan manusia",[35] dikualifikasikan oleh pengamatan bahwa manusia dalam pandangan pagan selalu didefinisikan berdasarkan kelompok etnik, yaitu Yunani, Romawi, Mesir, Yahudi, dll., sehingga setiap tradisi pagan adalah juga suatu tradisi kebangsaan. Sebaliknya, sejarawan-sejarawan modern mendefinisikan paganisme sebagai gabungan kegiatan-kegiatan kultus, yang diatur di dalam suatu masyarakat, bukan suatu konteks "kebangsaan", tanpa sebuah keyakinan tertulis atau pengertian ortodoksi.[36]
Perkembangan dalam pemikiran keagamaan di Kekaisaran Romawi yang sangat luas terbentang selama Zaman Antikuitas Akhir perlu dibahas secara terpisah, karena hal ini merupakan konteks yang di dalamnya Kekristenan Awal sendiri berkembang sebagai salah satu dari kultus monoteistik, dan dalam periode ini juga konsep pagan berkembang. Karena timbul dari Yudaisme Bait Kedua (atau Yudaisme Helenistik), Kekristenan berada dalam persaingan dengan agama-agama lain yang menyokong monoteisme pagan, termasuk kultus Dionisos,[37]Neoplatonisme, Mithraisme, Gnostisisme, dan Manikeisme.[butuh rujukan] Secara khusus Dionisos dianggap memperlihatkan paralel-paralel yang signifikan dengan Kristus, sehingga banyak akademisi menyimpulkan bahwa pembentukan kembali Yesus sang rabi pengelana ke dalam citra Kristus Logos, sang juruselamat ilahi, secara langsung merefleksikan kultus Dionisos. Mereka menunjuk pada simbolisme anggur dan arti pentingnya dalam mitologi yang melingkupi Dionisos maupun Yesus Kristus.[38][39] Wick berpendapat bahwa penggunaan simbolismeanggur dalam Injil Yohanes, termasuk peristiwa Perkawinan di Kana yang di dalamnya dikisahkan bahwa Yesus mengubah air menjadi anggur, dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Yesus lebih unggul daripada Dionisos.[40] Adegan dalam Bakkhai yang mengisahkan kemunculan Dionisos di hadapan Raja Pentheus karena tuduhan mengklaim keilahian diperbandingkan dengan adegan dalam Perjanjian Baru yang menceritakan Yesus diinterogasi oleh Pontius Pilatus.[40][41][42]
Muhammad dan Islamisasi di Jazirah Arab
Kebanyakan kaum pagan Arab menjadi hampir punah selama zaman Muhammad melalui proses Islamisasi.[43][44][44] Bulan-bulan suci kaum pagan Arab yaitu bulan ke-1, ke-7, ke-11, dan ke-12 dalam kalender Islam.[45] Setelah Muhammad menaklukkan Mekkah, ia mulai mengonversi kaum pagan.[46][47][48] Salah satu kampanye militer yang diperintahkan Muhammad terhadap kaum pagan Arab yaitu Penghancuran Dzul Khalashah. Peristiwa itu terjadi pada bulan April dan Mei 632 M, pada tahun 10 H dalam Kalender Islam. Dzul Khalashah disebut sebagai sebuah berhala maupun kuil, dan dikenal beberapa kalangan sebagai Ka'bah Yaman, yang dibangun dan dipuja oleh suku-suku pagan.[49][50][51][52][53][54][55][56][57]
Periode Modern Awal
Ketertarikan akan tradisi-tradisi pagan timbul kembali dalam Abad Renaisans, pada mulanya dalam magi Renaisans sebagai suatu kebangkitan magi Yunani-Romawi. Pada abad ke-17, deskripsi paganisme berpaling dari aspek teologis ke etnologis, dan agama mulai dipahami sebagai bagian dari identitas etnis suatu bangsa, kemudian studi tentang agama-agama dari bangsa-bangsa "primitif" memicu berbagai pertanyaan seperti sejarah pasti asal mula agama. Oleh karenanya, Nicolas-Claude Fabri de Peiresc melihat agama-agama pagan Afrika pada zamannya sebagai peninggalan yang pada dasarnya dapat menjelaskan mengenai paganisme historis pada Era Klasik.[58]
Romantisisme
Paganisme tampil kembali sebagai sebuah topik berdaya tarik pada Romantisisme abad ke-18 sampai ke-19, khususnya dalam konteks kebangunan sastra Viking dan Keltik, yang menggambarkan penganut-penganut politeis Keltik dan Jermanik sebagai "noble savages" ("manusia primitif yang luhur").
Pada abad ke-19 juga terjadi banyak ketertarikan keilmuan dalam rekonstruksi mitologi pagan dari folklor atau dongeng. Hal ini terutama diupayakan oleh Grimm Bersaudara, khususnya Jacob Grimm dalam Mitologi Teutonik karyanya, dan Kalevala yang dikompilasi oleh Elias Lönnrot. Karya Grimm Bersaudara mempengaruhi para kolektor lainnya, menginspirasi mereka untuk mengumpulkan cerita-cerita dan membawa mereka untuk dengan cara yang sama meyakini bahwa dongeng-dongeng dari suatu bangsa secara khusus merepresentasikannya, dengan mengabaikan pengaruh lintas budaya. Di antara mereka yang terbawa pengaruhnya yaitu Alexander Afanasyev dari Rusia, Peter Christen Asbjørnsen dan Jørgen Moe dari Norwegia, serta Joseph Jacobs dari Inggris.[59]
Namun, sering terdapat perbedaan atau pemisahan antara beberapa penganut Rekonstruksionis politeistik seperti kalangan Rekonstruksionis Politeistik Helenik atau Yunani dari agama Hellenismos dan kalangan Neopagan revivalis seperti kaum Wicca. Pembagian dilakukan karena banyaknya isu seperti arti penting ortopraksi yang akurat berdasarkan ketersediaan sumber-sumber kuno, penggunaan dan konsep magi (atau sihir), kalender mana yang digunakan dan hari raya apa saja yang perlu dirayakan, serta penggunaan istilah pagan itu sendiri.[60][61][62]
Banyak dari "kebangunan" tersebut, Wicca dan Neo-Druidisme khususnya, berakar dalam Romantisisme abad ke-19 dan mempertahankan elemen-elemen yang terlihat dari okultisme atau teosofi yang umum pada saat itu, memisahkannya dari agama rakyat pedesaan (paganus) yang bermakna historis. Sebagian besar kaum pagan modern, bagaimanapun, percaya pada karakter ilahi dunia alamiah dan paganisme sering kali dideskripsikan sebagai suatu "agama Bumi".[63]
Terdapat sejumlah penulis neopagan yang meneliti hubungan antara gerakan-gerakan kebangunan politeistik abad ke-20 dengan politeisme historis pada satu sisi dan tradisi-tradisi kontemporer agama rakyat pada sisi lain. Isaac Bonewits memperkenalkan sebuah terminologi untuk pembedaan itu.[64]
Paleopaganisme
Sebuah retronim yang diciptakan untuk membedakannya dengan "Neopaganisme", "keimanan-keimanan politeistik asli yang berpusat pada alam", seperti agama Yunani pra-Helenistik dan agama Romawi pra-imperial, periode paganisme Jermanik pra-Migrasi sebagaimana dideskripstikan oleh Tacitus, atau politeisme Keltik sebagaimana dideskripsikan oleh Julius Caesar.
Mesopaganisme
Suatu kelompok yang, atau telah, secara signifikan dipengaruhi oleh pandangan dunia monoteistik, dualistik, ataupun nonteistik, tetapi mampu mempertahankan suatu kemandirian praktik-praktik religius. Kelompok ini misalnya penduduk asli Amerika serta aborigin Australia, spiritualitas Zaman Baru (New Age) dan paganisme NordikZaman Viking. Pengaruh-pengaruhnya mencakup: Spiritualisme, dan banyak keimanan diaspora Afrika seperti Vodou Haiti, agama Espiritu dan Santería. Isaac Bonewits memasukkan Wicca Tradisional Britania dalam subdivisi ini.
Neopaganisme
Suatu gerakan oleh bangsa modern untuk membangkitkan kembali agama-agama pra-Kristen yang menghidupi/memuja alam atau jalan spiritual lainnya yang berbasis alam, yang juga kerap menggabungkan nilai-nilai liberal kontemporer[butuh rujukan] yang bertentangan dengan paganisme kuno.[butuh rujukan] Definisi ini mungkin mencakup kelompok-kelompok seperti Wicca, Neo-Druidisme, Ásatrú, dan Rodnovery Slavik.
Prudence Jones dan Nigel Pennick dalam Suatu Sejarah Eropa Pagan (1995) karya mereka mengklasifikasikan agama-agama pagan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
Politeisme: agama-agama pagan yang mengakui suatu pluralitas kodrat ilahi, yang mungkin atau mungkin tidak dianggap aspek-aspek dari suatu kesatuan yang mendasari (pembedaan politeisme lunak dan keras).
"Berbasis alam": agama-agama pagan yang memiliki suatu konsep keilahian Alam, yang mereka anggap sebagai suatu manifestasi ilahi, bukan sebagai ciptaan yang "jatuh" sebagaimana terdapat dalam kosmologi dualistik.
"Perempuan suci": agama-agama pagan yang mengakui "prinsip ilahi perempuan", diidentifikasi sebagai "sang Dewi" (berbeda dengan dewi-dewi individual), di samping atau menggantikan prinsip ilahi laki-laki sebagaimana diungkapkan dalam God Abrahamik.[65]
Pada zaman modern, "Heathen" dan "Heathenry" semakin banyak digunakan untuk menyebut cabang-cabang neopaganisme tersebut yang terilhami oleh agama-agama pra-Kristen dari bangsa Jermanik, Skandinavia, dan Anglo-Sachsen.[66]
Di Islandia, penganut Ásatrúarfélagið yang jumlahnya hanya lebih dari seribu orang mewakili 0.4% dari populasi total.[67] Di Lituania, banyak orang mempraktikkan Romuva, suatu versi agama pra-Kristen dari negara itu yang dihidupkan kembali. Lituania termasuk salah satu daerah terakhir di Eropa yang mengalami Kristenisasi. Odinisme telah dibentuk secara resmi di Australia setidaknya sejak tahun 1930-an.[68]
Paganisme di Jazirah Arab
Kendati Muhammad telah menghancurkan kuil dan berhala pagan Dzul Khalashah selama ekspedisi militer Penghancuran Dzul Khalashah,[53][56][57] kultus Dzul Khalashah bangkit kembali dan dipuja di wilayah tersebut sampai tahun 1815, saat para anggota gerakan WahhabiSunni mengorganisir kampanye-kampanye militer untuk menekan sisa-sisa ibadah pagan. Berhala yang direkonstruksi tersebut kemudian dihancurkan oleh tembakan.[50]
^Davies, Owen (2011). Paganism: A Very Short Introduction. New York: Oxford University Press. ISBN 9780191620010.
^ abPeter Brown, in Glen Warren Bowersock, Peter Robert Lamont Brown, Oleg Grabar, eds., Late Antiquity: a guide to the postclassical world, 1999, s.v. "Pagan".
^Hanegraff, Wouter J. (1006). New Age Religion and Western Culture: Esotericism in the Mirror of Secular Thought. Brill Academic Publishers. hlm. 84. ISBN90-04-10696-0.
^The OED instances Edward Gibbon's Decline and Fall of the Roman Empire, Vol. II, "Chapter XXI: Persecution of Heresy, State of the Church.—Part VII" (1776): "The divisions of Christianity suspended the ruin of Paganism."
^Eisenstadt, S.N., 1983, Transcendental Visions – Other-Worldliness – and Its Transformations: Some More Comments on L. Dumont. Religion13:1–17, at p. 3.
^Augustine, Confessions 1.14.23; Moatii, "Translation, Migration, and Communication," p. 112.
^A summary of the modern view is given in Robin Lane Fox, Pagans and Christians 1989, pp. 31 ff.: "The modern emphasis on paganism's cult acts was also acknowledged by pagans themselves. It shaped the way they tried and tested Christians."
^E. Kessler, Dionysian Monotheism in Nea Paphos, Cyprus
"two monotheistic religions, Dionysian and Christian, existed contemporaneously in Nea Paphos during the 4th century C.E. [...] the particular iconography of Hermes and Dionysos in the panel of the Epiphany of Dionysos [...] represents the culmination of a Pagan iconographic tradition in which an infant divinity is seated on the lap of another divine figure; this Pagan motif was appropriated by early Christian artists and developed into the standardized icon of the Virgin and Child. Thus the mosaic helps to substantiate the existence of Pagan monotheism." [1]
^Powell, Barry B., Classical Myth Second ed. With new translations of ancient texts by Herbert M. Howe. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice-Hall, Inc., 1998.
^Dermenghem, Émile (1930). The life of Mahomet. G. Routledge. hlm. 239. ISBN978-9960-897-71-4. Five hundred horsemen went to Dhul Khalasa to demolish the Yemenite Ka'ba
^"It would be a great pleasure to make the comparison with what survives to us of ancient paganism in our old books, in order to have better [grasped] their spirit." Peter N. Miller, History of Religion Becomes Ethnology: Some Evidence from Peiresc's Africa Journal of the History of Ideas 67.4 (2006) 675–696.[2]
^Jack Zipes, The Great Fairy Tale Tradition: From Straparola and Basile to the Brothers Grimm, p 846, ISBN 0-393-97636-X
^"Hellenismos FAQ". The Cauldron: A Pagan Forum. Diakses tanggal 25 March 2015.
^"Pagans". Supreme Council of Ethnikoi Hellenes. Diakses tanggal September 7, 2007.
^Arlea Anschütz, Stormerne Hunt (1997). "Call us Heathens!". Journal of the Pagan Federation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-12. Diakses tanggal September 7, 2007.
Hua, Yih-Fen. book review to: Maria Effinger / Cornelia Logemann / Ulrich Pfisterer (eds): Götterbilder und Götzendiener in der Frühen Neuzeit. Europas Blick auf fremde Religionen. In: sehepunkte 13 (2013), Nr. 5 [15.05.2013], URL: http://www.sehepunkte.de/2013/05/21410.html. (Book review in English).
Robert, P. & Scott, N., (1995) "A History of Pagan Europe". New York, Barnes & Noble Books, ISBN 0-7607-1210-7.
York, Michael Pagan Theology: Paganism as a World Religion NYU Press (2003), ISBN 0-8147-9708-3.
JabajaSingel oleh AKB48BahasaJepangSisi-BPedal to Sharin to Kita Michi toPositionAi no MoakeHetawoutsuButtaoreru MadeTomodachi de ImashouKokkyo no Nai JidaiDirilis14 Maret 2018 (2018-03-14)FormatCDUnduhan digitalGenreJ-PopDurasi4:17LabelKing Records (Jepang)Genie Music, Stone Music Entertainment (Korea Selatan)Kronologi singel AKB48 11gatsu no Anklet (2017) Jabaja (2018) Teacher Teacher (2018) Video musikJabaja (MV Full) di YouTube Jabaja (ジャーバージャ) adalah singel ke-51 karya...
Rizky Pora Informasi pribadiNama lengkap Rizky Rizaldi PoraTanggal lahir 22 November 1989 (umur 34)Tempat lahir Ternate, Indonesia[1]Tinggi 170 m (557 ft 9 in)[2]Posisi bermain Winger, left-backInformasi klubKlub saat ini Barito PuteraNomor 26Karier junior2008–2010 Persambong SulaKarier senior*Tahun Tim Tampil (Gol)2010–2013 Persita Tangerang 47 (3)2013– Barito Putera 203 (28)Tim nasional‡2014–2019 Indonesia 25 (1) Prestasi Sepak bola Mewakili ...
Voce principale: Rovigo Calcio. Rovigo CalcioStagione 2006-2007Sport calcio Squadra Rovigo Allenatore Carmine Parlato Presidente Francesco Scerra Serie C26º posto nel girone B Coppa Italia Serie CPrimo turno Maggiori presenzeCampionato: Rizzi (32) Miglior marcatoreCampionato: Gasparello (13) StadioStadio Francesco Gabrielli 1949-1950 2007-2008 Si invita a seguire il modello di voce Questa pagina raccoglie le informazioni riguardanti il Rovigo Calcio nelle competizioni ufficiali della s...
Indian motorcycle manufacturing company This article is about the Indian motorcycle manufacturer. For the former British motorcycle manufacturer, see Royal Enfield (England). Royal EnfieldCompany typeSubsidiaryIndustryAutomotivePredecessorRoyal Enfield (1901-1971)Founded1955; 69 years ago (1955) (as Enfield Motors) 1901; 123 years ago (1901) (as The Enfield Cycle Company Limited)HeadquartersChennai, Tamil Nadu, India[1]Areas servedWorldwideKey peopl...
Artikel ini membutuhkan penyuntingan lebih lanjut mengenai tata bahasa, gaya penulisan, hubungan antarparagraf, nada penulisan, atau ejaan. Anda dapat membantu untuk menyuntingnya.H.Andi Syafril Chaidir SyamS.I.P., M.H.ᨕᨉᨗ ᨔᨄᨛᨑᨗᨒᨗ ᨖᨕᨗᨉᨗᨑᨗ ᨔᨛᨐᨆ Bupati Maros ke-13PetahanaMulai menjabat 26 Februari 2021PresidenJoko WidodoGubernurNurdin AbdullahAndi Sudirman SulaimanBahtiar Baharuddin (Pj.)WakilHj. Suhartina Bohari, S.E.PendahuluAndi Davied Syamsu...
Single-aisle airliner family by Boeing Boeing 737 Classic 737-300/-400/-500 Stretched from the original series and re-engined with wider CFM56 turbofans, the initial, midsize 737-300 (pictured) is the most common variant Role Narrow-body jet airlinerType of aircraft National origin United States Manufacturer Boeing Commercial Airplanes First flight February 24, 1984 Introduction November 28, 1984, with USAir Status In service Primary users UTairJet2.comSouthwest Airlines (historical)US A...
Questa voce o sezione sugli argomenti chimica degli alimenti e composti chimici non cita le fonti necessarie o quelle presenti sono insufficienti. Puoi migliorare questa voce aggiungendo citazioni da fonti attendibili secondo le linee guida sull'uso delle fonti. Annatto AbbreviazioniE160bC.I. 75120 Nomi alternativiorleannorbixinaarancione naturale (natural orange) Caratteristiche generaliMassa molecolare (u)380,52 Numero CAS542-40-5 (isomero trans) [626-76-6] (isomero cis) Numero EINECS...
This article may rely excessively on sources too closely associated with the subject, potentially preventing the article from being verifiable and neutral. Please help improve it by replacing them with more appropriate citations to reliable, independent, third-party sources. (May 2017) (Learn how and when to remove this message) Alice's Shop seen from the east Tenniel's illustration of 'The Old Sheep Shop'. As the book was about a land behind a mirror, Tenniel's picture is a mirror image of ...
لمعانٍ أخرى، طالع صدقة (توضيح). فتاة صغيرة تتصدق على عجوز فقيرة. لوحة للرسام الهندي رافي فارما. الصدقة مفهوم ديني، وهي العطية للمحتاج على وجه التقرب إلى الخالق والمعبود، ينظر المؤمنون إليها بإعجاب، ولاسيما عندما تمارس بشكل سري من قبل الغرباء «الذين يخافون الله». وللص...
البطولات الفرنسية 1947 رقم الفعالية 46 البلد فرنسا التاريخ 1947 الرياضة كرة المضرب الفعاليات البطولات الفرنسية 1947 - فردي السيدات، والبطولات الفرنسية 1947 - فردي الرجال البطولات الفرنسية 1946 البطولات الفرنسية 1948 تعديل مصدري - تعديل يفتقر محتوى هذه ال�...
Census-designated place in Nebraska, United StatesWhiteclay, Nebraska MakȟásaŋCensus-designated placeNebraska Highway 87 forms the main street of Whiteclay, April 2013Location of Whiteclay, NebraskaCoordinates: 42°59′49″N 102°33′17″W / 42.99694°N 102.55472°W / 42.99694; -102.55472CountryUnited StatesStateNebraskaCountySheridanArea[1] • Total0.07 sq mi (0.18 km2) • Land0.07 sq mi (0.18 km2)...
For other uses, see Harborne (disambiguation). This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Harborne – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (April 2010) (Learn how and when to remove this message) Human settlement in EnglandHarborneThe Clock Tower, HarborneHarborneLocation within the West MidlandsP...
Quarter of Frankfurt am Main in Hesse, GermanyDornbusch Quarter of Frankfurt am Main U-Bahn station Dornbusch at the intersection Eschersheimer Landstraße/MarbachwegLocation of Dornbusch (red) and the Ortsbezirk Mitte-Nord (light red) within Frankfurt am Main Dornbusch Show map of GermanyDornbusch Show map of HesseCoordinates: 50°08′22″N 08°40′14″E / 50.13944°N 8.67056°E / 50.13944; 8.67056CountryGermanyStateHesseAdmin. regionDarmstadt DistrictUrban distri...
This article is about all-time records. For a season-by-season statistical breakdown, see List of Adelaide United FC seasons. Adelaide United Football Club is an Australian professional soccer club based in Hindmarsh, Adelaide. The club was formed in 2003, as they became the first and only South Australian member admitted into the A-League Men in 2005. The list encompasses the honours won by Arsenal at national, regional, county and friendly level, records set by the club, their managers and...
French painter (1743–1824) Anicet Charles Gabriel LemonnierPortrait of the painter Lemonnier with Bandaged Head, by François-André Vincent, c. 1776Born6 June 1743Rouen, FranceDied17 August 1824(1824-08-17) (aged 81)Paris, FranceNationalityFrenchKnown forPainter Niobe and her children killed by Apollo and Artemis, by Lemonnier Reading of Voltaire's tragedy of the Orphan of China in the salon of Marie Thérèse Rodet Geoffrin, by Lemonnier Portrait of Jean-Antoine Chaptal (1...
For the barmaid, see Tom King's Coffee House. 20th-century African-American work song This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Black Betty – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (July 2017) (Learn how and when to remove this message) Black BettySong by Lead Bellyfrom the album Negro Sinful Song...
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada Januari 2023. Penangkap mimpi yang berhias, kontemporer, dan tidak tradisional Dalam beberapa budaya penduduk asli dan bangsa-bangsa pertama Amerika, penangkap mimpi (bahasa Inggris: dreamcatcher, Templat:Lang-oj, bentuk tidak hidup dari kata 'laba-laba')[1&...