1 Data Pendaftaran Tanah Prancis, tak termasuk danau, kolam, gletser > 1 km² (0.386 mi² atau 247 ekar) dan muara sungai.
2Population sans doubles comptes: penghitungan tunggal penduduk di komune lain (e.g. mahasiswa dan personil militer).
Bourges (/bʊərʒ/Prancis:[buʁʒ]ⓘ) adalah sebuah komune di Prancis di tengah-tengah sungai Yèvre. Bourges merupakan ibu kota dari departemenCher, serta dahulu juga nenjadi ibu kota dari mantan provinsi bernama Berry.
Sejarah
Nama Bourges berasal dari Bituriges, namanya merupakan sebutan para penduduk di sana atau dari kosa kata bahasa JermanBurg (Prancis: bourg; Spanyol: burgo; Inggris: burgh, berg, atau borough), yang artinya "bukit" atau "desa". Para bangsa Kelt menyebutnya Avaricon; sedangkan penutur bahasa Latin: Avaricum. Di abad ke-4 SM, ketika Julius Caesar berkuasa, daerah sekitar Bourges menjadi pusat konfederasi bangsa Galia (Celtic).
Di tahun 52 SM, saat tahun keenam Perang Galia, ketika orang-orang Galia memakai taktik bumi hangus agar para pasukan Caesar kehabisan suplai, penduduk Avaricum berhasil membujuk dewan kota supaya tidak membakar seisi kota.[2] Bourges sempat lolos sementara gara-gara pertahanan kota yang kuat, medannya yang dikelilingi rawa-rawa, sungai yang hampir melingkari seluruh kota, serta tembok bagian selatan yang kokoh. Namun pasukan Julius Caesar tetap saja berhasil merebut dan menghancurkan seisi kota, dan menyisakan 800 penduduknya.[3]
Orang Romawi bangun ulang Avaricum menjadi kota Romawi, lengkap dengan gerbang monumental, thermae, pemandian air panas, dan amfiteater. Bourges malah menjadi lebih besar dibanding saat Abad Pertengahan. Tembok besar yang mengelilingi kota, seluas 40 hektar, sebagian dibangun memakai batu-batu bekas bangunan lama.
Saint Ursinus (atau Saint Ursin), yang hidup di abad ke-3 Masehi, dianggap sebagai uskup pertama di Bourges. Sekarang, Bourges menjadi pusat keuskupan agung Katolik. Di abad ke-8, Bourges ada di pinggiran utara dari Kadipaten Aquitaine, Bourges pertama kali terkena serangan kaum Frank saat mereka melewati Sungai Loire. Karl Martel dari kaum Franka berhasil merebut Bourges di tahun 731, tetapi langsung direbut kembali oleh Duke Odo Agung dari Aquitaine. Bourges tetap di bawah kekuasaan para count yang bersumpah setia ke duke Aquitaine sampai pengepungan besar-besaran yang dilakukan Raja
Pepin yang Pendek dari Franka di tahun 762, di mana tentara Basque juga ikut membantu pertahanan kota bersama para count.
Selama masa abad pertengahan,
Bourges menjadi ibukota Vicomte Bourges sampai tahun 1101. Di abad ke-14, Bourges diangkat menjadi ibukota Kadipaten Berry (dibentuk tahun 1360). Raja Prancis masa depan, Charles VII, sempat mengungsi ke Bourges di tahun 1420-an ketika Perang Seratus Tahun meletus. Anaknya, Louis XI, lahir di Bourges tahun 1423. Lalu di tahun 1438, Charles VII mengeluarkan Dekrit Pragmatic Sanction of Bourges. Di masa itu, Bourges seketika menjadi pusat besar untuk alkimia. Namun di tahun 1487, sepertiga dari Bourges mengalami kebakaran, dan dari situ ekonomi Bourges mulai menurun.[4]
Bourges punya tradisi seni dan sejarah yang panjang. Selain katedral, ada juga tempat penting lainnya seperti Palais Jacques Cœur dari abad ke-15 dan area seluas 65 hektar yang penuh dengan rumah-rumah setengah kayu serta townhouse keren-keren.