Dr. Boentaran Martoatmodjo (11 Januari 1896 – 3 Oktober 1979) adalah Menteri Kesehatan Indonesia yang pertama pada masa Kabinet Presidensial.[1]
Riwayat Hidup
Pendidikan
Boentaran Martoatmodjo menerima pendidikan dasar dan menengah di Jawa Tengah, dan kemudian mengenyam pendidikan tinggi Diploma di STOVIA di Batavia hingga tahun 1918. Hingga tahun 1928, Boentaran mengemban tugas sebagai dokter dalam pemerintahan kolonial Hindia Belanda, salah satunya adalah ikut menangani wabah kolera yang sedang terjadi di Kalimantan pada awal dekade 1920-an.[2] kemudian mengikuti ekpekdisi ke "Curah Brem-Brem" Sungai Balungan Tanjung Selor (Borneo).[3]
Pada tahun 1928, Boentaran mengenyam pendidikan lanjutan dalam bidang kedokteran di Universitas Leiden setelah mendapatkan beasiswa. Boentaran juga aktif dalam Perhimpunan Indonesia dan berkenalan dengan beberapa anggota PI seperti Achmad Soebardjo, Iwa Koesoemasoemantri, dan Soekiman Wirjosandjojo. Setelah lulus dengan gelar Doctor in de Geneeskundig pada tahun 1931, Boentaran kembali ke Hindia dan melanjutkan kiprahnya dalam bidang kesehatan.
Aktivitas Sosial dan Politik
Pada akhir tahun 1935, Boentaran ikut mendirikan Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PELTI) dan menjadi ketua pertama selama 5 tahun sejak pendiriannya pada 26 Desember 1935.[4]
Dalam masa pendudukan Jepang, Boentaran ditunjuk sebagai wakil ketua dari Chuo Sangi-In (terusan dari Volksraad) dan anggota dari organisasi pemuda pergerakan kemerdekaan Indonesia, Barisan Pelopor.[5] Boentaran juga kemudian ditunjuk sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan pada tanggal 29 April 1945.
Pada 1946, Boentaran juga tercatat sebagai salah satu pendiri Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada (yang kemudian menjadi Universitas Gadjah Mada) bersama saudaranya, Mr. R. S. Budhyarto Martoatmodjo yang menjadi promotor.