Kabupaten Halmahera Selatan berakar dari empat kesultanan yang membentuk sebuah kebudayaan yang dikenal dengan nama Maloku Kie Raha. Keempat kesultanan tersebut ialah Kesultanan Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan.[2] Keempat kesultanan tersebut berdasarkan hikayat merupakan saudara kandung, dan secara keseluruhan dibedakan kedalam 3 wilayah kultural yakni:[2]
Wilayah kultur Bacan yang meliputi kepulauan Bacan dan Obi, dan daerah inilah yang menjadi wilayah kabupaten Halmahera Selatan saat ini.
Pembagian wilayah budaya ini tidak menunjukkan suatu perbedaan prinsipal tetapi bersifat gradual, dilihat dari ciri adat istadatnya. Sedangkan untuk suku-suku yang ada di halmahera selatan ada beberapa suku yang terdiri dari Suku Bacan, Tobelo Galela, Makian Kayoa, Buton, Bajo, dan ada juga suku pendatang lainnya dari Gorontalo, Jawa, dan beberapa daerah lainnnya di Indonesia.[2]
Sementara dalam bidang keagamaan, Badan Pusat Statistik kabupaten Halmahera Selatan tahun 2020 mencatat keberadaan penduduk berdasarkan agama. Kepercayaan atau agama yang dianut warga di kecamatan ini ialah Islam 92,00%, kemudian Kristen 7,97% (Protestan 7,79% dan Katolik 0,18%) dan sebagian kecil Budha 0,03%.[1]