Dr. Abdel Aziz al-Rantissi (bahasa Arab: عبد العزيز علي عبد المجيد الحفيظ الرنتيسي; 23, 23 Oktober 1947 – 17 April 2004) adalah seorang yang ikut mendirikan militer Islam Palestina dan organisasi politik Hamas. Ia merupakan pemimpin politik Hamas dan Jubir di Jalur Gaza menyusul pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap pemimpin spiritual Syekh Ahmad Yassin, walau pemisahan antara sayap politik dan militer Hamas dikatakan sejumlah orang informal. Seperti kebanyakan anggota Hamas, Rantissi menentang kompromi dengan Israel meneriakkan pembebasan seluruh daerah Palestina (termasuk keseluruhan Israel) melalui jihad melawan Israel.
Kehidupan Awal dan Asal Mula Hamas
Rantissi dilahirkan di Yubna, desa yang termasuk Yavne modern yang tak ditempati pada 1948, dekat Jaffa. Menyusul Perang Arab-Israel 1948, keluarganya mengungsi ke Jalur Gaza. Ia mempelajari ilmu kesehatan anak di Mesir selama 9 tahun dan merupakan dokter berijazah, walaupun tak pernah berpraktik. Pada 1976 ia kembali ke Gaza, anggota yang meyakinkan dari Ikhwanul Muslimin, di luar yang Hamas tumbuh.
Pada 1987, 4 penduduk kamp pengungsian Jabalya tewas dalam kecelakaan LaLin. Menurut Rantissi, ia bergabung dengan Syekh Ahmad Yassin, 'Abdel Fattah Dukhan, Mohammed Shama', Dr. Ibrahim al-Yazour, Issa al-Najjar, dan Salah Shehadeh dan orang-orang yang diinstruksikan keluar masjid meneriakkan Allahu Akbar ("Allah Maha Besar"). Inilah saat dimulainya Intifadah pertama, menurut Rantissi, di bawah yang kpemimpinan organisasinya yang lantas terkenal sebagai Hamas terbentuk kemudian pada tahun itu. Akhirnya saingan PLO mengikat kekuatan dengan mereka, dan kepemimpinan bersatu terbentuk.
Pengusiran dan Kembali
Pada Desember 1992, Rantissi dipaksa keluar ke Lebanon bagian selatan, sebagai bagian pengusiran 416 Hamas dan mata-mata Jihad Islam Palestina, dan muncul sebagai JuBir umum dari pengusiran. Selama masa kembalinya pada 1993, ia ditangkap, tetapi kemudian dibebaskan. Ia juga ditahan beberapa kali lebih dari periode panjang oleh Otoritas Palestina, karena kritiknya pada Pemerintah Palestina dan Arafat, kebanyakan di pertengahan 1999. Sedemikian taktik tak menyurutkan seruannya. Saat Rantissi kembali kepada posisi umum sebagai "tangan kanan" Yassin, ia menyisakan 1 dari pelawan utama untuk tiap gencatan senjata dan penghentian serangan terhadap Israel. Selama pembicaraan di antara kepemimpinan Hamas di Gaza dan luar negeri dan pada kontak tetapnya dengan Otoritas Palestina, Rantissi, bersama dengan Ibrahim Macadma, mengawasi sifat kepemimpinan Hamas.
Setelah kembalinya Syekh Yassin ke Jalur Gaza pada Oktober 1997, setelah pertukaran tahanan menyusul gagalnya percobaan pembunuhan Israel terhadap aktivis Hamas di Yordania, ia bekerja rapat dengan seorang syekh yang sudah tua untuk memperbaiki perintah hirarkis dan memperkuat keseragaman kader termasuk reorganisasi Hamas. Menyusul pengeluaran Salah Shehadeh dan Ibrahim Macadma, ia menjadi kepala politik dan juga menyambut pemimpin spiritual Hamas, menyisakan pembicara pokoqnya. Dalam banyak peran itu, Rantissi memimpin, menginstruksikan dan menetapkan kebijakan – termasuk aktivitas serangan, menurut interogasi mata-mata Hamas. Beberapa pernyataan umumnya diberitakan untuk menjalankan instruksi buat mujahid untuk menyerang.
Dalam masa ketegangan, Rantissi tak habis-habisnya menghadirkan suara lantang. He mengambil kesempatan pertemuan anggota Kongres AS Smith dan PM Israel saat itu Benjamin Netanyahu, 28 Januari 1998, untuk mengumumkan melalui Reuters "hanya ada 1 pilihan di depan orang-orang Palestina yang untuk kembali kepada perjuangan pemberontakan dan senjata melawan okupasi [Israel]." Dalam jam-jam penarikan diri Israel dari Bethlehem, 19 Agustus 2002, Rantissi dikutip dalam Manchester Guardian saat mengatakan mengenai Hamas' "senapan akan menyisakan perlawanan langsung musuh Zionis".
Kepemimpinan Hamas Dihabiskan dalam Persembunyian
Masa jabatan 4 minggu Rantisi sebagai pemimpin Hamas dihabiskan dalam persembunyian, sekali pemakaman umum Ahmed Yassin, dihadiri orang banyak dalam jumlah besar, berakhir. Pada 17 April, ia keluar dari persembunyian untuk mengunjungi keluarganya di Kota Gaza, datang sebelum fajar dan tinggal sampai siang. Segera setelah ia meninggalkan rumah ia terbunuh.
Garis Waktu Terpilih
Pada 6 Juni 2003, Rantissi memutuskan diskusi dengan Perdana Menteri Palestina Mahmud Abbas, yang telah menyerukan penghentian "perlawanan bersenjata".
Pada 10 Juni 2003, Rantissi selamat dari serangan helikopter Israel terhadap mobil yang mana ia sedang berjalan-jalan. Ia terluka dalam serangan itu, yang membunuh beberapa orang di dekatnya.
Pada 26 Januari 2004, Rantissi menawarkan "10 tahun gencatan senjata sebagai penukar penarikan diri dan pendirian negara". Ada beberapa rumor berkata di dalam Hamas tentang hal itu namun saat itu Rantissi mengumumkan bahwa "pergerakan telah mengambil keputusan dari itu".
Pada 23 Maret 2004, Rantissi diangkat sebagai pemimpin Hamas di Jalur Gaza, menyusul pembunuhan Yasin oleh angkatan Israel.
Pada 27 Maret 2004, Rantissi memanggil 5.000 pendukung di Gaza. Ia mendeklarasikan presiden AS George W. Bush sebagai "musuh Muslim". "Amerika mendeklarasikan perang melawan Allah. Sharon mendeklarasikan perang melawan Allah dan Allah mendeklarasikan perang melawan Amerika, Bush dan Sharon. Perang dari Allah berlanjut melawan mereka dan saya dapat melihat kemenangan muncul dari tanah Palestina dengan tangan Hamas."
Tewas oleh Peluru
Pada 17 April 2004, Rantissi dibunuh oleh Angkatan Pertahanan Israel dengan tembakan peluru di mobilnya. Cara kematian seperti yang ia telah pilih; sebelumnya ia berkata, "Kematian ini apakah dengan pembunuhan atau kanker; itu sama saja. Tiada yang akan mengubah jika itu ialah Apache (helikopter) atau perhentian jantung. Namun saya memilih untuk terbunuh dengan Apache." 2 orang lainnya, 1 orang pengawal, juga terbunuh dalam serangan itu. Radio pasukan Israel menetapkan bahwa inilah kesempatan pertama pada sasaran Rantissi, tanpa kerugian tambahan, sejak ia mengambil kepemimpinan Hamas, berkata ia telah menghabiskan sedikit minggu terakhir mengelilingi dirinya dengan anak-anak.