Syarif Hamid II dari Pontianak

Sultan Hamid II
Syarif Hamid Alkadrie
Sultan Hamid II dari Kalimantan Barat berseragam Mayor Jenderal KNIL
Sultan Pontianak ke-7
Berkuasa1945–1950
PendahuluSultan Syarif Thaha
PenerusSultan Syarif Abubakar
Kelahiran(1913-07-12)12 Juli 1913
Pontianak, Kesultanan Pontianak, Hindia Belanda
Kematian30 Maret 1978(1978-03-30) (umur 64)
Jakarta, Indonesia
WangsaWangsa Alkadrie
AyahSultan Syarif Muhammad
AgamaIslam Sunni

Sultan Hamid II, lahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, (12 Juli 1913 – 30 Maret 1978) adalah putra sulung Sultan Pontianak ke-6, Sultan Syarif Muhammad Alkadrie, adalah perancang Lambang Negara Indonesia.[1] Ia memiliki darah keturunan Arab-Indonesia. Semasa hidupnya, Hamid II beristrikan seorang perempuan Belanda kelahiran Surabaya, yang memberikannya dua anak yang sekarang tinggal di Belanda.

Kehidupan awal

Syarif Abdul Hamid al-Qadri, lahir pada tanggal 12 Juli 1913 di Pontianak dari pasangan Syarif Muhammad al-Qadri dan Syecha Jamilah Syarwani.[2] Ia merupakan anak sulung keenam mereka.[3] Sampai usia 12 tahun, Hamid dibesarkan oleh ibu angkat asal Skotlandia Salome Catherine Fox dan rekan ekspatriatnya asal Inggris Edith Maud Curteis.[4] Salome Fox adalah adik dari kepala sebuah firma perdagangan Inggris yang berbasis di Singapura. Di bawah asuhan mereka, Hamid menjadi fasih berbahasa Inggris. Pada tahun 1933, Salome Fox meninggal namun Hamid masih tetap berhubungan dengan rekannya Curteis.[4]

Syarif Abdul Hamid menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung satu tahun, THS Bandung tidak tamat, kemudian KMA di Breda, Belanda hingga tamat dan meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda. Dalam buku A Prince in A Republic karya John Monfries, ia dijuluki sebagai "A congenial youngman of outstanding conduct", yang berarti seorang pemuda yang ramah dengan prilaku yang luar biasa.[5]

Setelah lulus pada tahun 1937, ia dilantik sebagai perwira KNIL dengan pangkat Letnan Dua. Dalam karier militernya, ia pernah bertugas di Malang, Bandung, Balikpapan, dan beberapa tempat lain di Pulau Jawa.[2][6]

Masa Pendudukan Jepang

Ketika Jepang mengalahkan Belanda dan sekutunya, pada 10 Maret 1942, ia tertawan dan dibebaskan ketika Jepang menyerah kepada Sekutu dan mendapat kenaikan pangkat menjadi kolonel. Pangkat itu bisa dikatakan sebagai pangkat tertinggi yang saat itu diberikan kepada putera Indonesia. Ketika ayahnya mangkat akibat agresi Jepang, pada 29 Oktober 1945 dia diangkat menjadi sultan Pontianak menggantikan ayahnya dengan gelar Sultan Hamid II. Jelas pengangkatannya ini adalah kemauan sebagian besar rakyat Kalbar yang tak ingin adanya kekosongan jabatan dalam pemerintahan kesultanan.[7]

Sebagai anggota BFO, Sultan Hamid II adalah pendukung konsep Federalisme dan penentang konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diperjuangkan Presiden Sukarno.[8] [9][10]

Dalam perjuangan federalisme, Sultan Hamid II memperoleh jabatan penting sebagai wakil daerah istimewa Kalimantan Barat dan selalu turut dalam perundingan-perundingan Malino, Denpasar, BFO, BFC, IJC dan Konferensi Meja Bundar di Indonesia dan Belanda.

KMB merupakan momen penting dalam sejarah Indonesia. Dalam perundingan itu, tanggal 27 Desember 1949, kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara diakui oleh masyarakat internasional. Perundingan KMB dilakukan oleh tiga pihak, yaitu Belanda, dipimpin oleh J.H. Van Maarseveen; BFO (Bijeenkomst Voor Federaal Overleg) dipimpin oleh Sultan Hamid II; dan Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Moh. Hatta.[11]

Sultan Hamid II kemudian memperoleh jabatan Ajudant in Buitenfgewone Dienst bij HN Koningin der Nederlanden ("Ajudan dalam Pelayanan Luar Biasa kepada Paduka Ratu Belanda"), yakni sebuah pangkat tertinggi sebagai asisten ratu Kerajaan Belanda. Sebagai seorang kolonel, Sultan Hamid II adalah orang Indonesia pertama yang memperoleh posisi milter penting dalam tentara penjajahan.

Keterlibatan dengan Raymond Westerling

Pada 26 Januari 1950, elemen dari KNIL terlibat dalam pemberontakan di Jakarta dan Bandung yang direncanakan oleh Raymond Westerling dan Sultan Hamid II. Pemberontakan ini gagal dan hanya mempercepat kehancuran dari Republik Indonesia Serikat.[12]

Karena dianggap memberontak maka pada 5 April 1950 Sultan Hamid II ditangkap. Kemudian dengan adanya permintaan dari masyarakat Kalimantan Barat untuk bergabung dengan Republik Indonesia pada 22 April 1950, maka pada 15 Agustus 1950 Daerah Istimewa Kalimantan Barat menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan dan dua hari kemudian Republik Indonesia Serikat bubar dan digantikan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia.[13][14][15][16]

Menteri Negara Zonder Portofolio

Sultan Hamid II (kanan) dan Ida Anak Agung Gde Agung, raja Gianyar (tahun 1949).

Pada tanggal 17 Desember 1949, Sultan Hamid II diangkat oleh Soekarno ke Kabinet RIS tetapi tanpa adanya portofolio.[17] Kabinet ini dipimpin oleh Perdana Menteri Mohammad Hatta dan termasuk 11 anggota berhaluan Republik dan lima anggota berhaluan Federal. Pemerintahan federal ini berumur pendek karena perbedaan pendapat dan kepentingan yang bertentangan antara golongan Unitaris dan Federalis serta berkembangnya dukungan rakyat untuk adanya negara kesatuan.[18]

Perumusan Lambang Negara (Garuda Pancasila)

Saat Sultan Hamid II menjabat sebagai Menteri Negara Zonder Portofolio dan selama jabatan menteri negara itu pula dia ditugaskan Presiden Soekarno merencanakan, merancang, dan merumuskan gambar lambang negara. Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Portofolio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M. A. Pellaupessy, Mohammad Natsir, dan R.M. Ngabehi Poerbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.

Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku Bung Hatta Menjawab untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M. Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M. Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang.

Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara Sultan Hamid II, Soekarno, dan Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka bertiga, mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika".

Pada tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis.[19]

Garuda Pancasila yang diresmikan 11 Februari 1950, tanpa jambul dan posisi cakar masih di belakang pita.

Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk rajawali yang menjadi Garuda Pancasila dan disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Mohammad Hatta sebagai perdana menteri.

AG Pringgodigdo dalam bukunya Sekitar Pancasila terbitan Departemen Pertahanan dan Keamanan, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih “gundul” dan “'tidak berjambul”' seperti bentuk sekarang ini.

Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS. Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes, Jakarta pada 15 Februari 1950.[20]

Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang “gundul” menjadi “berjambul” dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno.

Tanggal 20 Maret 1950, bentuk akhir gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk akhir rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini[21]

Adalah lambang yang dia buat, pada tahun 2016 telah sah diakui sebagai Benda Cagar Budaya Peringkat Nasional pada 26 Agustus 2016. Penetapan tersebut ditandatangani Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Effendi dengan Surat Keputusan (SK) Nomor 204 Tahun 2016.[22] Namun pada hari Senin, 24 September 2018, Ketum Yayasan Sultan Hamid II, yakni Anshari Dimyati —yang diutus Max Jusuf Alkadrie, Ketua Dewan Pembina Yayasan SH II—, yang menerima plakat/sertifikat Benda Cagar Budaya Peringkat Nasional untuk Lambang Negara karya Sultan Hamid II ini.[23] Penyerahan ini dilakukan oleh Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Triana Wulandari, mewakili Mendikbud Muhadjir Effendy.[22][23]

Masa akhir

Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara di mana lukisan otentiknya diserahkan kepada H. Masagung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18 Juli 1974. Sedangkan Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Istana Kadriyah, Pontianak.[24]

Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung (tahun 1974) sewaktu penyerahan berkas dokumen proses perancangan lambang negara, disebutkan “ide perisai Pancasila” muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lambang negara. Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara.[25]

Sultan Hamid II wafat pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan dimakamkan di Pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di Batulayang.[26]

Pencalonan sebagai pahlawan nasional

Pada Juli 2016, Pembina Yayasan Sultan Hamid II Max Jusuf Alkadrie dan istri mengajukan berkas Sultan Hamid II untuk dicalonkan sebagai pahlawan nasional ke Kemensos.

Silsilah

 
 
 
 
 
 
 
Daeng Rilakka
(Rilèkké-ريلاك)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Habib Ahmad Alkadrie
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
PANEMBAHAN MEMPAWAH I 1740–1761
Opu Daeng Menambon Pangeran Mas Surya Negara
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Habib Husin Alkadrie
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SRI PADUKA RATU SULTAN
Utin Chandra Midi
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN PONTIANAK I (1771-1808)
Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Nyai Kusuma Sari
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
PANEMBAHAN MEMPAWAH (27 Agustus 1787)
SULTAN PONTIANAK II 1808-1819
Sultan Syarif Kasim Alkadrie
 
PANEMBAHAN MEMPAWAH
Syarif Hussein Alkadrie
 
Syarif Muhammad Alwi Alkadrie (anak Ratoe Sarib Anom)
 
Syarifah Salmah Alkadrie (anak Ratoe Sarib Anom)
 
SULTAN PONTIANAK III (1819-1855)
Sultan Syarif Osman Alkadrie
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Syarif Abu Bakar Alkadrie
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Syarifah Fatimah Alkadrie
 
SULTAN PONTIANAK IV(1855-1872)
Sultan Syarif Abdul Hamid I Alkadrie
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN PONTIANAK V (1872-1895)
Sultan Syarif Yusuf Alkadrie
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Syarifah Thaha Alkadrie
↓(bersuami)
Syarif Mahmud Alkadrie bin Sultan Syarif Yusuf Alkadrie SULTAN PONTIANAK V 1872-1895
 
Syarif Mahmud Alkadrie
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN PONTIANAK VI (1895-1944)
Sultan Syarif Muhammad Alkadrie
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Syarif Usman Alkadrie
 
Ratu Anom Negara Syarifah Fatimah Alkadrie binti Sultan Syarif Muhammad Alkadrie
 
 
 
Sultana Maharatu Mas Makhota[27]
 
SULTAN PONTIANAK VII
Sultan Syarif Abdul Hamid II Alkadrie
 
♂ Pangeran Agung Syarif Mahmud Alkadrie
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
PEMANGKU SULTAN PONTIANAK (1945)
Syarif Thaha Alkadrie [28]
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN PONTIANAK VIII (2004-2017)
Sultan Syarif Abu Bakar Alkadrie
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
H. Syarif Toto Thaha Alkadrie
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN PONTIANAK IX (2017-sekarang)
Sultan Syarif Machmud Melvin Alkadrie
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 


Referensi

  1. ^ Affan, Heyder (10 Juni 2015). "Sultan Hamid II, perancang lambang Garuda Pancasila". BBC Indonesia. Diakses tanggal 22 Juni 2015. 
  2. ^ a b Andi, dan Rahman (2010), hlm. 21 – 22.
  3. ^ Kahin 1952, hlm. 454-56.
  4. ^ a b McDonald 1998, hlm. 150.
  5. ^ Monfries, John (2015). A Prince in A Republic : The Life of Sultan Hamengku Buwono IX of Yogyakarta. 
  6. ^ Persatuan Djaksa-djaksa Seluruh Indonesia 1955, hlm. 5-6.
  7. ^ tantraandi
  8. ^ McDonald halaman 150
  9. ^ Kahin 1952, hlm. 430-31.
  10. ^ Schiller, A. Arthur (1955). The Formation of Federal Indonesia 1945-1949. Den Haag: van Hoeve. hlm. 177. 
  11. ^ "Bangka Bersejarah Sebagai Rumah Singgah | teraju.id". www.teraju.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-09-29. 
  12. ^ Kahin, George McT. Nationalism and Revolution in Indonesia. Ithaca, New York: Cornell University Press, 1952. p452
  13. ^ Reid, Anthony J.S (1974), The Indonesian National Revolution, 1945-1950, Hawthorn, Victoria, Australia: Longman, hlm. 110, ISBN 0-582-71047-2 
  14. ^ Ricklefs, M.C. (2001) [1981]. A History of Modern Indonesia Since c.1300 (edisi ke-3rd). Palgrave. hlm. 373–374. ISBN 978-0-230-54685-1. 
  15. ^ Kahin, George McTurnan (1952), Nationalism and Revolution in Indonesia, Cornell University Press, hlm. 455–456 
  16. ^ Feith, Herbert (2008) [1962]. The Decline of Constitutional Democracy in IndonesiaPerlu mendaftar (gratis). Singapore: Equininox Publishing (Asia) Pte Ltd. hlm. 99. ISBN 978-979-3780-45-0. 
  17. ^ Anwar, Rosihan (2010). Napak tilas ke Belanda: 60 tahun perjalanan wartawan KMB 1949. Penerbit Buku Kompas. hlm. 149–151. ISBN 9789797094904. 
  18. ^ Kahin 1952, hlm. 448-49.
  19. ^ "Lambang Garuda Pancasila Dirancang Seorang Sultan". Tempo Interaktif. 27 Januari 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-21. Diakses tanggal 5 Februari 2010. 
  20. ^ "Kepustakaan Presiden Republik Indonesia, Hamid II". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-21. Diakses tanggal 2017-08-17. 
  21. ^ "State Emblem". Indonesia.go.id. Diakses tanggal 23 Maret 2012. 
  22. ^ a b Maulidi, Murni (25 September 2018). Hairiadi, Arman, ed. "Tinggal Menunggu Penetapan Sultan Hamid II Sebagai Pahlawan Nasional". Equator. Diakses tanggal 26 September 2018. 
  23. ^ a b Ody (25 September 2018). "Sah Jadi Cagar Budaya Nasional: Lambang Negara Karya Sultan Hamid II". Pontianak Post. Pontianak: PT Akcaya Utama Press. Hlm.1 & 7.
  24. ^ "Sejarah Garuda Pancasila Menapak dari Kesultanan Pontianak". seruji.co.id. 26 Mei 2017. Diakses tanggal 28 Mei 2017. 
  25. ^ "Sultan Hamid Al-Qadri, Perancang Simbol Negara Burung Garuda". Go Muslim. 16 Agustus 2016. Diakses tanggal 22 Agustus 2016. 
  26. ^ "Perjuangkan Sultan Hamid II Sebagai Pahlawan Nasional". Pontianak Post. 22 April 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-17. Diakses tanggal 25 April 2016. 
  27. ^ https://www.teraju.id/opini/istri-sultan-hamid-didi-van-delden-ternyata-juga-keturunan-raja-sulawesi-selatan-ada-tuang-la-wawo-13781/
  28. ^ Tempo. 11. Badan Usaha Jaya Press Jajasan Jaya Raya. 1981. 

18. ^Surat Sultan Hamid II kepada Solichin Tahun 1967 tentang Lambang Negara Metrum (26 Februari 2020): Surat Sultan Hamid II kepada Solichin Tahun 1967 tentang Lambang Negara

19. ^Aju-Independen (16 Juni 2020): Tiga Tokoh Dayak Rancang Lambang Negara [1]

Daftar pustaka

Pranala luar

Didahului oleh:
Syarif Thaha Alkadrie
Sultan Pontianak
1945—1978
Diteruskan oleh:
Syarif Abubakar Alkadrie

Read other articles:

For other people named Peter Kirk, see Peter Kirk (disambiguation). This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Peter Kirk English politician – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (February 2021) (Learn how and when to remove this template message) Sir Peter KirkLeader of the Conservatives i...

 

 

Hubei 湖北省ProvinsiTranskripsi Nama • Mandarin湖北省 (Húběi Shěng) • SingkatanHB / 鄂 (pinyin: È)Panorama Ngarai XilingPeta lokasi Provinsi HubeiKoordinat: 31°12′N 112°18′E / 31.2°N 112.3°E / 31.2; 112.3Koordinat: 31°12′N 112°18′E / 31.2°N 112.3°E / 31.2; 112.3Ibu kota(dan kota terbesar)WuhanDivisi13 Kota setingkat prefektur, 102 County, 1.235 TownshipPemerintahan • Sekretaris ...

 

 

American politician Simon Bamberger4th Governor of UtahIn officeJanuary 1, 1917 – January 3, 1921Preceded byWilliam SprySucceeded byCharles R. Mabey Personal detailsBorn(1845-02-27)February 27, 1845Darmstadt-Eberstadt, GermanyDiedOctober 6, 1926(1926-10-06) (aged 81)Salt Lake City, Utah, U.S.Political partyDemocraticSpouseIda MaasChildren4, including Julian Simon Bamberger (February 27, 1845 – October 6, 1926) was the fourth governor of Utah (1917–1921) after ...

Prefecture and commune in Nouvelle-Aquitaine, France Prefecture and commune in Nouvelle-Aquitaine, FranceGuéretPrefecture and communeThe park and the Sénatorerie Museum, in Guéret Coat of armsLocation of Guéret GuéretShow map of FranceGuéretShow map of Nouvelle-AquitaineCoordinates: 46°10′17″N 1°52′09″E / 46.1714°N 1.8692°E / 46.1714; 1.8692CountryFranceRegionNouvelle-AquitaineDepartmentCreuseArrondissementGuéretCantonGuéret-1 and 2IntercommunalityC...

 

 

Komisi Perdagangan Adil公正取引委員会Kōsei Torihiki IinkaiGedung kantor Komisi Perdagangan Adil JepangInformasi KomisiDibentuk1949 (1949)Wilayah hukum JepangKantor pusat1-1-1 Kasumigaseki, Chiyoda-ku, Tokyo, JepangKomisi eksekutifKazuyuki Huruya, KetuaTakashi Yamamoto, KomisarisAkiko Mimura, KomisarisReiko Aoki, KomisarisYoshiharu Ojima, KomisarisKomisi indukKantor KabinetSitus webKomisi Perdagangan Adil (Jepang) (dalam bahasa Inggris) Komisi Perdagangan Adil Jepan...

 

 

العلاقات الإسبانية الليسوتوية إسبانيا ليسوتو   إسبانيا   ليسوتو تعديل مصدري - تعديل   العلاقات الإسبانية الليسوتوية هي العلاقات الثنائية التي تجمع بين إسبانيا وليسوتو.[1][2][3][4][5] مقارنة بين البلدين هذه مقارنة عامة ومرجعية للدولتين: وجه الم...

David Lang David Lang (lahir 8 Januari 1957) adalah seorang komponis Amerika Serikat yang tinggal di New York City. Sebagai salah satu pembuat musikal kolektif Bang on a Can, ia dianugerahi Penghargaan Pulitzer untuk Musik tahun 2008 untuk The Little Match Girl Passion, yang memenangkan Grammy Award tahun 2010 untuk Penampilan Ensembel Kecil Terbaik.[1] Ia dinominasikan untuk sebuah Academy Award untuk Simple Song #3 dari film Youth.[2] Referensi ^ The Pulitzer Prize winners f...

 

 

C-17A Globemaster III sebuah pesawat angkut militer AS Pesawat angkut atau pesawat kargo adalah pesawat yang digunakan untuk pengangkutan barang atau komoditas lainnya. Syarat syarat pengangkutan melalui udara sipil diatur dengan undang undang atau konvensi internasional. Pada umumnya pengangkutan kargo dilakukan dijadikan satu dengan pesawat penumpang sipil misalnya B 747 Combi. namun dalam perkembangannya seiring dengan kebutuhan pengiriman paket atau kargo yang lebih cepat maka diadakan pe...

 

 

Minnesota BuckskinsSportTeam tennisFoundedMay 22, 1973 (1973-05-22)FoldedNovember 26, 1974 (1974-11-26)LeagueWorld TeamTennisDivisionWesternBased inBloomington, MinnesotaStadiumMet CenterColorsEnglish Violet, Golden Yellow    OwnerBurt McGlynnPresidentBurt McGlynnHead coachOwen DavidsonChampionshipsNoneDivision titlesNonePlayoff berths1974Section titles1974 The Minnesota Buckskins were a charter franchise of World Team Tennis (WTT) founded by Lee Meade,...

Panama PapersNegara yang pejabat negaranya terlibatTentangPembocoran 11,5 juta dokumen (2,6 TB)[1]Tanggal dokumen1970-an–2016[1]DibocorkanAwal 2016[1]Kantor berita utamaSüddeutsche ZeitungArtikel terkaitDaftar tokoh yang disebutkan dalam Panama PapersTopikPenghindaran pajak Panama Papers[2] (terjemahan bebas: Dokumen Panama) adalah kumpulan 11,5 juta dokumen rahasia yang dibuat oleh penyedia jasa perusahaan asal Panama, Mossack Fonseca. Dokumen ini beri...

 

 

هذه المقالة تحتاج للمزيد من الوصلات للمقالات الأخرى للمساعدة في ترابط مقالات الموسوعة. فضلًا ساعد في تحسين هذه المقالة بإضافة وصلات إلى المقالات المتعلقة بها الموجودة في النص الحالي. (مايو 2023) هذه المقالة بحاجة لصندوق معلومات. فضلًا ساعد في تحسين هذه المقالة بإضافة صندوق م...

 

 

Road in Scotland The B800 is a short road in eastern Scotland, connecting the Forth Road Bridge to Kirkliston. It is a two-way single carriageway road. It was formerly known as the A8000, when it was the main road from the bridge to the M9 motorway and the M8 motorway. The A8000 was under the control of the City of Edinburgh Council, not a Trunk Road under the control of the Scottish Executive. Despite this, it was one of the most important strategic routes in the east of Scotland, carrying t...

Questa voce sull'argomento stagioni delle società calcistiche italiane è solo un abbozzo. Contribuisci a migliorarla secondo le convenzioni di Wikipedia. Segui i suggerimenti del progetto di riferimento. Voce principale: Società Sportiva Maceratese. Associazione Calcio MacerataStagione 1941-1942Sport calcio Squadra Macerata Allenatore Giuseppe Rossetti Presidente Duilio Palombi Serie C9º posto nel girone eliminatorio F 1940-1941 1942-1943 Si invita a seguire il modello di voce ...

 

 

Foto muda Vladimir Horowitz. Vladimir Samoylovich Horowitz (/ˈhɒrəvɪts/; Rusia: Владимир Самойлович Горовиц; Ukraina: Володимир Самійлович Горовиць; Yiddi: וולאדימיר סאַמוילאָוויטש האָראָוויץ; 1 Oktober 1903 – 5 November 1989) merupakan pianis legendaris berkebangsaan Amerika Serikat yang lahir di Rusia. Mengumpulkan 26 piala Grammy semasa hidupnya, Horowitz dianggap banyak kalangan sebagai salah satu p...

 

 

土库曼斯坦总统土库曼斯坦国徽土库曼斯坦总统旗現任谢尔达尔·别尔德穆哈梅多夫自2022年3月19日官邸阿什哈巴德总统府(Oguzkhan Presidential Palace)機關所在地阿什哈巴德任命者直接选举任期7年,可连选连任首任萨帕尔穆拉特·尼亚佐夫设立1991年10月27日 土库曼斯坦土库曼斯坦政府与政治 国家政府 土库曼斯坦宪法 国旗 国徽 国歌 立法機關(英语:National Council of Turkmenistan) ...

ヨハネス12世 第130代 ローマ教皇 教皇就任 955年12月16日教皇離任 964年5月14日先代 アガペトゥス2世次代 レオ8世個人情報出生 937年スポレート公国(中部イタリア)スポレート死去 964年5月14日 教皇領、ローマ原国籍 スポレート公国親 父アルベリーコ2世(スポレート公)、母アルダその他のヨハネステンプレートを表示 ヨハネス12世(Ioannes XII、937年 - 964年5月14日)は、ロ...

 

 

此条目序言章节没有充分总结全文内容要点。 (2019年3月21日)请考虑扩充序言,清晰概述条目所有重點。请在条目的讨论页讨论此问题。 哈萨克斯坦總統哈薩克總統旗現任Қасым-Жомарт Кемелұлы Тоқаев卡瑟姆若马尔特·托卡耶夫自2019年3月20日在任任期7年首任努尔苏丹·纳扎尔巴耶夫设立1990年4月24日(哈薩克蘇維埃社會主義共和國總統) 哈萨克斯坦 哈萨克斯坦政府...

 

 

Naisten II-divisioona 2022Naisten II-divisioona Competizione Campionato finlandese di football americano Sport Football americano Edizione 7ª Organizzatore SAJL Date dal 15 maggio 2022al 17 luglio 2022 Luogo  Finlandia Partecipanti 3 Formula Girone e playoff Sede finale Porvoon pallokenttä, Porvoo Risultati Vincitore  Porvoon Butchers(1º titolo) Secondo  Hämeenlinna Tigers Statistiche Incontri disputati 8 Punti segnati 482 (60,25 per incontro) Cronologia della...

Early Irish monastic saint Saint Laisrén mac Nad Froích (died 564), or Laisrén of Devenish and Lasserian, known as Mo Laisse, was the patron saint of Devenish Island in Lough Erne, near Enniskillen, County Fermanagh, Ireland, in the present diocese of Clogher. Laisrén is the subject of both a Latin and an Irish Life, which offer loose narratives in which a number of miscellaneous anecdotes and miracles have been grouped together. Background on Laisrén and Devenish Laisrén is chiefly kn...

 

 

During the Cultural Revolution, a Conservative Faction (Chinese: 保守派; pinyin: Bǎoshǒu pài), also called a Loyalist Faction (Chinese: 保皇派; lit. 'Protecting-the-emperor Faction'), referred to a group or a sociopolitical movement that embraced the local establishment. Composed of well-born children and political activists, the conservatives made up the majority of the Red Guards after Red August, but declined with the rise of the rebels. Origins When Mao Zedong...