Samudra atau lautan (bahasa Inggris: ocean; bentuk tidak baku: Samudera)[1] adalah laut yang luas dan merupakan massa air asin yang sambung-menyambung meliputi permukaan bumi yang dibatasi oleh benua ataupun kepulauan yang besar.
Ada lima samudra di bumi yaitu:
Samudra Selatan (Samudra Antarktik/Lautan Selatan)
Samudra Arktik
Samudra Atlantik
Samudra Hindia (Samudra India)
Samudra Pasifik (Lautan Teduh)
Samudra melingkupi 71% permukaan bumi, dengan luas wilayah sekitar 361 juta km2, sedangkan isi samudra memiliki volume sekitar 1.370 juta km³, dengan kedalaman rata-rata 3.790 meter. (Perhitungan tersebut tidak termasuk laut yang tak berhubungan dengan samudra, seperti Laut Kaspia). Bagian yang lebih kecil dari samudra adalah laut, selat, dan teluk.
Samudra Pasifik merupakan samudra terbesar dari semua samudra, kira-kira 13 kali luas Samudra Arktik.[9] Samudra Pasifik merupakan samudra terluas di dunia dengan luas 28% dari seluruh perairan bumi. Samudra ini memiliki sekitar 20.000-30.000 pulau, dan dikelilingi oleh "Cincin Api" di mana patahan tektonik bumi sering bergeser ke dalam dasar samudra yang menyebabkan tingginya aktivitas gunung berapi dan gempa bumi.
Samudra Atlantik merupakan samudra terluas kedua di dunia dengan luas 1/5 dari seluruh perairan Bumi. Rangkaian pegunungan bawah laut disebut Pegunungan Atlantik Tengah karena letaknya di tengah Samudra Atlantik. Terusan Panama menghubungkan Samudral Atlantik dengan Samudra Pasifik.
Area yang termasuk dalam kawasan samudra ini yaitu Laut Baltik, Laut Hitam, Laut Karibia, Selat Davis, Selat Denmark, Teluk Guinea, Teluk Meksiko, Laut Labrador, Laut Mediterania, Laut Utara, Laut Norwegia, Laut Sargasso, dan Laut Scotia.[10]
Samudra Hindia
Samudra Hindia merupakan samudra terluas ketiga di dunia. Arus laut utaranya sering berganti arah berdasarkan perubahan angin musim, berembus dari barat daya ke sepanjang pantai di Somalia pada musim dingin utara dan arah sebaliknya pada musim panas utara.
Samudra ini merupakan area yang mencakup Laut Andaman, Laut Arab, Pantai Bengal, Teluk Australia Besar, Teluk Aden, Teluk Oman, Laut Jawa, Teluk Persia, Laut Merah, Laut Timor, Selat Malaka.[11]
Sementara pembagian batas samudra oleh Organisasi Hidrografik Internasional, Samudra Selatan adalah mulai dari pantai Benua Antartika sampai batas 60 derajat Lintang Selatan. Beberapa bagian dari samudra ini membeku pada musim dingin selatan, membentuk landasan es Ronne dan Ross yang sangat luas. Arus di bawah landasan es tersebut menyebabkan irisan es yang sangat besar hingga membelah dari pusatnya, yang meleleh dan mengapung ke arah utara.
Beberapa wilayah laut yang termasuk bagian dari samudra ini yaitu Laut Amundsen, Laut Bellingshausen, Laut Ross, dan Laut Weddell.[11]
Samudra Arktik
Bagian tengah dari Samudra Arktik ditutupi oleh lapisan es permanen pada musim dingin dan mencair pada musim panas karena esnya mencair.
Samudra ini merupakan area yang mencakup Teluk Baffin, Laut Barents, Laut Beaufort, Laut Chukchi, Laut Siberia Timur, Laut Greenland, Pantai Hudson, Selat Hudson, Laut Kara, Laut Laptev, dan Jalur Barat Laut.[11]
Samudra pada masa lalu
Samudra pada masa lalu telah mengalami perubahan signifikan dalam hal luasannya. Selama berjuta-juta tahun, perubahan geologis pada permukaan Bumi telah menyebabkan lautan-lautan baru terbentuk sementara lautan yang lama menghilang. Meskipun Bumi berusia sekitar 4.600 juta tahun, lautan yang ada saat ini mulai terbentuk sekitar 200 juta tahun yang lalu. Air, terutama dalam bentuk uap air, telah hadir di atmosfer Bumi sejak awal terbentuknya planet ini. Saat suhu permukaan Bumi menurun, uap air mengembun dan membentuk awan hujan, memberikan sumber air bagi lautan. Selain itu, air yang mengisi lautan juga berasal dari benda langit seperti komet es yang jatuh ke Bumi.[12]
Perubahan dalam komposisi lautan juga memengaruhi kehidupan di dalamnya. Organisme paling primitif di laut muncul sekitar 3.500 juta tahun yang lalu, diikuti oleh perkembangan organisme yang semakin kompleks. Meskipun beberapa organisme laut telah mengalami kepunahan, banyak yang bertahan dan berperan penting dalam ekosistem laut.
Selain itu, air laut memiliki karakteristik khas yaitu keasinan. Salinitas air laut disebabkan oleh endapan garam dari batuan, pasir, dan tanah yang terbawa oleh hujan dan aliran sungai menuju lautan selama jutaan tahun. Oleh karena itu, konsentrasi garam, terutama sodium klorida atau garam dapur, dalam air laut mencapai sekitar 85% dari mineral yang terlarut dalam air laut.
Samudra pada masa sekarang
Samudra saat ini mencakup salah satu aspek penting dari Bumi kita yang menghubungkan seluruh dunia. Saat kita menyentuh ujung kaki ke dalam air laut, kita secara harfiah terhubung dengan samudra-samudra di seluruh planet ini, karena massa air laut di permukaan Bumi membentuk satu kesatuan yang besar. Samudra adalah istilah untuk massa air yang terbesar, sedangkan lautan adalah istilah untuk massa air yang lebih kecil. Lebih dari dua pertiga permukaan Bumi tertutupi oleh air laut, yang menyumbang sekitar 97% dari total suplai air di planet ini. Suhu air laut bervariasi tergantung pada lokasi geografisnya, dengan suhu yang lebih dingin di daerah kutub dan suhu yang lebih hangat di daerah tropis. Secara umum, suhu air laut cenderung menurun dengan meningkatnya kedalaman.[9]
Selain suhu, salinitas atau kadar garam dalam air laut juga bervariasi. Ini disebabkan oleh faktor seperti tingkat penguapan dan aliran air tawar. Contohnya, Laut Merah memiliki tingkat penguapan yang tinggi dan aliran air tawar yang rendah, sementara Laut Baltik memiliki aliran air tawar yang tinggi dari sungai-sungai. Selain itu, struktur dasar samudra juga sangat kompleks, dengan berbagai fitur seperti dasar pegunungan laut, dataran tinggi laut, palung samudra, yang menambah keragaman bentuk permukaan di bawah air, serupa dengan topografi di daratan.
Eksplorasi Samudra
Selama berabad-abad, eksplorasi lautan hanya terbatas pada eksplorasi permukaan lautan saja. Penjelajah berlayar atau mendayung kapal melintasi lautan untuk mencari daratan atau sumber daya alam baru. Namun, pada paruh terakhir abad kedua puluh, manusia mencapai kemajuan besar dalam eksplorasi laut. Kemajuan teknologi sangat meningkatkan pengetahuan tentang biologi kelautan (kehidupan laut) dan geologi kelautan (komposisi dan struktur dasar laut). Manusia dan mesin kini bisa menyelam hingga kedalaman yang sangat dalam untuk menjelajahi dunia tersembunyi yang ada di bawah permukaan laut. Namun sebagian besar lautan luas masih belum dijelajahi.[13]
Awalnya, kedalaman samudra diketahui dengan cara menurunkan timah berat ke dasar samudra sehingga penghuni timah tersebut bisa merasakan kontak dengan dasar samudra. Kemudian, selama Perang Dunia I, muncul konsep suara gema yang memungkinkan pengukuran kedalaman dengan mengirimkan suara dan mendengarkan pantulannya dari dasar samudra.
Penggunaan konsep suara gema ini menjadi cikal bakal pengembangan sistem sonar canggih seperti GLORIA. Seiring berjalannya waktu, penemuan-penemuan ini menjadi penting dalam dunia kelautan, digunakan oleh para nelayan, dan membantu dalam penangkapan hewan laut di perairan dalam. Ekspedisi HMS Challenger pada tahun 1870-an menggunakan jaring laut dalam yang mengungkapkan bahwa bahkan di kedalaman samudra yang besar terdapat kehidupan. Penemuan tersebut mendorong peneliti untuk mengungkap rahasia kehidupan di dasar samudra.[14]
Dalam tiga dekade terakhir, komunitas hewan baru ditemukan di perairan hangat samudra, meskipun penemuan di perairan dangkal lebih umum dilakukan dengan peralatan SCUBA. Saat ini, eksplorasi samudra semakin maju dengan penggunaan kapal penyelam tak berawak yang bisa mencapai kedalaman laut yang tidak dapat dijangkau oleh manusia. Meskipun telah ada kemajuan teknologi yang mengagumkan, samudra tetap menyimpan banyak misteri yang menunggu untuk dipecahkan, sehingga eksplorasi yang lebih lanjut masih sangat diperlukan.
^ abMacquitty, Miranda (2010). Eyewitness Samudra : ensiklopedia tematis. Jakarta: Erlangga. hlm. 8. ISBN978-979-075-838-4.
^ abMacquitty, Miranda (2010). Eyewitness Samudra : ensiklopedia tematis. Jakarta: Erlangga. hlm. 66. ISBN978-979-075-838-4.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abcMacquitty, Miranda (2010). Eyewitness Samudra : ensiklopedia tematis. Jakarta: Erlangga. hlm. 67. ISBN978-979-075-838-4.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)