Dalam sistem administratif pemerintahan Kolonial Belanda, dahulu terdapat Kawedanan, dimana pemangku jabatan wilayah tersebut adalah Wedana. Kawedanan strukturnya berada di bawah Kabupaten, dan diatas Kecamatan. Jadi kawedanan adalah 'sekumpulan beberapa kecamatan'. Bentuk pemerintahan kawedanan juga pernah ada di Kabupaten Banjarnegara, salah satunya adalah Kawedanan Purwareja-Klampok.
Saksi bisu berdirinya Kawedanan Purwareja-Klampok yaitu sebuah bangunan besar 'eks kantor kawedanan' yang masih berdiri dengan kokoh. Meskipun kurang terawat, namun bangunan tua tersebut masih bisa digunakan sebagai tempat 'Kelompok Bermain atau PAUD.
Purwareja-Klampok dulunya ditengarai sebagai kota yang sibuk dan ramai. Salah satu bukti dari keramaian wilayah ini adalah, sebuah peninggalan bangunan pabrik gula, namun saat ini pabrik gula tersebut sudah tidak beroperasi lagi dan sekarang digunakan sebagai gudang semen.
selain itu juga ada beberapa bangunan bersejarah lain, diantaranya adalah :
- Komplek Perumahan BLK Pertanian.
Menurut sejarahnya komplek perumahan ini dulunya merupakan rumah pembesar Hindia Belanda, sedangkan Kantor BLK difungsikan sebagai 'camp tentara' Belanda.
- Kantor Kecamatan Purwareja Klampok.
- Kantor Pos dan Giro.
- Balai Desa Klampok.
- Gedung SD N 1 dan SD N 4 Klampok.
- Puskesmas 1 Purwareja Klampok.
- Rumah dinas dokter Puskesmas.
- Rumah pendeta GKJ.
- Pabrik rokok klembak menyan dengan merk ATOM, dan sekarang juga sudah tidak beroperasi lagi.
- Makam Belanda.
Setelah sistem kawedanan ditiadakan, Purwareja-Klampok sekarang menjadi nama salah satu kecamatan di Kabupaten Banjarnegara. Posisinya di bagian barat yang menjadi jalan raya penguhubung antara Banyumas dengan Banjarnegara.
Geografi
Purwareja Klampok adalah salah satu
kecamatan di Kabupaten Banjarnegara
dengan wilayah sebelah utara berbatasan
dengan Kabupaten Purbalingga, sebelah
timur dengan Kecamatan Mandiraja
sebelah selatan dengan Kabupaten
Kebumen dan sebelah barat dengan
Kecamatan Susukan.
Luas wilayah Purwareja Klampok
adalah 2.186,67 Ha, atau 2,04% dari luas
wilayah Kabupaten Banjarnegara. Luas
lahan sawah 734,60 Ha sedangkan bukan
sawah 1.389,07 Ha pada tahun 2015.
Ketinggian wilayah desa berada pada
kisaran 70–109 m dpl, dengan rata-rata 44
m dpl.
Jarak kantor desa ke kantor
kecamatan sekitar 0,1-4,3 km, dengan
rata-rata jarak 2 km. Sedangkan jarak
kantor desa ke kantor kabupaten antara
28,4-34,6 km, dengan rata-rata jarak
31,40 km
Secara administrasi, Purwareja
Klampok terdiri dari 8 desa, 65 rukun
warga, dan 244 rukun tetangga.
Luas wilayah desa dan persentase di kecamatan purwareja klampok
Desa
Luas (hektare)
Persentase
Purwareja
262
11,96
Kecitran
241
11.02
Sirkandi
508
26,51
Pagak
169
7,73
Kalilandak
177
8,10
Klampok
238
10,88
Kalimandi
281
12,87
Kaliwinasuh
239
10,93
Jumlah
2.187
100,00
Jumlah perangkat desa dari tahun
2014 sebanyak 113 perangkat desa
dengan rincian jenis kelamin adalah 102
perangkat desa laki-laki dan hanya 11
perangkat desa perempuan.
Secara kualitas dilihat dari sisi
pendidikan, jumlah perangkat desa yang
berpendidikan SLTA sebesar 61,06
persen dan yang berpendidikan Perguruan
Tinggi sebesar 10,62 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa lebih dari
setengahnya perangkat desa yang
berpendidikan SLTA keatas diharapkan
akan lebih mampu dan lebih baik kinerja
dan kualitasnya.
Jumlah perangkat desa dilihat dari
kelompok umur, maka banyaknya
perangkat desa dengan kelompok umur
dibawah 36 tahun sebanyak 64,60 persen,
kelompok umur 36 - 45 tahun sebanyak
24,78 persen dan perangkat desa dengan
kelompok umur diatas 45 tahun sebanyak
10,62 persen.
Jika ditinjau dari masa kerjanya,
sekitar 24,78 persen perangkat desa
memiliki masa kerja yang cukup lama
dengan masa kerja 10 – 20 tahun dan
3,54 persen memiliki masa kerja dibawah
10 tahun serta sisanya sebanyak 71,68
persen memiliki masa kerja lebih dari 21
tahun.
Pada tahun 2020, berdasarkan sensus BPS, kecamatan ini memiliki penduduk sebesar 47.657 jiwa yang tersebar di 8 desa di kecamatan purwareja klampok, Jumlahnya meningkat di bandingkan dengan sensus penduduk 2010 yang berjumlah 40.064 jiwa.
Dari persebaran penduduk yang ada, desa dengan jumlah penduduk terbesar adalah desa Purwareja dengan 9.265 jiwa dan desa pagak dengan jumlah penduduk terkecil sebanyak 3.384 jiwa.
Tingkat kepadatan penduduk di kecamatan Purwareja klampok tahun 2020 mencapai 2.179 jiwa/km², meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 1.831 jiwa/km². Bila dilihat perdesanya, desa purwareja merupakan wilayah terpadat, dengan 3.549 jiwa/km², dan desa sirkandi sebagai wilayah paling jarang penduduknya dengan kepadatan hanya 1.266 jiwa/km².
Kecamatan Purwareja klampok merupakan daerah iklim tropis, banyaknya curah hujan di kecamatan Purwareja klampok sebesar 90 hari. Kelembaban udara berkisar antara ±52-96% dengan kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Desember-Maret dan angka terendah terjadi pada bulan Juli-September. Rata-rata curah hujan tahunan di kecamatan purwareja klampok, adalah ±2.686mm/tahun dengan jumlah hari hujan ±191 hari. Musim hujan di kecamatan Purwareja klampok terjadi pada bulan Oktober-April dan musim kemarau pada bulan Juni-September.
Luas tanam tanaman padi di
kecamatan Purwareja Klampok dari 1.133
hektar pada tahun 2014 menjadi 1.551
hektar lahan sawah di tahun 2015 dengan
total jumlah produksi padi yang meningkat
dari 6.835,06 ton pada tahun 2014
menjadi 10.525,85 ton pada tahun 2015.
Sedangkan produktivitas padi cenderung
berubah-ubah pada dua tahun terakhir
dengan kisaran 60,33 kwintal/ha tahun
2014 dan 67,86 kwintal/ha pada tahun
2015.
Produksi jagung meningkat, dari
346,52 ton pada tahun 2014 menjadi
371,98 ton pada tahun 2015 dengan
jumlah luas lahan tanaman jagung seluas
58 hektar menjadi 65 hektar lahan jagung.
Produksi ubi kayu dalam dua tahun
terakhir cenderung mengalami penurunan
dibandingkan dengan produksi ubi kayu
tahun sebelumnya. Pada tahun 2014
tercatat produksi ubi kayu sebesar
1.386,70 ton yang berarti produktivitasnya
mengalami penurunan hingga menjadi
1.147,50 ton pada tahun 2015 dengan
luas panen ubi kayu seluas 45 hektar.
Produksi sayur-sayuran yang ada di
Purwareja Klampok tahun 2015 salah
satunya adalah petai sebanyak 269
kwintal dan tanaman sayuran lainnya
hampir tidak ada sama sekali dikarenakan
di Purwareja Klampok yang menanam
tanaman sayuran hanya sebagian kecil
dengan luas tanam yang kecil pula dan
biasanya hanya terbatas pada sisi atau
pematang/galengan sawah.
Produktivitas Tanaman Pangan
di Purwareja Klampok (Kw/Ha), 2014-2015
Uraian 2014 2015
Padi
Luas panen (ha) 1.133 1.551
Produksi (ton) 6.835,06 10.525,85
Jagung
Luas panen (ha) 58 65
Produksi (ton) 346,52 371,98
Ubi Kayu
Luas panen (ha) 50 45
Produksi (ton) 1386,70 1.147,50
Beberapa produksi buah-buahan
yang menjadi unggulan di kecamatan
Purwareja Klampok adalah produksi buah
pisang sebanyak 951.800 kg, rambutan
sebanyak 426.600 kg, mangga sebanyak
42.300 kg, pepaya sebanyak 98.600 kg,
durian sebanyak 50.600 kg, nangka
sebanyak 8.500, nenas sebanyak 1.100 kg dan beberapa buah-buahan antara lain
jambu air, sawo, sirsak, mlinjo dan sukun.
Untuk jenis tanaman perkebunan
dengan produksinya berupa lada
sebanyak 0,44 ton, kopi sebanyak 0,62
ton, cengkeh sebanyak 0,74 ton dan
kelapa sebanyak 518,12 ton.
Sedangkan jumlah populasi ternak
yang ada di kecamatan Purwareja
Klampok adalah ternak sapi dengan
populasi sebanyak 557 ekor dengan
produksinya berupa daging sapi sebanyak
11.273,00 kg daging sapi, populasi
kambing sebanyak 2.765 dengan jumlah
produksi daging kambing sebanyak
2.212,00 kg daging kambing, populasi
domba sebanyak 31 ekor dengan jumlah
produksi daging domba sebanyak 11 kg
daging domba dan jumlah populasi kelinci
sebanyak 318 ekor kelinci.
Untuk jenis ternak unggas berupa
ternak ayam dengan jumlah populasi
sebanyak 30.903 ekor ayam dan produksi
telur ayam sebanyak 900.869 butir telur.
Sedangkan ternak itik berjumlah
1.102 itik dengan jumlah produksi telur
sebanyak 64.308 butir dan beberapa
ternak yang diusahakan seperti ternaklain
dengan populasi yang kurang begitu
banyak.[6]
Sebagai upaya dalam pelayanan
kesehatan masyarakat di Purwareja
Klampok terdapat 1 Rumah Sakit, 1 Klinik,
2 Puskesmas, 1 Pustu dan 2 Puskesling
sebagai sarana untuk menanggulangi
masalah kesehatan masyarakat,
menggerakkan pogram promosi
kesehatan, penanggulangan dan
pencegahan penyakit menular. Semua itu
di tangani langsung oleh tenaga ahlinya di
bidang kesehatan dengan 32 dokter
umum/spesialis, 203 paramedis dan 34
bidan.
Salah satu bentuk upaya kesehatan
yang bersumber daya masyarakat yang
didirikan masyarakat atas dasar
musyawarah sebagai kelengkapan dari
pembangunan masyarakat desa di
Purwareja Klampok terdapat 4 Pondok
Bersalin Desa (Polindes) yang bermanfaat
untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak
serta keluarga berencana.
Pada tahun 2015 di Purwareja
Klampok terdapat 85 Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) sebagai ujung
tombak dalam memberikan pelayanan
kesehatan terutama ibu dan anak dalam
pemeliharaan kesehatan yang dilakukan
dari dan untuk masyarakat.
Dari 8.222 pasangan usia subur,
6.468 pasangan menjadi akseptor KB aktif
pada tahun 2015. Alat kontrasepsi yang
paling banyak digunakan adalah suntik
dan pil masing-masing sebanyak 57,33%
dan 13,25% dari total akseptor KB.
Sedangkan sisanya sebanyak 29,42
akseptor KB menggunakan alat
kontrasepsi lainnya
Media massa
Televisi
Daftar Stasiun televisi lokal dan nasional yang dapat disaksikan di wilayah Kecamatan Purwareja klampok
Geliat industri pembuatan Keramik Klampok sudah ada sejak tahun 1957-an. Saat itu Kandar Atmomihardjo mendirikan perusahaan keramik bernama Meandallai yang merupakan singkatan dari "Mendidik Anak dalam Lapangan Industri". Meandallai menjadi perusahaan keramik pertama di Klampok dan pernah berjaya pada masanya. Karyawan yang dipekerjakan pun tak sedikit. Jumlahnya mencapai puluhan orang.
Namun, saat ini Meandallai hanya tinggal kenangan. Perusahaannya sudah lama ditutup dan hanya papan namanya saja yang tersisa di pinggir jalan. Tapi, perjuangan Kandar Atmomihardjo untuk mendidik masyarakat Klampok dalam pembuatan keramik berbuah manis sampai sekarang.
Tercatat masih ada sekitar 15 perajin yang rutin membuat kerajinan ini baik dalam skala kecil maupun besar. Para perajin yang telah berusia 50-60an dulunya merupakan pegawai dari Keramik Meandallai. Setelah keluar dari Meandallai, mereka membuat usaha sendiri dan masih bertahan hingga detik ini. Usaha tersebut antara lain Keramik Mustika, Keramik Usaha Karya, Serayu Art Keramik, Keramik Kismo Adji, Keramik Teko Arto, Keramik Makmur, Sari Mulya Keramik, Keramik Karya Mandiri, Kharisma Keramik, dan lain-lain.
Dua perusahaan besar yang dapat dengan mudah dijumpai di pinggir jalan raya adalah Keramik Mustika dan Usaha Karya. Keduanya memiliki ruang pamer yang memajang berbagai hasil kerajinan. Bahkan, mereka sering ekspor produk keramiknya, lho. Sentra Keramik Klampok berada di dua desa yaitu Desa Klampok dan Desa Kalimandi.[8]
Pariwisata
Desa wisata pagak
Desa Wisata Pagak merupakan Desa Wisata Berbasis Kreatifitas Masyarakat, dengan didukung kegiatan ekonomi kreatif yang dijalankan masyarakat sebagai potensi kunjungan, sebagai edukasi, Desa Wisata Pagak memilikk titik kumpul yaitu Perkampungan Kitiran Desa Wisata Pagak Menyuguhkan Edukasi Pertanian Sekaligus Potensi Alam Pedesaan, Dengan Hamparan Luas Persawahan Dan Potensi Air Juga Angin, berbagai Ekonomi Kreatif juga turut mendukung adanya Desa Wisata Pagak sebagai Desa Wisata Berbasis Kreatif[9]