Paronomasia[1] (bahasa Inggris: pun), atau juga disebut sebagai plesetan, adalah sebuah bentuk permainan kata yang berupa pemunculan lebih dari satu makna sebuah kata atau frasa untuk tujuan humor.[2]
Jenis
Homofon
Paronomasia homofon menggunakan kata-kata yang diucapkan dengan cara yang sama tetapi berbeda artinya. Contoh dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.[3]
A: Peliharaannya lucu juga mas. Nama hewannya apa ya?
B: Bajing gan.
A: Gak usah nge-gas dong!
Dalam percakapan tersebut, A marah karena mendengar kata 'bajing gan' yang terdengar seperti kata umpatan 'bajingan', padahal yang dimaksudkan B adalah hewan peliharaannya adalah bajing. Sementara itu 'gan' adalah kependekan dari kata ganti 'juragan'.
When you’ve seen one shopping center, you’ve seen a mall.
“Seen a mall” terdengar seperti “seen ’em all”, singkatan dari “seen them all” sehingga kalimat di atas dapat memiliki dua makna, yaitu "ketika kamu telah melihat pusat perbelanjaan, kamu telah melihat sebuah mal" dan "ketika kamu telah melihat pusat perbelanjaan, kamu telah melihat mereka semua".
When fish are in schools, they sometimes take debate.
“Debate” terdengar seperti “da bait”, singkatan dari “the bait” sehingga kalimat di atas dapat memiliki dua makna, yaitu "ketika ikan di sekolah, terkadang mereka berdebat" dan "ketika ikan di sekolah, terkadang mereka mengambil umpan".
Homograf
Paronomasia homograf menggunakan kata-kata yang penulisannya sama tetapi memiliki pelafalan dan arti yang berbeda. Contoh dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.[5]
A: Kamu selingkuh ya?
B: Enggak.
A: Ngaku aja!
B: Tahu dari mana?
A: Dari Sumedang
Letak paronomasia dalam percakapan tersebut adalah homograf 'tahu'. Jika dilafalkan dengan 'h' yang jelas, maka itu berarti sejenis makanan sementara jika dilafalkan tanpa bunyi 'h', itu berarti 'mengetahui'. Adapun jawaban 'dari Sumedang' merujuk pada tahu sumedang.
Kata 'slip' memiliki dua kemungkinan arti dalam kalimat ini. Yang pertama, 'menyelinap' yang berarti si pencuri menghindari perhatian polisi dan kedua 'rok pendek' yang berarti si pencuri memberi polisi sebuah rok pendek.
A pun can be made on any subject except a king who isn't a subject.
Dalam paronomasia ini, kata 'subject' bisa memiliki dua makna. Makna pertama yaitu subjek 'orang yang dibicarakan' dan yang kedua, 'orang sebagai subjek negara', berkaitan dengan hak ilahi raja.
Visual
Pun visual menggambarkan objek yang susunannya menunjukkan permainan kata.[7] Contohnya adalah gambar sebuah tetikus yang terperangkap dalam perangkap tikus. Letak paronomasia-nya adalah pada kemiripan nama 'tetikus' dengan 'tikus'.
Penggunaan
Media cetak dan daring seperti majalah dan koran banyak menggunakan paronomasia dalam kepala berita mereka untuk menarik perhatian pembaca. Industri kreatif juga banyak menggunakan paronomasia.[8]
Penelitian
Kemampuan pemahaman terhadap sebuah paronomasia tidak hanya bergantung pada kata-kata yang dimainkan, tetapi juga proses penyampaian paronomasia dan suasana hati. Seseorang lebih mudah menangkap lelucon paronomasia jika yang menyampaikan adalah orang yang dekat dengannya atau memiliki pemikiran yang sama dengannya. Orang dengan suasana hati yang positif juga lebih mudah menangkap informasi dalam sebuah paronomasia dibandingkan yang negatif.[9]