Masjid Djami Keraton Landak

Masjid Djami Keraton Landak
Masjid Djami Keraton Landak
PetaKoordinat: 0°22′31.260″S 102°32′53.376″E / 0.37535000°S 102.54816000°E / -0.37535000; 102.54816000
Agama
AfiliasiIslam
Lokasi
LokasiLandak, kalimantan Barat, Indonesia
Arsitektur
TipeMasjid

Masjid Djami Keraton Landak adalah sebuah masjid bersejarah di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, yang berlokasi di kompleks Keraton Landak yang terletak di Ngabang, Kabupaten Landak. Kompleks keraton milik Kerajaan Landak ini terdiri dari tiga bagian yang saling melengkapi, yakni istana kerajaan, masjid, serta makam raja dan para kerabatnya. Terletak di utara istana, Masjid Djami' Keraton Landak masih terawat dengan baik sampai sekarang.

Sejarah

Sejarah masjid ini bermula sejak masa pemerintahan Panembahan Gusti Abdulazis Kusuma Akamuddin (1895-1899) atau raja Landak ke-21. Pada awalnya, Masjid Djami Keraton Landak terletak di tepi Sungai Landak atau di timur istana. Kemudian, dia memerintahkan agar masjid yang dibangun dengan bahan utama kayu belian khas Kalimantan ini dipindahkan ke sebelah utara istana. Bangunan masjid yang lama kini sudah tidak ada lagi. Saat ini, lokasi masjid lama telah menjadi sebuah kompleks pondok pesantren untuk belajar agama Islam bagi anak-anak di sekitar istana. Kala itu, setelah masjid dipindahkan ke utara istana, Bilal Achmad menjadi Maha Sultan Imam masjid sampai masa pemerintahan Panembahan Gusti Abdulhamid (1922-1943) atau Sultan Landak ke-22. Selanjutnya, Bilal Achmad digantikan oleh Osu Anang dari Banjor hingga Jepang berkuasa di Kalimantan Barat pada medio tahun 1943. Sebagai cagar budaya dan situs sejarah, masjid ini telah beberapa kali mengalami renovasi yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1980-an dan pemerintah daerah pada tahun 2000-an.

Keistimewaan

Masjid Djami Keraton Landak memiliki luas bangunan sekitar 400 m² berlokasi di Desa Pedalaman yang berada di sekeliling kompleks istana. Apabila mengunjungi masjid ini di kala hari melangkah senja, tampak orang-orang mulai mendatangi masjid. Di dalam masjid itu, jamaah puteri menempati bagian kiri yang disekat dengan tirai kain berwarna putih. Sementara, jamaah laki-laki membuat shaf di bagian tengah depan. Selesai sembahyang, sebagian dari mereka biasanya meluangkan waktunya untuk berdzikir sejenak.

Memasuki masjid ini, wisatawan akan mendapati konstruksi bangunan masjid yang tampak sederhana namun kokoh. Dengan kayu belian sebagai unsur utama dan atap sirap yang berbahan serupa, masjid yang memiliki empat pilar dari kayu utuh ini tetap memesona. Hal ini lantaran di tiap sudutnya tampak dihiasi ornamen-ornamen dari kayu berukir ayat-ayat suci Al-Quran dan motif-motif khas Melayu. Perpaduan warna biru muda dan putih gading pada dinding dan pilar-pilar masjid juga menambah sejuk gambaran keseluruhan masjid.[1]

Status

Pangeran Ratu Ismahayana Landak, Gusti Suryansyah sempat mengusulkan untuk mengubah status Masjid Jami’ Keraton Ismahayana menjadi Masjid Agung Keraton Ismahayana Landak, tetapi mengundang pro dan kontra.[2]

Renovasi

Masjid Djami Karaton Landak setelah di renovasi

Pada tanggal 11 Agustus 2009 yang lalu sudah diadakan upacara peletakan batu pertama pembangunan kembali Masjid Jami’ Keraton Ismahayana Landak secara resmi oleh Bupati Landak Adrianus Asia Sidot dan Pangeran Ratu Ismahayana Landak Gusti Suryansyah. Pembangunan kembali tersebut menimbulkan pro kontra oleh berbagai pihak karena mengubah total bentuk Masjid Djami Kraton Landak. Masjid ini juga di usulkan oleh Pangeran Ratu Ismahayana Landak Gusti Suryansyah agar berubah status Masjid Jami’ menjadi Masjid Agung Keraton Ismahayana Landak.

Referensi