Konvoi Rusia menuju Kyiv adalah barisan panjang armada militer Rusia di Oblast Kyiv yang membentang sepanjang 64 kilometer dari Prybirsk hingga ke Hostomel melalui Ivankiv[1] dalam peristiwa invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022. Konvoi tersebut pada awalnya dimaksudkan untuk mengancam Kyiv, tetapi kemudian berhenti karena alasan yang tidak dapat dijelaskan. Sejumlah komentar berpendapat bahwa sebagian besar tentara dan kendaraan mungkin memiliki masalah dengan kurangnya bahan bakar dan suplai makanan serta tertunda karena adanya kemungkinan serangan militer Ukraina.[2][3][4]
Pada 2 April 2022, Kementerian Pertahanan Ukraina menyatakan seluruh wilayah Oblast Kyiv telah bebas dari barisan armada militer Rusia, ketika pasukan Rusia meninggalkan wilayah tersebut.[5] Tiga hari sebelumnya, Departemen Pertahanan Amerika Serikat menyatakan bahwa konvoi tersebut "tidak pernah benar-benar menyelesaikan misinya".[6][7] Kemudian pada 4 Maret 2022, The Economist menyatakan bahwa secara umum, formasi militer yang sepertinya tidak terorganisir dan pergerakan yang lambat menyebabkan terjadinya masalah-masalah bagi Rusia dalam perang.[8]
Latar belakang
Dilaporkan bahwa Rusia berharap untuk mengambil alih Kyiv secara cepat, dengan segera menyingkirkan pemerintah Ukraina, sehingga memungkinkan Rusia untuk mengganti pemerintahan yang pro-Rusia.[9][10] Rusia menempatkan kekuatan besar di Belarus, yang melintasi perbatasan dan menginvasi bagian utara Ukraina, sementara pasukan lainnya di bagian selatan, menyerang dari Donbas, Luhansk dan Krimea.[11]
Observasi
Pergerakan
Iring-iringan armada militer Rusia terlihat pertama kali melalui citra satelit oleh Maxar Technologies pada 28 Februari 2022.[12] Iringan armada tersebut menyeberang ke Ukraina yang masuk dari Belarus, melalui Prybirsk, kemudian menuju Ivankiv.[13] Konvoi armada militer tersebut terlihat seperti sedang menuju ibu kota Ukraina, Kyiv, sebagai bagian dari persiapan untuk pertempuran,[10] mungkin bertujuan untuk mengepung dan memberikan ancaman terhadap Kyiv.[14] Namun, menurut pembaruan informasi intelijen Kementerian Pertahanan Inggris pada 7 Maret 2022, "Barisan besar armada Rusia yang bergerak menuju Kyiv melebihi jarak 30 kilometer dari pusat kota, karena tertunda oleh berbagai hal termasuk perlawanan sengit Ukraina, kerusakan mekanis dan kemacetan." [3] Pada 1 Maret, Time melaporkan bahwa jarak iring-iringan tersebut berjarak 25 kilometer dari pusat kota,[15] dan terhenti antara 25 dan 30 kilometer di luar Kyiv.[13][16]
Skala dan komposisi
Pada 2 Maret, konvoi tersebut diperkirakan terdiri dari 15.000 prajurit,[13] dengan formasi dari berbagai kendaraan militer,[14] yang membentang hingga sekitar 65 kilometer (40 mi).[17] Foto satelit menunjukkan bahwa barisan konvoi tersebut terdiri dari armada truk suplai Rusia, pasukan, senjata[18] dan artileri.[19]
Dukungan udara
Konvoi pasukan Rusia tersebut dilindungi oleh perangkat sistem anti-pesawat bergerak.[17] Tidak diketahui seberapa efektif perlindungan tersebut, karena di tempat lain, Ukraina telah berhasil melancarkan serangan terhadap Rusia pada 1 Maret dengan menggunakan droneBayraktar TB2 dan "menghancurkan tiga sistem rudal darat ke udara dan empat artileri 152mm, bersama dengan lebih dari 10 truk dan beberapa tank".[20][21] Berhasilnya serangan drone buatan Turki tersebut, sebagian disebabkan karena faktor kegagalan Rusia dalam mencapai supremasi udara pada fase awal perang,[20] serta buruknya koordinasi dan komunikasi pasukan Rusia.[21] Oleh karena itu, komandan Ukraina mempertimbangkan untuk menggunakan drone tersebut untuk melancarkan serangan terhadap konvoi Rusia, tetapi drone TB2 yang dapat digunakan oleh pasukan Ukraina, jumlahnya relatif sedikit dan hanya beberapa personel militer saja yang dilatih untuk dapat mengoperasikannya secara efektif. Di samping itu, pasukan Rusia juga mungkin dapat melacak dan menembak jatuh drone tersebut melalui emisi radio.[20] Pada 3 Maret, peneliti penerbangan Justin Bronk menyatakan bahwa pasukan Rusia tampaknya telah menempatkan sistem pertahanan udaranya di gugus depan termasuk di sekitar iring-iringan konvoi.[21] Bronk juga berpendapat bahwa konvoi tersebut menjadi "target yang sangat, sangat sulit bagi Angkatan Udara Ukraina", karena konvoi tersebut berada dalam jangkauan sistem rudal S-400 di sepanjang perbatasan Belarus-Ukraina, tidak termasuk hampir semua serangan pesawat konvensional berawak pada konvoi tersebut (terkecuali mungkin dengan melancarkan operasi target visual dengan terbang sangat rendah).[21]
Terhenti
Iring-iringan konvoi tersebut terhenti 8 hari sebelum perang, yang berjarak sekitar 30 kilomeyer dari pusat kota Kyiv. Menurut seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat, pada 7 Maret 2022, konvoi tersebut tidak bergerak sama sekali selama beberapa hari.[22]
Alasan dan masalah
Terdapat beberapa pembahasan tentang mengapa iring-iringan pasukan Rusia terhenti. Pada 7 Maret, Kementerian Pertahanan Britania Raya mencatat bahwa konvoi tersebut terhenti karena beberapa hal, "tertunda karena aksi perlawanan Ukraina, terdapat kerusakan mekanis dan kepadatan barisan. Iring-iringan tersebut terlihat hanya bergerak sedikit dalam jangka waktu lebih dari tiga hari."[3]
Kekurangan bahan bakar dan makanan: Banyak komentar-komentar dengan teori bahwa konvoi tersebut terhenti karena kekurangan bahan bakar dan makanan.[3][23] Dalam konflik yang lebih luas, masalah bahan bakar dan bahan pasokan terlihat jelas, dengan armada truk dan kendaraan yang telah kehabisan bahan bakar, mengakibatkan armada-armada tersebut ditinggalkan begitu saja.[2] Dalam beberapa kasus, tentara Rusia meminta makanan atau bahan bakar kepada warga setempat untuk kendaraannya.[24]
Cuaca, medan dan kemacetan: Media lain menunjukkan bahwa kendaraan-kendaraan tersebut terjebak dalam lumpur yang memicu terjadinya kemacetan.[18] Terdapat sejumlah contoh armada Rusia yang tidak dapat melintasi medan rawa-rawa atau berlumpur. Hal tersebut disebabkan karena medan yang dilintasi sepertinya tidak membeku, karena musim dingin ringan yang tidak membekukan. Banyak gambar-gambar yang telah beredar secara luas di media sosial tentang armada-armada yang ditinggalkan tentara Rusia setelah mereka terjebak di lumpur.[16]
Serangan Ukraina: Pihak lain berpendapat bahwa konvoi Rusia terhenti akibat serangan yang dilakukan oleh militer Ukraina, meskipun sedikit informasi terverifikasi yang telah dipublikasikan mengenai hal ini. Barisan konvoi tersebut diduga diserang oleh artileri, drone buatan Turki atau penyergapan darat.[2][3][8] Pada 28 Maret, dilaporkan bahwa konvoi tersebut dihentikan oleh serangan pesawat tak berawak Ukraina.[4]
Pemeliharaan: Terhentinya konvoi pasukan Rusia juga dimungkinkan dengan pemeliharaan armada yang buruk.[2][24][25] Seorang penulis sejarah militer yang sebelumnya adalah staf khusus Pentagon, Trent Teleko dan Karl Ruth, seorang penasihat pemerintah dan ekonom, keduanya mendukung teori tentang pemeliharaan armada tersebut, dengan catatan bahwa tentara Rusia "tidak dapat mengambil risiko off-road selama [musim berlumpur]."[26]
Menunggu: Komentar lain mengenai konvoi pasukan Rusia tersebut juga berteori bahwa iring-iringan armada tersebut hanya menunggu perintah untuk membangun pangkalan operasi terdepan.[27][28]
Perencanaan dan disorganisasi yang buruk secara keseluruhan:Janes Information Services berteori bahwa ketidaksiapan Rusia atas invasinya ke Ukraina secara keseluruhan, terkait dengan fakta bahwa Rusia belum beroperasi pada skala ini sejak Perang Dunia II, yang mengakibatkan masalah-masalah pada komunikasi dan unit-unit yang tidak dapat bekerja sama antar armada yang berbeda, mengakibatkan terhentinya konvoi dan disorganisasi pada barisan kendaraan lapis baja.[29]
Analisis
Segera setelah munculnya barisan armada Rusia tersebut, komentar yang berasumsi bahwa konvoi iring-iringan armada pasukan, pada awalnya adalah barisan yang akan memasuki Ukraina, bergerak ke selatan menuju Kyiv, kemudian mengelilinginya yang bertujuan untuk mengepung Kyiv.[30]
Keterlibatan Ukraina
Pada 3 Maret 2022, CNN mengutip pernyataan seorang pakar intelijen mantan pertahanan Finlandia Martti Kari, yang mengatakan bahwa secara strategis, barisan konvoi yang terhenti menghadirkan dua ancaman utama bagi kampanye militer Rusia yang sedang berlangsung. Pertama, konvoi tersebut dapat menjadi sasaran empuk serangan Ukraina yang pada akhirnya dapat menghancurkannya. Kedua, karena situasinya semakin buruk bagi mereka yang berada di lokasi, akan menyebabkan masalah moral, tidak hanya bagi mereka yang terlibat dalam barisan iring-iringan tersebut, tetapi juga pasukan Rusia lainnya yang mendengar tentang situasi yang buruk atas terhentinya konvoi.[3]
Barisan konvoi tersebut diantisipasi menjadi bagian dari rencana pengepungan Kyiv, dengan kendaraan dan pasukan menyebar untuk mengambil posisi mereka masing-masing,[31] atau kemungkinan merupakan konvoi yang melakukan pasokan bahan makanan dan amunisi bagi pasukan yang telah terlibat di wilayah tersebut sebelumnya, atau mungkin bertujuan mendirikan pangkalan operasi terdepan untuk menyerang Kyiv.[27][28]
ABC melaporkan pada 3 Maret bahwa serangan darat dengan senjata anti-tank telah menghancurkan banyak armada Rusia. Tercatat bahwa pasukan Ukraina dengan sengaja menyerang bagian depan konvoi, menghancurkan kendaraan dan membuat penghalang jalan sementara, sehingga kendaraan berikutnya tidak dapat lewat.[30] Pada 11 Maret, seorang pejabat senior pertahanan AS menyatakan bahwa pasukan Ukraina telah melakukan beberapa serangan terhadap konvoi dengan tembakan darat, seperti rudal anti-tank FGM-148 Javelin yang dikirim oleh negara-negara Barat.[30] Unit-unit pasukan Ukraina telah memasang berbagai rintangan dan penghalang jalan di jalur yang diantisipasi, termasuk menempatkan "trem, bus dan kendaraan besar".[32]
Ukraina menempatkan unit penembak jitu yang telah bergabung dengan pasukan perlawanan untuk membunuh tentara Rusia secara individu.[16] Pada 3 Maret, seorang pejabat tingkat tinggi militer Rusia yang berada dalam konvoi, yakni wakil komandan Tentara Gabungan dari Distrik Militer Pusat, Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky yang tewas oleh tembakan penembak jitu Ukraina ketika ia berjalan ke depan konvoi yang terhenti.[16]
Kelompok pasukan Aerorozvidka Ukraina juga membantu dengan drone buatan mereka sendiri, beberapa di antaranya berkemampuan dapat menjatuhkan hingga 1,5 kilogram bom dan menembakkan granat anti-tank berpeluncur roket.[4]
Pengerahan pasukan dan mundur
Pada 11 Maret 2022, beberapa elemen armada Rusia memisahkan diri dan dikerahkan ke posisi tembak. Sementara sebagian besar konvoi tetap berada di jalan dan sebagian lainnya, termasuk artileri telah meninggalkan barisan utama dan mulai mengambil posisi di dekat Hostomel.[33] Sementara bagian lainnya, mengambil posisi di Lubyanka dan hutan-hutan terdekat.[34] Pada tanggal 16 Maret, Departemen Pertahanan AS mengatakan bahwa Konvoi Rusia di bagian utara Kyiv masih tertahan di tempatnya dan belum terdapat perkembangan. Namun pada tanggal 31 Maret, Departemen Pertahanan AS menyatakan bahwa mereka tidak dapat memastikan iring-iringan konvoi tersebut masih berada di tempatnya dan mencatat bahwa pada akhirnya “…mereka tidak pernah benar-benar menyelesaikan misinya."[6][7]
^Zoya Sheftalovich (26 February 2022). "Putin's miscalculation". Politico (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Maret 2022. Diakses tanggal 11 Maret 2022.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abcThomas Harding (1 Maret 2022). "Ukraine's drone strikes a threat to Russia's advancing forces". The National (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Maret 2022. Diakses tanggal 11 Maret 2022. The unmanned aircraft have destroyed three SAM missile systems and four 152mm artillery pieces, along with more than 10 trucks and several tanks [Pesawat tanpa awak telah menghancurkan tiga sistem rudal darat ke udara dan empat bagian artileri 152mm, bersamaan dengan 10 truk dan beberapa tank].Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abcdJustin Bronk (Research Fellow at the Royal United Services Institute) (3 March 2022). "Reasons for Failure? Russian Air Force in Ukraine". Military Aviation History (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Maret 2022. Diakses tanggal 11 March 2022.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)