Kabau atau jering antan atau jengkol hutan atau jolang-jaling adalah lalapan sejenis petai dan jengkol. Tanaman ini hidup di daerah tropis, dan banyak ditemukan tumbuh liar di Sumatra bagian selatan.[3] Bentuk pohonnya menyerupai tanaman jengkol dan termasuk ke dalam genus Archidendron.[3] Buahnya berbentuk silinder pendek, berisi biji yang berbentuk pipih tebal dengan kulit berwarna hitam.[3] Bijinya memiliki wangi yang tajam seperti jengkol dan petai, tetapi inilah yang menjadikan kabau sebagai sayuran yang banyak dikonsumsi layaknya kedua tumbuhan tersebut. Salah satu kuliner olahan dari kabau adalah sambal kabau teri yang berasal dari Bengkulu.[3]
Terminologi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kabau merupakan buah yang beraroma tidak sedap yang dapat dikonsumsi. Nama lain dari kabau adalah jering hutan atau jering tupai.[4]
Jenis
Ada beberapa spesies Archidendron yang disebut-sebut sebagai kabau atau jering hutan,[5] karena memang umumnya berupa tumbuhan liar yang tumbuh di hutan-hutan di Sumatra, Kalimantan, Semenanjung Malaya, Filipina, bahkan juga Jawa. Dari antaranya yang paling dikenal adalah A. bubalinum, dengan polongan berbentuk silinder pendek berwarna kehijauan dan biji berbentuk tablet besar berwarna hitam keunguan atau kecokelatan. Di samping itu juga dikenal jenis-jenis berikut:[6]:86-114,[7]:282-9
- A. ellipticum, dengan polongan pipih selebar lk. 1 inci, melingkar membentuk spiral, berwarna jingga kuning hingga merah kusam
- A. fagifolium, dengan polongan pipih selebar lk. ½-1 inci, melingkar, kuning terang
- A. microcarpum, dengan polongan pipih selebar lk. ½ inci, melingkar, jingga kemerahan.
Referensi
Pranala luar
|
---|
Archidendron microcarpum | |
---|
Pithecellobium microcarpum | |
---|