Isoflavonoid adalah senyawa 15 karbon yang mirip seperti flavonoid, hanya saja cincin B pada isoflavonoid tertempel pada atomkarbon posisi ketiga pada cincin karbon di tengah.[1][2] Isoflavonoid terutama terdapat pada anggota Papilionoideae, seperti kedelai (Glycine max) dan klover (Trifolium spp).[2]
Fungsi
Fungsi isoflavonoid sebagian besar belum diketahui, tetapi beberapa beraksi sebagai zat alelokimia.[1] Sebagai contoh, rotenon, isoflavonoid dari akar tuba (Derris ellipica), banyak digunakan sebagai insektisida (senyawa pembasmi serangga).[1] Selain itu rumus bangun isoflavonoid mirip dengan hormonestrogen hewan, misalnya estradiol, dan isoflavonoid tumbuhan tertentu menyebabkan kemandulan pada ternak betina, khususnya domba.[1] Semanggi bawah-tanah menimbun isoflavonoid dalam jumlah yang luar biasa tinggi.[1] Senyawa ini menyebabkan "penyakit semanggi" yang serius pada domba, pertama kali tercatat di Australia Barat pada tahun 1960-an dengan menurunnya tingkat kesuburan.[1] Isoflavonoid juga diperkirakan merupakan faktor yang mengendalikan populasi hewan pengerat di beberapa wilayah tertentu.[1]
^ abcdefgSalisbury FB, Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 2. penerjemah: Lukman DR, Sumaryono. Bandung:Penerbit ITB. Hal:152. ISBN 979-8591-27-5
^ ab(Inggris)Crozier A, Clifford MN, Ashihara H. 2006. Plant Secondary Metabolites: Occurrence, Structure and Role in the Human Diet. Oxford: Blackwell Publishing Ltd. Hal: 9. ISBN 978-1-4051-2509-3