Gempa bumi Tashkent 1966 (bahasa Uzbek: Toshkent zilzilasi; bahasa Rusia: Ташкентское землетрясение) adalah peristiwa bencana alam gempa bumi dengan episentrum di pusat kota Tashkent, RSS Uzbekistan[1] pada 26 April 1966. Gempa bumi tersebut memiliki magnitudo 5,2 SR dengan kedalaman 3 hingga 8 kilometer. Akibat gempa tersebut, hampir seluruh bangunan di kota tersebut runtuh. Dari segi korban manusia, 15 hingga 200 orang diperkirakan tewas dan 200.000 hingga 300.000 jiwa menjadi tidak memiliki rumah.
Wilayah Tashkent dan sekitarnya merupakan zona seismik aktif dengan 74 gempa bumi dalam rentang magnitudo 3 hingga 6 tercatat sepanjang tahun 1914 hingga 1966.[2] Tashkent modern sebelumnya telah terkena dua kali gempa bumi, yaitu pada 1866 dan 1886.[3]
Kejadian
Gempa bumi Tashkent 1966 memiliki magnitudo 5,2[4] dan terjadi pada pukul 05:23 waktu setempat.[5][6] Kedalaman hiposentrum gempa adalah 3 hingga 8 kilometer,[6] yang menjadikan gempa bumi ini sangat dangkal dan memiliki daya rusak besar.
Sebagai dampak gempa bumi tersebut, lebih dari 80 persen Tashkent hancur,[7] termasuk lebih dari separuh bagian kota tua serta sebagian besar bangunan pentingnya. Secara keseluruhan, antara 78.000 hingga 95.000 rumah hancur, yang sebagian besar bermaterial bata jemuran dan berlokasi di wilayah padat penduduk.[8] Akibatnya, sekitar 200.000 hingga 300.000 penduduk Tashkent kehilangan tempat tinggal.[9][10]
Terdapat catatan yang beragam mengenai korban jiwa yang diakibatkan oleh gempa bumi ini. Sumber Pemerintah Soviet menyebut korban jiwa mencapai 15 orang,[10] tetapi diragukan oleh sejumlah pihak karena kebijakan sensor Soviet.[11] Berbagai sumber lainnya menyebut korban jiwa berkisar antara 200 orang[12] hingga 0,5 persen[13] dari populasi total Tashkent yang kala itu mencapai 1.100.000 jiwa.[14]
Pascagempa
Segera setelah gempa terjadi, sejumlah pejabat tinggi Uni Soviet termasuk Leonid Brezhnev selaku Kepala Negara Uni Soviet mengunjungi Tashkent untuk mengawasi upaya rehabilitasi dan rekonstruksi.[6] Proyek pembangunan ulang Tashkent skala besar dimulai[12] dengan melibatkan para pekerja dari republik-republik Soviet lainnya.[15][16][17] Hasilnya, tata kota Tashkent menjadi lebih sarat akan gaya arsitektur Soviet, dengan ciri-ciri seperti jalanan yang lebar[17] dan blok-blok apartemen besar.[18] Hingga tahun 1970, sebanyak 100.000 unit rumah baru telah dibangun.[18]
Dari segi sosial budaya, komposisi demografi Tashkent mengalami peningkatan heterogenitas dengan banyaknya pekerja dari republik Soviet lainnya yang tinggal di Tashkent setelah proyek rekonstruksi selesai.[17] Gempa bumi tersebut juga berdampak pada peningkatan religiusitas di kalangan masyarakat dengan adanya peningkatan minat beribadah di kalangan masyarakat Muslim.[19]
Pemerintah Uni Soviet pada tahun 1966 kemudian membentuk institut seismologi untuk memprediksi gempa bumi di masa depan. Institut tersebut ditugaskan untuk mengamati perubahan seismik, seperti perubahan tingkat radon dan memprediksi potensi gempa bumi.[20] Perubahan radon tersebut sempat diamati sebelum terjadinya gempa bumi di Tashkent sebelumnya.[21]
^Bubis, I. I. (September 1966). "Engineering analysis of the aftereffects of the Tashkent earthquake, April 26, 1966". Soil Mechanics and Foundation Engineering. 3 (5): 339–344. Bibcode:1966SMFE....3..339B. doi:10.1007/BF01706148. S2CID 112220850.
^Nurtaev, Bakhtiar (1998). "Damage for buildings of different type". Institute of Geology and Geophysics, Academy of Sciences of Uzbekistan. Diakses pada 28 November 2024.
Raab, Nigel (2014), "The Tashkent Earthquake of 1966: The Advantages and Disadvantages of a Natural Tragedy", Jahrbücher für Geschichte Osteuropas, 62 (2): 273–294, doi:10.25162/jgo-2014-0012, JSTOR43819634Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)