Fides et Ratio (Iman dan Akal budi) adalah sebuah ensiklik kepausan yang diumumkan secara resmi oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 14 September 1998. Ensiklik ini pada intinya membahas hubungan antara iman dan akal budi.
Sri Paus percaya bahwa iman dan akal budi tidak hanya sepadan, namun penting bagi satu dengan yang lain. Iman tanpa akal budi, ia berargumen, akan menjurus pada ketakhyulan (superstisi). Akal budi tanpa iman akan menjurus pada paham Nihilisme dan Relativisme. Ia menulis:
Walau logika menciptakan suatu "bagan pengetahuan yang sistematis", Sri Paus menegaskan bahwa kelengkapannya adalah suatu yang dibuat-buat:
Tanpa suatu dasar kebenaran spiritual, ia melanjutkan, akal budi telah
Secara keseluruhan, Sri Paus "menyerukan dengan kuat dan keras" bahwa "iman dan filosofi memulihkan kembali kesatuan mereka yang mendalam yang mampu menyebabkan mereka untuk berdiri secara selaras dengan sifat-sifat mereka tanpa mengorbankan kemandirian mereka sendiri. Kewajiban untuk menyuarakan kebenaran dari iman harus disertai dengan keberanian logika.
PENDAHULUAN: "KETAHUILAH DIRIMU" (1-6)
BAB I: WAHYU KEBIJAKSANAAN TUHAN (7-15)
BAB II: CREDO UT INTELLEGAM (16-23)
BAB III: INTELLEGO UT CREDAM (24-34)
BAB IV: HUBUNGAN ANTARA IMAN DAN AKAL BUDI (36-48)
BAB V: CAMPUR-TANGAN MAGISTERIUM DALAM HAL-HAL FILOSOFI (49-63)
BAB VI: INTERAKSI ANTARA FILOSOFI DAN TEOLOGI (64-79)
BAB VII: CURRENT REQUIREMENTS AND TASKS (80-99)
KESIMPULAN (100-108)
Secara singkat Santo Yohanes Paulus II menjabarkan 4 dimensi iman: 1. Mencari dan, 2. Menerima kebenaran yang diwahyukan Allah, serta 3. Melaksanakan dengan Konsisten, dan 4. Secara terus menerus atau konstan melaksanakannya didalam kehidupan kita. Ia mengatakan bahwa setiap orang pada akhirnya akan mencari apa yang dikehendaki oleh Allah didalam hidupnya. Ada yang mencari sambil lalu, tetapi adapula yang dengan sungguh-sungguh. Misal dengan bergabung dengan program katekese atau mengambil kursus-kursus tentang kitab suci atau tentang iman Katolik. Seseorang yang telah memperoleh pengertian akan dapat menerimanya dengan sukacita. Namun menerima saja tidak cukup karena iman harus diwujudkan dengan perbuatan nyata. Untuk dapat secara konsisten melakukan apa yang dipercayai tidaklah mudah, dan sering kali memgandung risiko. Tidak mudah untuk hidup jujur dan adil, dalam kemurnian dan kekudusan. Namun lebih sulit lagi, karena hal itu harus dilakukan tidak hanya sekali, tetapi senantiasa sepanjang hidup, dan secara terus menerus atau konstan. Seseorang dapat melakukannya dengan bantuan rahmat Allah, asalkan ia berjuang untuk selalu bekerjasama dengan rahmat Allah itu.
Fides et Ratio Diarsipkan 2013-07-24 di Wayback Machine. full text of the English translation from the Vatican website
Lokasi Pengunjung: 3.144.20.12