Terdapat sejumlah korban tewas di Tembok Berlin, yang berdiri sebagai sebuah pembatas antara Berlin Barat dan Jerman Timur dari 13 Agustus 1961 sampai 9 November 1989. Sebelum pendirian Tembok Berlin pada tahun 1961, 3,5 juta orang Jerman Timur menghindari pembatasan emigrasi Blok Timur, banyak yang melintasi perbatasan dari Berlin Timur ke Berlin Barat, di mana dari sana mereka kemudian bisa melakukan perjalanan menuju Jerman Barat dan negara-negara Eropa Barat lainnya. Antara 1961 dan 1989, Tembok tersebut hampir menghalangi seluruh emigrasi semacam itu.[1]
Pusat Sejarah Kontemporer (ZZF) yang didanai negara di Potsdam telah memberikan jumlah resmi 140 korban tewas, termasuk orang yang berupaya untuk melarikan diri, penjaga perbatasan, dan pihak tak bersalah. Namun, para peneliti di Museum Titik Pengecekan Charlie dan beberapa orang lainnya telah memperkirakan jumlah korban tewas yang secara signifikan lebih tinggi.
Upaya pelarian diri diklaim merenggut nyawa sebagian besar orang, dari anak-anak sampai wanita berusia 80 tahun, dan beberapa orang tewas karena kecelakaan atau tindakan ilegal terhadap para penjaga. Dalam sejumlah kasus hukum sepanjang 1990-an, beberapa penjaga perbatasan, bersama dengan para pejabat politik bertanggung jawab atas kebijakan pertahanan, didakwa melakukan pembunuhan tidak berencana dan dihukum penjara atas peran-peran mereka terhadap korban-korban tewas Tembok Berlin. Dari sekitar jumlah 5.000 orang yang melarikan diri, sebanyak 239 orang tewas saat berupaya untuk melintasi Tembok Berlin.
Latar belakang sejarah
Setelah Perang Dunia II, Berlin terbagi dalam empat bagian yang dikuasai oleh Sekutu: Amerika Serikat, Uni Soviet, Britania Raya dan Prancis. Perbatasan-perbatasan sektor meliputi kota yang secara umum dapat digunakan secara bebas untuk kebijakan Republik Demokratik Jerman, bahkan setelah perbatasan antara Republik Federal Jerman dan RDJ secara berkelanjutan ditutup, dimulai pada tahun 1952. Perbatasan luar dari Berlin Barat, yang juga merupakan perbatasan antara Berlin Barat dan RDJ, juga ditutup pada tahun 1952. Pada malam 12 sampai 13 Agustus 1961, Tentara Rakyat Nasional, Kepolisian Perbatasan Jerman, Volkspolizei dan Kelompok Penyerang Kelas Buruh menutup semua perlintasan antara sektor Soviet dan tiga sektor Barat; pembangunan fasilitas perlindungan perbatasan pun dimulai.
Pada tahun-tahun pertama, perbentengan perbatasan di dalam kota tersebut kebanyakan terdiri dari tembok bata dengan atasan terbuat dari kawat berduri. Bata tanah liat dan beton dipakai untuk pembangunan. Rintangan-rintangan lanjutan dari kawat berduri dan peninggian tembok mendelimitasi wilayah Timur dan di beberapa tempat, seperti Bernauer Straße, gedung-gedung berbata membentuk garis perbatasan. Gedung-gedung tersebut terletak di kawasan Berlin Timur, sementara halaman di depan rumah-rumah dimasukkan ke Berlin Barat. Di beberapa tempat, instalasi keamanan dari lingkar luar Berlin Barat terdiri dari muka metal dan pembatas kawat berduri. Pembaharuan yang memajukan teknologi dilakukan kemudian dan hanya pada tahun 1975, segmen-segmen beton berbentuk L yang diketahui dari perobohan Tembok tersebut ditambahkan.
Identifikasi jumlah korban tewas
Identifikasi korban tewas secara spesifik yang dikaitkan dengan Tembok Berlin tak dimajukan. Meskipun Jerman Timur menyadari korban tewas di Tembok tersebut dari siaran media Jerman Barat yang mereka dapat terima, informasi diandalkan sangat dipegang oleh otoritas Jerman Timur. Sejumlah lembaga Jerman Barat berbeda menyimpan catatan mereka sendiri. Ini meliputi kepolisian Berlin Barat, Pendaftaran Pusat Pemerintahan Yudisial Negeri di Salzgitter (yang menempatkan seluruh fasilitas perbatasan) dan Arbeitsgruppe 13 Agustus (Kelompok Buruh 13 Agustus), sebuah asosiasi Berlin Barat. Dalam yurisdiksi kepolisian Berlin Barat, Departemen Keamanan Negeri bertanggung jawab atas pendaftaran insiden yang diketahui. Catatan berbeda antara orang-orang yang tewas di luar perbatasan Berlin Barat (80 insiden), insiden tak jelas (dengan 5 orang yang diyakini menjadi korban tembok) dan penjaga perbatasan yang ditembak. Pendaftaran Pusat Administrasi Yudisial Negeri di Salzgitter, juga diberi mandat untuk mengumpulkan bukti pembunuhan sebenarnya atau yang diupayakan di RDJ. Pada tahun 1991, mereka menerbitkan "Laporan Salzgitter" dengan 78 nama korban. Namun, sejak Badan Pendaftaran tak memiliki akses ke arsip RDJ, data yang didapatkan tak lengkap.[2] Kedua badan tersebut utamanya mencantumkan insiden terdaftar yang diamati dari Berlin Barat atau dikabarkan oleh penjaga perbatasan atau pembangkang yang meninggalkan RDJ.
Setelah perubuhan Tembok tersebut, penyelidikan kriminal terhadap pembunuhan perbatasan diluncurkan oleh Badan Penyelidikan untuk Kejahatan Partai dan Pemerintahan (ZERV) dan kantor pengaduan masyarakat Berlin.[3] Setiap lembaga tersebut memakai kriteria berbeda untuk menjumlahkan korban tewas. Pada 2000, ZERV membandingkan data dari kantor pendaftaran pusat di Salzgitter dengan temuan-temuan dalam arsip RDJ dan membuat sebanyak 122 kasus pembunuhan tertarget oleh badan-badan kenegaraan RDJ di perbatasan Berlin Barat. Daftar ini adalah pra-penyidikan untuk departemen pengaduan Berlin dan Neuruppin, yang memajukannya ke proses hukum.[4] Pendaftaran Salzgitter mencatat insiden-insiden dimana "pelanggaran tindakan kriminal dibenarkan", sementara Arbeitsgruppe 13 Agustys, yang juga mengurusi rumah di Titik Pengecekan Charlie dan dijalankan oleh seniman Alexandra Hildebrandt, janda pendiri Rainer Hildebrandt, menghitung "seluruh korban yang tewas dalam hubungannya dengan pelarian diri dan/atau rezim perbatasan", termasuk korban tewas dari kecelakaan atau tenggelam, atau korban tewas dari para prajurit perbatasan dan polisi yang bunuh diri atau karena kecelakaan senjata api. Ini memberikan mereka jumlah 235 korban tewas berbanding dengan jumlah yang lebih rendah secara signifikan berjumlah 78 menurut pendaftaran Salzgitter.[5]
Jasilnya, yang disebut sebagai "temporer" oleh kelompok buruh, giat dipersembahkan di konferensi-konferensi pers pada 13 Agustus.[6] Daftar tersebut secara konsisten direvisi dengan kasus-kasus baru yang dicantumkan dan pernyataan-pernyataan lama yang ditinggalkan. Museum Titik Pengecekan Charlie memberi jumlah 245 korban tewas, meskipun ini meliputi kasus bunuh diri penjaga perbatasan dan jasad yang ditemukan di perairan bahkan yang tak ada hubungannya dengan orang-orang yang melarikan diri. Mereka juga menyatakan bahwa orang pertama di Tembok tersebut pada kenyataanny adalah seorang perwira Jerman Timur yang melakukan bunuh diri.[7]
Pada 2005, Gedenkstätte Berliner Mauer (Pusat Sejarah Kontemporer dan Tempat Peringatan dan Pusat Dokumenter Tembok Berlin) mendirikan sebuah proyek riset untuk secara definitif "menghimpun jumlah dan identitas orang-orang yang tewas di Tembok Berlin antara 1961 dan 1989 dan untuk mendokumentasikan kehidupan dan kematian mereka melalui riset sejarah dan biografi". Proyek tersebut didanai oleh Badan Federal untuk Pendidikan Sipil, Deutschlandradio dan Komisioner Budaya dan Media Federal.[8] Hasilnya diterbitkan di situs web www.chronik-der-mauer.de dan dalam sebuah buku berjudul "Todesopfer an der Berliner Mauer" (2009). Proyek tersebut menjelaskan biografi-biografi para korban, sebab kematian dan sumber yang dipakai. Pada waktu itu, tak ada informasi andalan atau resmi yang tersedia tentang jumlah korban tewas di Tembok Berlin. Proyek tersebut menemukan bahwa 136 orang telah tewas,[9][10] memakai kriteria "sebuah upaya pelarian diri atau hubungan spatial dan temporal antara kematian dan rezim perbatasan". Tak semua kematian terjadi secara langsung – ada kematian yang terjadi bertahun-tahun berikutnya – dan tak semua disebabkan oleh tindakan kekerasan. Setelah mengulas 575 kematian, tim proyek tersebut menemukan bahwa sekitar 140 orang tewas akibat ditembak, tewas akibat kecelakaan atau melakukan bunuh diri setelah jatuh untuk melintasi Tembok tersebut.[11]
Kriteria
Setiap komite penyelidikan memiliki kriterianya sendiri dimana kasus-kasus dapat dihitung sebagai korban-korban tembok. Penyelidikan ZERV berfokus pada dakwaan hukum yang bekerja, sementara ZZF dan Arbeitsgemeinschaft 13 Agustus mengembangkan kriteria mereka sendiri yang jauh dari dakwaan hukum murni. Kriteria ZZF mensyaratkan korban memiliki latar belakang untuk upaya pelarian diri atau untuk hubungan temporal dan spatial pada rezim perbatasan. Lima kelompok dikembangkan dari kasus yang ditinjau:
Korban ditembak dan tewas atau luka berat oleh pasukan keamanan Jerman Barat saat berusaha untuk melintasi Tembok tersebut;
Korban yang tewas saat berupaya untuk melintasi Tembok tersebut, atau yang melakukan bunuh diri saat upaya mereka gagal, atau yang mengalami luka berat berkenaan dengan upaya mereka;
Orang dari Timur dan Barat yang ditembak dan tewas atau luka berat oleh pasukan keamanan Jerman Timur;
Orang dari Timur dan Barat yang ditembak dan tewas atau luka berat akibat aksi atau inaksi dari pasukan keamanan Jerman Timur;
Anggota pasukan perbatasan Jerman Timur yang tewas atau mengalami luka berat saat bertugas.[12]
Pengartian yang dicanangkan oleh Arbeitsgruppe 13 Agustus kemudian diperluas. Ini meliputi para penjaga perbatasan yang melakukan bunuh diri dan kasus-kasus dingin yang melibatkan jasad-jasad yang ditemukan di perairan perbatasan.
Namun, penyelidikan menyeluruh dari seluruh kasus kematian alami tak diselesaikan. Sepertiga dari seluruh berkas dari polisi transportasi dimajukan, seluruh laporan tahunan 1970-an hilang. Menganalisis catatan harian penjaga perbatasan dan meninjau kegiatan di kawasan tersebut berada di bawah pengawasan yang menghadirkan sebuah alternatif namun tak terwujud karena masalah keuangan.[13] 16 kasus tenggelam lain tak secara definitif dihubungkan dengan Tembok tersebut. Beberapa penjelajah lain dari Jerman Barat dan Timur dan Cekoslowakia tewas pada masa sebelum, saat dan setelah melewati titik pengecekan di Berlin, dengan jumlah publikasi 251 kematian: kebanyakan adalah akibat dari serangan jantung.[11]
Kontroversi tentang jumlah korban
Jumlah korban yang ada tidak diketahui. Terdapat jumlah berbeda yang masing-masing datang dari penyelidikan berbeda dari seorang korban dalam kasus tersebut. Sehingga, jumlahnya sulit disejalankan. Pada ujungnya, beberapa hasil yang diterbitkan berketerusan atau penyelidikan diberhentikan dengan jumlah sementara. Terdapat juga kontroversi yang dipegang masyarakat antara dua kelompok terkait jumlah kematian. Lawannya adalah Arbeitsgemeinschaft 13 Agustus dan ZZF. Jumlah Arbeitsgemeinschaft 13 Agustus lebih tinggi, karena menurun Hans-Hermann Hertle dari ZZF, mereka meliputkan korban-korban dengan hubungan tak jelas atau tak bulat pada rezim perbatasan. Setelah ZZF menerbitkan hasil sementaranya pada Agustus 2006, Alexandra Hildebrandt dari Arbeitsgemeinschaft menuduh mereka mengupas jumlah agar menciptakan citra yang lebih positif dari Jerman Timur. Ia berpendapat bahwa proyek ZZF didanai oleh koalisi sosial demokrat dan sayap kiri.[14]
Pada 2008, Arbeitsgemeinschaft mengklaim bahwa sejak tahun 1961, 222 orang telah tewas karena Tembok Berlin. Hertle meragukan jumlah tersebut, karena bukti mereka meliputi beberapa korban selamat. Pada tahun 2006, 36 korban selamat didaftarkan sebagai almarhum karena Tembok tersebut, dan beberapa korban disebutkan lebih dari sekali.[14] Karena penyajian tersebut, ia menganggap daftar tersebut sebagai "catatan khusus dari kasus yang didakwa" yang "gagal untuk menghimpun standar yang terverifikasi secara saintifik".[3] Wali kota Berlin, Klaus Wowereit, menyatakan soal persengketaan tersebut dengan berkata "Setiap kematian tunggal terlalu banyak."[15] Pada 2009, Hildebrandt mengabarkan 245 kematian yang disebabkan oleh Tembok tersebut. Menurut risetnya, korban Tembok pertama adalah perwira RDJ yang bunuh diri dan bukannya Ida Siekmann, karena Hildebrandt juga mencantumkan para penjaga perbatasan yang melakukan bunuh diri dan kasus jasad membeku yang ditemukan di perairan perbatasan dalam daftarnya. Perbedaan lain dalam daftar Hertle dan Hildebrandt dapat dijelaskan oleh fakta bahwa Hertle memiliki akses tambahan ke berkas-berkas belum lengkap dari kepolisian transportasi. Sehingga, catatan mereka beragam dalam hal orang yang tewas karena sebab alami pada kontrol perbatasan. Hurtle berpendapat dengan total 251 kasus semacam itu, sementara Hildebrandt hanya mengkompilasikan 38 dari kasus tersebut.[7]
Informasi tentang kematian tersebut utamanya dapat ditemukan dalam arsip pemerintahan dan militer dari Jerman Barat dan Timur. Namun, catatan Stasi, yang diurus oleh komisioner federal Stasi, tak dapat mengaksesnya secara menyeluruh. Beberapa bagian, khususnya dari tahun-tahun berikutnya, dihancurkan saat kementerian tersebut dibubarkan, beberapa tak sempat diselamatkan. Selain itu, karena hukum pencatatan Stasi, beberapa catatan hanya dapat dilihat dalam bentuk penjelasan anonim. Sebuah amendemen dari tahun 2007 membolehkan akses langsung ke proyek-proyek riset, menyediakan kondisi tertentu yang datang. Catatan pasukan perbatasan Jerman Timur disimpan di arsip Bundeswehr, karena pasukan perbatasan tersebut adalah bagian dari Tentara Rakyat Nasional Jerman Timur. Menurut Hertle, saat catatan dari pasukan perbatasan, Stasi dan otoritas Barat dievaluasi, hal tersebut telah mengambil catatan "bernilai, penting dan kuat dari dari otoritas penjaga catatan dan, melalui perluasan, hubungan kekuasaan respektif." Keluarga para korban dapat menjadi sumber lainnya, namun sering kali memberikan informasi palsu dan sehingga hanya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait peristiwa mereka sendiri.
Korban tewas pertama dan terakhir
Saat Berlin menjadi kota terbagi, Tembok Berlin membentang di sepanjang Bernauer Straße. Jalan itu sendiri masuk sektor Prancis dari Berlin Barat dan otoritas Jerman Timur mendeklarasikan bahwa jendela-jendela dan pintu-pintu yang mengarah ke Bernauer Straße harus ditutupi bata. Pada awal pagi 22 Agustus 1961, Ida Siekmann menjadi korban tewas pertama dari 98 korban tewas yang berupaya untuk melarikan diri. Ia tinggal di lantai empat nomor 48 (lantai tiga, 3te Stock, menurut standar Jerman), melemparkan diri dan menjatuhkan diri ke jalan raya, dan melompat keluar dari jendela apartemennya.[16][17][18] Ia jatuh di sisi pejalan kaki dan mengalami luka berat, sekarat tak lama setelah ia dilarikan ke Rumah Sakit Lazarus.[16][19] Pada 8 Maret 1989, Winfried Freudenberg menjadi orang terakhir yang tewas dalam upaya melarikan diri dari Jerman Timur ke Berlin Barat dengan jatuh dari balonnya.[20][21]
Sebab dan periode kematian
Tembok Berlin, seperti sebagian besar perbatasan Jerman dalam antara Jerman Barat dan Timur, dirancang dengan dua keperluan dalam pikiran: untuk menghalangi para pelintas perbatasan dan agar para penjaga perbatasan dapat melacak dan menghentikan perlintasan perbatasan ilegal. Dalam bentuk akhirnya, tembok sepanjang 156 km (97 mi) tersebut terdiri dari tembok bentuk luar dan dalam yang dipisahkan oleh "jalur kematian"[11] beberapa memiliki lebar dari 15 m (49 ft) sampai 150 m (490 ft). Ini dijaga oleh sekitar 11,500 Grenztruppen, Pasukan Perbatasan Republik Demokratik Jerman diperintahkan untuk memakai alat apapun yang dibutuhkan, termasuk senjata api, untuk menghindari penerobosan perbatasan. Perintah tembak, atau Schießbefehl, yang dikeluarkan kepada para penjaga perbatasan menyatakan bahwa orang yang berupaya untuk melintasi Tembok tersebut adalah para penjahat, dan bahwa pemakaian pasukan mematikan diharuskan untuk menindak mereka: "Tak ada yang dapat menghalangi pemakaian senjata apinya, bahkan tidak saat perbatasan tersebut diterobos rombongan wanita dan anak-anak, yang merupakan sebuah taktik dari para pengkhianat yang sering kali dipakai".[22] Beberapa penjaga sejak itu mengklaim bahwa motto pada masa itu adalah "seorang pengungsi yang mati lebih baik ketimbang orang yang melarikan diri".[23] Mula-mula, para pengungsi tertembak atau luka-luka pergi secara terbuka sampai mereka benar-benar ditekan, sehingga orang dari Berlin Barat dan pers barat juga dapat menyaksikan mereka. Setelah reaksi terhadap kematian Peter Fechter, para penjaga perbatasan diperintahkan untuk memindahkan korban apapun dari lapangan terbuka Berlin Barat. Laporan negatif harus dihindari. Karena itu, para penjaga perbatasan sering kali memukul mundur orang yang terjatuh di muatan mobil yang merupakan bagian dari seluruh sistem keamanan perbatasan. Dalam beberapa kasus, pengangkatan jasad hanya dilakukan setelah malam hari.
Sebab utama dari korban tewas adalah penembakan. Dari 140 korban tewas, 99 (70.7%) orang diantaranya tewas tertembak, tak hanya orang yang melarikan diri namun juga orang-orang di setiap sisi yang tak berupaya untuk melarikan diri, dan para penjaga perbatasan Jerman Timur yang tewas saat bertugas. 101 korban tewas adalah orang yang berupaya melintasi perbatasan, yang semuanya kecuali tiga orang adalah orang Jerman Timur (pengecualian adalah Franciszek Piesik dan Czesław Kukuczka, warga negara Polandia, dan Vladimir Ivanovich Odinzov, seorang prajurit Soviet). 68 orang diantaranya tewas dalam penembakan. 30 orang lainnya tewas akibat penembakan atau kecelakaan fatal yang terjadi saat mendekati Tembok tersebut namun tak berniat untuk melintasinya. Delapan prajurit perbatasan Jerman Timur dibunuh saat bertugas oleh orang yang melarikan diri, penolong orang yang melarikan diri, prajurit sejawat, atau polisi Berlin Barat. Tiga orang melakukan bunuh diri setelah upaya melarikan dirinya gagal.[11]
Sekitar setengah orang yang kehilangan nyawa mereka di Tembok tersebut tewas dalam lima tahun pertama setelah Tembok tersebut dihimpun pada awalnya. Tingkat kematian turun sejak itu, dan mengalami penurunan drastis setelah tahun 1976. Sekitar 86% dari korban Tembok tersebut, 120 orang, tewas antara 1961 dan 1975 antara 1976 dan 1989, hanya 19 orang yang tewas. Beberapa sebab dicatat untuk penurunan ini. Tembok tersebut menjadi makin digembungkan untuk penunjangan teknikal yang dilakukan pada pertengahan 1970-an dan pembatasan lebih dicanangkan di kawasan sekitaran Tembok, menjadikannya makin sulit untuk dicapai di tempat pertama. Penandatanganan Perjanjian Helsinki pada tahun 1975 berujung pada kesempatan-kesempatan baru untuk melintasi perbatasan tersebut secara legal, menghasilkan kebangkitan aplikasi emigrasi dan kejatuhan korespondensi dalam upaya melarikan diri.[11]
Korban tewas menurut tahun
1960-an
Tahun
Jumlah korban tewas
1960
0
1961
12
1962
22
1963
10
1964
10
1965
12
1966
12
1967
2
1968
7
1969
3
1970-an
Tahun
Jumlah korban tewas
1970
9
1971
4
1972
4
1973
5
1974
4
1975
4
1976
0
1977
2
1978
0
1979
1
1980-an
Tahun
Jumlah korban tewas
1980
2
1981
4
1982
1
1983
1
1984
1
1985
0
1986
4
1987
1
1988
0
1989
3
Lokasi, demografi dan motivasi korban
Sekitar dua per tiga korban tewas di Berlin dalam, tercatat sebanyak 90 dari 140 orang. Berlin-Mitte dan Treptow adalah distrik-distrik kota dalam dengan jumlah korban terbanyak; hampir setengah dari 64 orang yang melarikan diri yang tewas di sektor perbatasan kehilangan nyawa mereka di dua distrik tersebut. Sepertiga sisanya tewas di pinggiran luar kota tersebut dimana anak-anak kota Berlin Barat bersimpangan dengan kota-kota dan desa-desa di Jerman Timur.[11] Beberapa korban, termasuk sebagian besar anak-anak, tenggelam di Spree atau Havel.
Kebanyakan korban yang tewas (terdiri dari 78% korban tewas seketika) adalah pria muda berusia 16 dan 30 tahun. Pria berumah tangga meliputi 20% dari korban tewas dan hanya 8 orang (6%) yang merupakan wanita. Sembilan anak berusia kurang dari 16 tahun tewas, sementara 94 korban berusia antara 21 dan 30 tahun.[12] Kebanyakan korban datang dari Berlin Timur dan wilayah sekitarnya.[11]
Motif-motif mereka untuk melarikan diri terjadi sepanjang masa. Orang-orang yang melarikan diri bertahun-tahun setelah Tembok tersebut dibangun telah mengalami perbatasan terbuka secara resmi lewat tangan pertama dan sering kali memiliki para kerabat di Barat atau lebih pergi kesana. Sebaliknya, orang-orang yang melarikan diri pada masa berikutnya dibesarkan dengan perbatasan tertutup, ingin kebebasan yang lebih besar dan ketidaknyamanan terhadap keadaan di Jerman Timur. Upaya mereka untuk melarikan diri sering kali disertai oleh peristiwa spesifik seperti keinginan untuk menghindari wajib militer, penindasan oleh otoritas atau penolakan terhadap persyaratan untuk emigrasi. Beberapa orang yang melarikan diri sebelumnya bertikai dengan otoritas negara dan telah dipenjara karena perlawanan politik, sering kali terkait upaya pelarian gagal pada masa sebelumnya.[11]
Korban tewas menurut demografi populasi
Usia
Rangkaian
Jumlah korban tewas
80+
1
70–79
0
60–69
3
50–59
2
40–49
7
30–39
18
20–29
76
10–19
26
0–9
6
Tidak diketahui
1
Jenis kelamin
Jumlah korban tewas
Laki-laki
132
Perempuan
8
Tanggapan Jerman Timur terhadap korban tewas
Pemakaian pasukan di Tembok Berlin merupakan bagian integral dari kebijakan negara Jerman Timur terhadap sistem perbatasannya. Selain itu, pemerintah Jerman Timur juga menyadari bahwa pembunuhan perbatasan tersebut memiliki konsekuensi tak diinginkan. Otoritas Jerman Barat, AS, Inggris dan Prancis menentang pembunuhan saat mereka melakukannya dan reputasi internasional dari Jerman Timur dirusak sebagai hasilnya. Ini juga meraih dukungan pemerintah Jerman Timur di dalam negeri.[24]
Stasi, kepolisian rahasia Jerman Timur, mengadopsi kebijakan menutupi pembunuhan sememungkinkannya. Dalam kasus penembakan Michael Bittner di Tembok tersebut pada November 1986, sebuah laporan Stasi menyatakan: "Sensitivitas politik dari sebagian besar negara tersebut untuk Berlin (Barat) menjadikannya perlu untuk menutupi insiden tersebut. Rumor tentang insiden tersebut tersaji dari desas-desus, dengan informasi terlintas ke Berlin Barat atau RFJ (Jerman Barat)." Stasi mengambil alih "kasus-kasus jasad" dan orang-orang yang terluka saat berupaya untuk melintasi perbatasan, yang dibawa ke rumah-rumah sakit yang dijalankan oleh Stasi atau kepolisian dimana mereka harus dipulihkan sebelum dipindahkan ke penjara Stasi. Stasi juga memegang tanggung jawab tunggal atas penyingkiran jasad dan keberadaan mereka. Jasad-jasad tak dikembalikan ke para kerabat namun dikremasi, biasanya di krematorium di Baumschulenweg. Secara khusus, biaya kremasi ditutupi oleh para korban sendiri memakai uang yang diambil dari kantung-kantung mereka.[24]
Para perwira Stasi bertindak sebagai polisi yang akan memberitahukan para kerabat, meskipun sebelumnya tak berusaha untuk memberikan "potongan-potongan berharga dari informasi tentang pelanggaran perbatasan". Korban-korban tewas akan dikatakan mengalami "provokasi perbatasan dari sebabnya sendiri", "kecelakaanfatal dari sebabnya sendiri" atau "tenggelam di jalur air perbatasan". Setiap korban tewas perbatasan diselidiki secara mendetail untuk mengidentifikasikan bagaimana upaya tersebut dibuat, apakah terdapat celah apapun dalam sistem perbatasan yang perlu dihimpun dan apakah orang lain terlibat. Jika dibutuhkan, keluarga, kerabat, teman, kolega dan tetangga ditempatkan di bawah pengawasan. Laporan-laporan yang dihasilkan setelah kasus semacam itu dikirim ke anggota relevan dari Politbiro Jerman Timur untuk konsiderasi.[24]
Satu pengecualian pada aturan umum dari penutupan dan penyamaran adalah pada para penjaga perbatasan yang meninggal saat bertugas. Kebanyakan tewas secara sengaja atau kecelakaan oleh orang-orang yang melarikan diri atau penolong orang yang melarikan diri. Para penjaga yang tewas dihormati oleh propaganda pemerintah Jerman Timur sebagai para pahlawan, namun opini publik Jerman Barat terbagi tentang moralitas pembunuhan penjaga perbatasan. Beberapa orang memegang pandangan bahwa orang-orang yang melarikan diri meraih kebanggaan untuk memakai tindakan tersebut dalam rangka melintasi perbatasan, namun (seperti dalam satu kasus yang dimajukan ke pengadilan Berlin Barat) yang lainnya memandang kehidupan penjaga tersebut mengambil prioritas atas kebebasan orang yang melarikan diri.[11]
Dalam kasus-kasus tersebut, mereka memutuskan untuk tak menutup-nutupinya, namun, media RDJ menjadi subyek untuk kontrol ketat dari Stasi serta Partai Persatuan Sosialis Jerman, memakai Neues Deutschland, surat kabar harian terbesar kedua di RDJ, sebagai zentralorgan mereka. Disamping stasiun televisinya sendiri, pemerintah RDJ mengkontrol konten yang juga ditampilkan dalam siaran televisi. Tindakan pasukan perbatasan RDJdigambarkan sebagai pertahanan perbatasan yang sah dan orang yang tewas saat berupaya untuk melarikan diri dicerca baik dalam pernyataan resmi serta dalam laporan dari media yang dikontrol negara. Pada 1962, jurnalis Jerman Timur Karl-Eduard von Schnitzler berkomentar soal kematian Peter Fechter dalam program televisi Der schwarze Kanal: "Nyawa dari setiap orang tunggal dari pemuda-pemuda berseragam berani kami lebih menguntungkan ketimbang nyawa pelanggar hukum kami. Tetaplah menjauh dari perbatasan, kau dapat menyelamatkan darah, tangis dan jeritmu sendiri."[25] Surat kabar SED Neues Deutschland mengklaim bahwa Fechter berniat bunuh diri memakai "para bandit kota depan" serta menuduhnya homoseksual.[26][27] Dalam gaya yang sama, Günter Litfin secara salah menggembarkannya sebagai seorang homoseksual, seorang pelacur serta seorang penjahat. Pada 1966, Berliner Zeitung menyebut Eduard Wroblewski sebagai anti-sosial dan dicari sebagai Legiuner Luar Negeri untuk kejahatan serius di distrik Halle.[28] Kasus-kasus tersebut menjadi contoh dari perwakilan pers yang membangun tuduhan palsu dalam rangka menyudutkan korban tewas yang berniat melarikan diri.
Tanggapan Jerman Barat terhadap korban tewas
Dalam kasus kematian, Abgeordnetenhaus Berlin dan Wali kota mengeluarkan pernyataan-pernyataan indignasi terkait korban tewas, Tembok dan keadaan di RDJ. Dalam beberapa kasus, Senat Berlin Barat membujuk otoritas Amerika, Inggris atau Prancis untuk melayangkan protes ke pihak Soviet. Sampai akhir enam puluhan, istilah-istilah Tembok Memalukan (Jerman: "Schandmauer" atau "Mauer der Schande") dipakai oleh para politikus dari Berlin Barat untuk menyindir tembok tersebut.[29] Berbicara kepada pers, para perwakilan juga memakai insiden-insiden yang salah direpresentasikan sebagai contoh-contoh dan menunjukkan bahwa badan-badan negara RDJ sebagai penanggung jawab. Setelah udolf Müller menembak penjaga perbatasan Reinhold Huhn dan lari ke barat melalui terowongan buatan sendiri, Egon Bahr, jurubicara Senat pada masa itu, mengumumkan bahwa ia hanya melemparkannya sebuah "potongan hulu".[30] Pers barat juga mengadopsi pernyataan salah ini dan memakai judul utama "Vopos (istilah kolokuial Jerman untuk "Volkspolizei", Kepolisian Rakyat Jerman Timur) yang terperanjat kebahagiaan membunuh pos sendiri."[30] Dalam kasus lain, pers menerbitkan cerita-cerita memakai bahasa drastis untuk menuduh Tembok tersebut serta orang yang didakwa. Setelah kematian Günter Litfins, tabloid "B.Z." menulis: "Para pemburu Ulbricht menjadi pembunuh!" Frankfurter Allgemeine berkomentar soal "rasa berdarah dingin yang brutal" dari para penjaga.[31]
Kasus-kasus yang diketahui di Berlin Barat menimbulkan unjuk rasa di kalangan masyarakat. Para anggota Senat memeriksa TKP-TKP dan berbicara kepada pers serta audien publik. Berbagai kelompok, dan juga individual, meluncurkan kampanye protes melawan Tembok Berlin dan penembakan-penembakan tersebut. Fakta bahwa Peter Fechter mengalami kematian dalam pandangan publik yang datar tanpa seseorang pun yang dapat menolongnya berujung pada unjuk rasa massal secara spontan, yang berpuncak pada kerusuhan pada keesokan malamnya Kepolisian Berlin Barat dan prajurit AS menghindarkan penyerbuan menuju Tembok tersebut.[32] Bus-bus yang mengirim para prajurit Soviet ke Tiergarten dimana mereka menjaga Monumen Perang Soviet dilempari batu oleh para pemprotes.[33] Insiden tersebut juga berujung pada protes anti-Amerika, yang dikecam oleh Willy Brandt.[34] Dalam waktu yang diperkenankan, mobil-mobil berpengeras suara secara sporadik ditempatkan di Tembok tersebut, meminta agar penjaga perbatasan RDJ tak menembaki para pengungsi dan memperingatkan mereka terhadap kemungkinan konsekuensinya.[32] Akibat penembakan-penembakan tersebut, kelompok-kelompok Jerman Barat melayangkan keluhan kepada Komisi PBB untuk HAM. Kuratorium Unteilbares Deutschland (Komite untuk Jerman Tak Terbagi) non-partisan menjual plakat-plakat dan bros-bros protes di seluruh Jerman Barat menentang rezim perbatasan dan konsekuensinya. Pada awalnya, otoritas regulatori Berlin Barat memberikan penuduhan terkait penembakan jika mereka ditembakkan oleh penjaga perbatasan RDJ. Ini mengakibatkan satu insiden mematikan pada 23 Mei 1962, saat penjaga perbatasan Peter Göring ditembak mati oleh polisi Berlin Barat saat menembakkan seorang pemuda yang melarikan diri sebanyak 22 kali.[35]
Pada 1991, departemen pengadilan masyarakat Berlin menyatakan bahwa insiden tersebut terjadi dalam keadaan darurat dan pertahanan diri atas konsekuensi dari perwira polisi yang menyatakan bahwa ia merasa nyawanya terancam.[28] Dalam beberapa kasus, para penyelamat Berlin Barat tak mampu menghampiri korban luka-luka karena mereka berada di teritorial RDJ atau Berlin Timur. Mereka tak berhak untuk menginjakkan kaki ke kawasan tersebut, sehingga akan megancam nyawa para pekerja penyelamat. Empat anak, Çetin Mert, Cengaver Katrancı, Siegfried Kroboth dan Giuseppe Savoca, yang jatuh ke Spree di tepi sungai Gröben antara tahun 1972 dan 1975, tak diselamatkan meskipun pasukan penyelamat Berlin Barat datang dengan cepat ke TKP.[36] Pada April 1983, penumpang transit Rudolf Burkert meninggal akibat serangan jantung saat sebuah interogasi di titik pengecekan perbatasan Derwitz. Pada sebuah otopsi lanjutan di Jerman Barat, beberapa luka luar diperiksa, sehingga dampak luar tak dianggap sebagai sebab kematian. Insiden mematikan ini tak hanya menghasilkan laporan pers negatif namun juga berujung pada sebuah intervensi dari Helmut Kohl dan Franz Josef Strauss. Untuk dorongan sektor publik, mereka membujuk agar RDJ menghimpun kondisi untuk menjalin kontrol perbatasan yang manusiawi. Dua kematian lanjutan dari orang Jerman Barat di lalu lintas transit, tak lama setelah kematian Burkert, menimbulkan unjuk rasa melawan rezim RDJ dan diskusi media yang besar.[37] Pada periode tersebut, inspeksi berkelanjutan dikurangi di lalu lintas transit.
Tanggapan Sekutu Barat terhadap korban tewas
Setelah kasus kematian menjadi umum, Sekutu Barat melayangkan protes kepada pemerintah Soviet.[38] Dalam beberapa kasus, Sekutu Barat tak menanggapi permintaan untuk pertolongan. Dalam kasus Peter Fechter, para prajurit AS lokal menyatakan bahwa mereka tak boleh melintasi perbatasan dan masuk Berlin Timur, meskipun ini diijinkan kepada personil militer Sekutu saat seragam dikenakan. Mayjen Albert Watson, Town Major pada masa itu, kemudian mengkontak para superiornya di Gedung Putih, tanpa meraih perintah yang jelas. Watson berkata: "Ini adalah kasus dimana aku tak memiliki pelonggaran apapun."[39] Presiden Kennedy menyoroti masalah ini dan memajukan Penasehat Keamanan McGeorge Bundy kepada Town Major untuk menyerukan pemberian penghindaran terhadap insiden semacam itu. Bundy, yang tinggal di Berlin selama kunjungan pra-terjadwal pada 1962, memberitahu Willy Brandt tentang tujuan Presiden untuk mendukungnya pada masalah ini.[34] Namun, ia mengklarifikasi kepada Brandt dan Adenauer, bahwa dukungan AS berakhir di tembok tersebut, karena tak akan ada upaya untuk melonggarkannya.[40] Sepuluh hari setelah kematian Fechter, Konrad Adenauer menghubungi Presiden Charles de Gaulle, untuk mengirim sebuah surat kepada Nikita Khrushchev melaluinya. De Gaulle menawarkan kerjasamanya.[38] Di bawah keterlibatan Willy Brandt, empat Komandan Kota mencapai sebuah kesepakatan terkait ambulans-ambulans militer dari sekutu barat, yang sekarang iijinkan untuk membawa korban luka-luka dari zona perbatasan, untuk mengirim mereka ke rumah-rumah sakit di Berlin Timur.[34]
Kasus hukum
Beberapa orang yang terlibat dalam pembunuhan di Tembok Berlin diselidiki dalam sejumlah proses hukum. Pengadilan menyelidiki para penjaga perbatasan dan para pejabat politik senior atas keterlibatan mereka untuk pembunuhan-pembunuhan tersebut, beberapa orang diyakini melanggar hukum.
Para anggota Dewan Pertahanan Nasional, kelompok politik yang bertanggung jawab atas kebijakan-kebijakan terkait Tembok Berlin, dan Partai Persatuan Sosialis Jerman (SED) dibawa ke pengadilan pada 1990-an. Pada 1997, Egon Krenz, yang pada 1989 telah menjadi pemimpin Komunis terakhir Jerman Timur, dihukum enam setengah tahun penjara atas penjagalan manusia terhadap empat orang Jerman yang ditembak saat berupaya untuk melintasi Tembok Berlin. Pria lain yang diberi hukuman penjara meliputi Menteri Pertahanan pada masa itu, Heinz Kessler, deputinya Fritz Streletz, Günter Schabowski dan Günther Kleiber.[41]
Pada 2009, sebuah wawancara dengan Kessler menunjukkan bahwa, meskipun ia berbelasungkawa terhadap korban-korban tewas, ia meyakini bahwa Tembok tersebut tak seharusnya dirubuhkan:
Aku memahami fakta bahwa orang-orang Jerman ditembak saat berupaya untuk melarikan diri ke wilayah barat, namun Tembok Berlin menyajikan sebuah keperluan yang berguna. Ini berkontribusi pada polarisasi antara dua blok tersebut, namun ini juga memberikan stabilitas tertentu pada hubungan mereka. Saat Tembok tersebut berdiri, kota tersebut damai. Sekarang, kota tersebut menjadi sebuah tempat yang tidaklah tertutup. Apa yang kau saksikan di Jerman Timur? Itu adalah sebuah negara yang menakjubkan![42]
Dua anggota penting lain dari Dewan Pertahanan Nasional, ketua Erich Honecker dan pemimpin StasiErich Mielke, juga diselidiki. Namun, pada pengadilan, kedua pria tersebut mengalami sakit berat dan pengadilan secara kontroversial memutuskan untuk menurunkan kasus tersebut.[41] Honecker meninggal pada 1994 dan Mielke, yang telah menjalani beberapa kali hukuman menjara atas pembunuhan dua kapten polisi pada tahun 1931, meninggal pada tahun 2000.
Beberapa penjaga menyelidiki diri mereka sendiri atas tindakan mereka, dengan kasus terakhir ditutup pada 12 Februari 2004. Dalam beberapa kasus, terdapat bukti tak sejalan yang mengidentifikasikan para penjaga yang melayangkan tembakan fatal dan bahkan tak ada penindakan yang dibuat. Yang lainnya dihukum berat atas peran mereka dalam penembakan-penembakan tersebut.[23] Hanya penjaga yang menembak Walter Kittel yang didakwa atas penjagalan manusia dan dihukum 10 tahun penjara. Sejumlah penjaga sama-sama dianugerahi Medali untuk Jasa Perbatasan Menonjol atau penghargaan lain atas pembunuhan tersebut.[43][44][45][46]
Korban tewas
Pusat Sejarah Kontemporer dan Pusat Dokumentasi dan Tempat Peringatan Tembok Berlin mengidentifikasikan 136 orang tewas di Tembok Berlin. Mereka menjelaskan peristiwa terkait setiap korban tewas, menyatakan dimana kemungkinan peran dari orang tersebut. Ini didaftarkan disini sebagai:
Melarikan diri – orang yang memiliki tujuan jelas dengan upaya untuk melarikan diri
Tanpa tujuan – orang yang tak menunjukkan tujuan jelas untuk melintasi perbatasan tersebut
Penjaga – seorang penjaga perbatasan yang bertugas
Bunuh diri – orang yang menghalau penjaga dengan tujuan untuk dibunuh
Catatan: Beberapa kematian terjadi berhari-hari bahkan bertahun-tahun setelah peristiwa di Tembok Berlin, dengan seluruh korban kemudian sekarat di rumah sakit.
Terdapat peringatan dari para korban sebelum dan setelah reunifikasi Jerman. Terdapat berbagai tempat peringatan dan upacara perinagtan. Terdapat juga jalan dan lapangan yang mengambil nama dari korban tewas.
Tempat peringatan
Dalam mengenang para korban, terdapat sejumlah tempat peringatan yang didirikan, didanai oleh inisiatif swasta dan badan-badan umum atas perintah borough-borough Berlin, DPR atau pemerintah Berlin, yang ditempatkan di berbagai tempat di Berlin. Yang tertua berasal dari hari-haris aat Tembok tersebut masih berdiri. Mereka meliputi monumen, salib dan batu peringatan, dan dikunjungi oleh para politikus asing saat Tembok tersebut dirubuhkan. Bersama dengan instalasi-instalasi perbatasan, terdapat juga beberapa tempat peringatan yang dihilangkan saat Tembok tersebut dirubuhkan. Situs-situs dari para penjaga tembok dirubuhkan secara khusus akibat hal tersebut. Sampai peringatan kesepuluh pembangunan Tembok tersebut, untuk setiap korban, badan swasta Berliner Bürger-Verein ("Asosiasi Warga Berlin") menempatkan sebuah salib kayu putih di TKP. Mereka dibantu dalam upaya mereka oleh senat Berlin Barat. Pada 13 Agustus 1971, tempat peringatan Weiße Keuze ("Salib-Salib Putih") dibuka di sisi timur gedung Reichstag.
Di muka bagian depan tembok, terdapat salib-salib peringatan dengan nama-nama dan tanggal kematian pada mereka.[180] Namun, sejak pemerintah pinah ke Berlin, salib-salib putih tersebut dipindahkan pada 1995 dari sisi timur Reichstag. Lokasi barunya berada di sisi barat gedung tersebut di bagian depan Tiergarten. Pada 2003, Wolfgang Thierse membuka sebuah tempat peringatan baru rancangan Jan Wehberg dengan nama yang sama dengan tempat di Reichstagufer. Di tujuh salib yang ditulis di kedua sisinya adalah nama dari 13 korban tewas. Tempat peringatan lainnya dari Asosiasi Sipil berada di Bernauer Straße.[181] Korban-korban lainnya dikenang melalui plakat-plakat komemoratif yang dipasang di pinggir-pinggir jalan yang dekat dengan tempat kematian mereka. Pada Oktober 2004, Grup Buruh 13 Agustus membangun Monumen Kebebasan di Titik Pengecekan Charlie. Ini mengenang korban-korban tewas di Tembok Berlin dan perbatasan Jerman dalam dengan 1067 salib. Monumen tersebut dihilangkan setelah sekitae satu setengah tahun karena para tuan tanah menuntut pembayaran terhadap grup buruh tersebut.[182]
Dengan bantuan dari para artis lainnya, artis pertunjukan Ben Wagin mendirikan Parlemen Pohon di bekas jalur kematian di sisi timur Sungai Spree, berseberangan dengan Reichstag. 258 nama korban Tembok tersebut dicantumkan pada potongan-potongan granit. Beberapa didaftarkan sebagai "pria tak dikenal" atau "wanita tak dikenal" yang diidentifikasi dengan tanggal kematian. Koleksi tersebut, yang dibuat pada 1990, berisi orang-orang yang kemudian tak dianggap menjadi para korban dari Tembok tersebut. Segmen-segmen yang dibuat hitam-putih dari Tembok tersebut dihimpun di latar belakang. Monumen tersebut diperlukan untuk diminimalisir untuk pembangunan Marie-Elisabeth-Lüders-Haus. Pada 2005, monumen tambahan dibuka di ruang bawah tanah gedung Bundestag. Mereka memakai segmen-segmen tembok dari bekas Parlemen Pohon. Pada 1998, Republik Jerman dan negara bagian Berlin mendirikan Monumen Tembok Berlin di Bernauer Straße dan mendeklarasikannya menjadi monumen nasional. Bangunan monumen tersebut berdasarkan pada sebuah rancangan yang digambar oleh arsitek Kohlhoff & Kohlhoff. Kemudian, monumen tersebut diperluas dan sekarang meliputi Pusat Dokumentasi Tembok Berlin, sebuah pusat kunjungan, Kapel Rekonsiliasi, Jendela Kenangan dengan potret-potret dari orang-orang yang kehilangan nyawa mereka di tanah Tembok Berlin, dan bagian sepanjang 60 meter dari bekas instalasi perbatasan yang ditutup oleh tembok baja di kedua ujung.
Tembok utara mencantumkan inskripsi: "Dalam ingatan pembagian kota tersebut dari 13 Agustus 1961 sampai 9 November 1989 dan dalam pringatan dari para korban pemerintahan keras komunis". Dalam mengenang Gedung peringatan ke-50 Tembok Berlin, pendirian "Berliner Mauer" menghimpun 29 prasasti, yang mengenang para korban, sepanjang bekas perbatasan antara Jerman Barat dan RDJ. Disamping pilar jingga sepanjang 3,6 meter, beberapa tanda memberitahukan soal para korban tembok. Sebuah prasasti yang dirancanakan untuk Lothar Hennig di Sacrow tak dibangun pada masa itu, karena Henning dipandang secara skeptis sebagai hasil dari tindakan-tindakannya untuk MfS sebagai mantan IM.[183]
Layanan peringatan
Beberapa organisasi – untuk asosiasi bagian besar atau inisiatif pribadi – mengadakan layanan peringatan tahunan di Berlin bahkan sejak korban pertama jatuh. Layanan tersebut biasanya diadakan pada peringatan pembangunan Tembok Berlin; mereka sebagian didukung oleh para pejabat distrik Berlin Barat atau untuk senat. Hasilnya, "Jam Hening" diintroduksikan kepada para pendoa hening pada setiap 13 Agustus antara pukul 20 dan 21. Bahkan sejak 13 Agustus 1990, Negara Bagian Federal Berlin mengenang para korban tewas. Upacara tersebut diadakan setiap tahun di "Peter-Fechter-Kreuz" di Zimmerstraße dekat Titik Pengecekan Charlie.[184] Disamping itu, terdapat juga beberapa layanan peringatan dan protes melawan Tembok Berlin di tempat lain di Jerman dan luar negeri pada 13 Agustus.[185] Sebuah layanan peringatan tahunan dari kejatuhan Tembok Berlin diadakan pada 9 November setiap tahun di Eureka College di Illinois, Amerika Serikat, alma mater Presiden Ronald Reagan.[186]
Catatan kaki
^a Rudolf Urban dan istrinya berupaya untuk memanjat dari sebuah jendela di rumah mereka di Bernauer Straße 1 pada 19 Agustus 1961 saat berupaya untuk melarikan diri namun jatuh ke halaman dan terluka. Mereka berdua dibawa ke rumah sakit dengan luka-luka mereka.
^b Berupaya untuk menerobos dengan melintasi perbatasan dalam truk yang diisi dengan pasir dan kerikil; ia ditembak beberapa kali dan tercekik pasir yang memasuki baknya setelah truk tersebut ringsek.
^c Telah menyerah saat ia ditembak; penjaga perbatasan yang bertanggung jawab dikenai dakwaan pembunuhan pada tahun 1992.
e^1^2^3^4^5 Dalam lima kasus, penjaga dituduh menghalami penyelamatan orang yang tenggelam.
^f Setelah menari di sore hari pada 7 Juli 1962, Mende dibawa ke rumah seorang penjaga karena tak memiliki identifikasi jelas. Meyakini materi tersebut berlebihan, ia lari menuju rumah bus dan ditembak. Ia meninggal sekitar enam tahun kemudian.
g^1^2Pasutri Eckhardt dan Christel melakukan bunuh diri setelah gagal membajak pesawat.
^hDisembunyikan dengan orangtuanya di bak belakang truk yang melintasi perbatasan, ia pun mulai menangis. Ibunya menutup mulutnya dan ia mati tercekik.
^i Dinyatakan bunuh diri oleh pengadilan di Berlin, Sprenger tertembak saat ia berada di menara pengintai. Ia didiagnosa terserang kanker paru-paru dan berkata kepada istrinya bahwa ia akan kembali dalam sebuah peti.
^Sauer, Hans; Plumeyer, Hans-Otto. Der Salzgitter-Report. Die Zentrale Erfassungsstelle berichtet über Verbrechen im SED-Staat.
^ abHertle, Hans-Hermann; Nooke, Maria (2011). The Victims at the Berlin Wall, 1961–1989: A Biographical Handbook. Ch. Links Verlag. hlm. 14. ISBN978-3-86153-632-1.
^Hertle, Hans-Hermann; Nooke, Maria. Die Todesopfer an der Berliner Mauer 1961–1989. Ein biographisches Handbuch. Ch. Links, Berlin 2009. hlm. 12f. ISBN978-3-86153-517-1.
^Hertle, Hans-Hermann; Nooke, Maria. Die Todesopfer an der Berliner Mauer 1961–1989. Ein biographisches Handbuch. Ch. Links, Berlin 2009. hlm. 471. ISBN978-3-86153-517-1.
^ abRogalla, Thomas (11 August 2008). "Hildebrandt: Historiker arbeiten im PDS-Auftrag". in: Berliner Zeitung.
^"48. Jahrestag des Mauerbaus – Gedenken an die Opfer der deutschen Teilung". tagesschau.de.Tidak memiliki atau membutuhkan |url= (bantuan); Parameter |access-date= membutuhkan |url= (bantuan)
^Brecht, Christine. "Litfin, Günter". chronik-der-mauer.de. Zentrum für Zeithistorische Forschung e.V. Diakses tanggal 12 February 2015.
^ abWolfrum, Edgar (2003). "Die Mauer.". Dalam François, Étienne; Schulze, Hagen. Deutsche Erinnerungsorte – Band 1. München: Beck. hlm. 386ff. ISBN3-406-50987-8.
^Ahrends, Martin; Baron, Udo; Hertle, Hans-Hermann. "Mert, Cetin". chronik-der-mauer.de. Zentrum für Zeithistorische Forschung e.V. Diakses tanggal 12 February 2015.
^Ahrends, Martin. Baron, Udo. Hertle, Hans-Hermann. Gerald ThiemDiarsipkan 2017-11-09 di Wayback Machine., Berlin Wall Memorial. Accessed 30 August 2011.
^Ahrends, Martin. Baron, Udo. Hertle, Hans-Hermann. Helmut KliemDiarsipkan 2017-11-09 di Wayback Machine., Berlin Wall Memorial. Accessed 30 August 2011.
^Ahrends, Martin. Baron, Udo. Hertle, Hans-Hermann. Werner KühlDiarsipkan 2017-11-09 di Wayback Machine., Berlin Wall Memorial. Accessed 30 August 2011.
Grafe, Roman (2002). Die Grenze durch Deutschland - eine Chronik von 1945 bis 1990. Berlin: Siedler. ISBN3-88680-744-4.
Grathwol, Robert P.; Moorhus, Donita M. (1999). American Forces in Berlin: Cold War Outpost, 1945-1994. New York: New York UP. ISBN978-0-7881-2504-1.
Hertle, Hans-Hermann; Nooke, Maria (2009). Die Todesopfer an der Berliner Mauer 1961–1989. Ein biographisches Handbuch. Berlin: Ch. Links. ISBN978-3-86153-517-1.
Hofmann, Arne (2007). The emergence of détente in Europe: Brandt, Kennedy and the formation of Ostpolitik. London: Routledge. ISBN978-0-415-38637-1.
Stötzel, Georg; Wengeler, Martin; Böke, Karin (1995). Kontroverse Begriffe: Geschichte des öffentlichen Sprachgebrauchs in der Bundesrepublik Deutschland. Band 4 von Sprache, Politik, Öffentlichkeit. Berlin: De Gruyter. ISBN3-11-014652-5.
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada Januari 2023. Doan adalah nama Jepang. Tokoh-tokoh dengan nama Jepang ini antara lain: Pemain sepak bola Jepang Ritsu Doan Yu Doan Halaman-halaman lainnya Semua halaman dengan Doan Semua halaman dengan judul yang mengandung Doan Halaman disambiguasi ini berisi ...
Battle in the 7 years' war Battle of KayPart of the Third Silesian WarMap of the battle of KayDate23 July 1759[a]LocationKay, Margraviate of BrandenburgResult Russian victoryBelligerents Russia PrussiaCommanders and leaders Pyotr Saltykov Carl Heinrich von Wedel Moritz Franz Kasimir von Wobersnow † Heinrich von Manteuffel (WIA)Strength 40,000–41,000[c] 26,000–28,000[d]Casualties and losses 4,700–5,000[e] 6,800–8,300[f]vteSeven Ye...
Gunung PasamanMount Pasaman ْ جبل ڤاسمنGunung Pasaman dan Gunung Talamau di belakangnya dengan hamparan kebun kelapa sawit Pasaman BaratTitik tertinggiKetinggian2.174 mdplKoordinat0°03′07″N 99°57′16″E / 0.05194°N 99.95444°E / 0.05194; 99.95444 GeografiGunung PasamanPasaman Barat, Sumatera Barat, IndonesiaPegununganBukit BarisanGeologiJenis gunungStratovolcano Non AktifBusur/sabuk vulkanikBusur Sunda / Cincin Api PasifikPendakianRute termudahD...
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada September 2016. Ollie ShentonInformasi pribadiNama lengkap Oliver ShentonTanggal lahir 6 November 1997 (umur 26)Tempat lahir Blythe Bridge, Stoke-on-Trent, InggrisPosisi bermain GelandangInformasi klubKlub saat ini Wrexham (pinjaman dari Stoke City)Nomor 23Kari...
Roma 13Folio 256 verso Codex Guelferbytanus 64 Weissenburgensis, halaman 507, menunjukkan palimpsest dengan Codex Carolinus bagian Roma 12:17-13:1 di lapisan bawah, dan tulisan Isidorus dari Sevilla dalam bahasa Latin di lapisan atas dalam posisi terbalik.KitabSurat RomaKategoriSurat-surat PaulusBagian Alkitab KristenPerjanjian BaruUrutan dalamKitab Kristen6← pasal 12 pasal 14 → Roma 13 (disingkat Rom 13) adalah bagian Surat Paulus kepada Jemaat di Roma dalam Perjanjian Baru di Al...
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini. Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan. Mengganti markah HTML dengan markah wiki bila dimungkinkan. Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan [[ dan ]] pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut...
American collegiate athletic organization NCAA redirects here. For the unrelated athletics association in the Philippines, see National Collegiate Athletic Association (Philippines). For other uses, see NCAA (disambiguation). Not to be confused with National Christian College Athletic Association or NCCA. National Collegiate Athletic AssociationNCAA's National Office in IndianapolisAbbreviationNCAAFoundedMarch 31, 1906; 118 years ago (1906-03-31) in New York City, U.S.[a...
Retired NASA astronaut and member of the ISS Expedition 15 crew Clayton AndersonAnderson in 2009BornClayton Conrad Anderson (1959-02-23) February 23, 1959 (age 65)Omaha, Nebraska, U.S.EducationHastings College (BS)Iowa State University (MS)Space careerNASA astronautTime in space166d 21h 10mSelectionNASA Group 17 (1998)Total EVAs6Total EVA time38h 28mMissionsSTS-117Expedition 15/16STS-120STS-131Mission insignia Clayton Conrad Anderson (born February 23, 1959) is a retired NASA astronaut. ...
For related races, see 2000 United States Senate elections. 2000 United States Senate election in Indiana ← 1994 November 7, 2000 2006 → Nominee Richard Lugar David L. Johnson Party Republican Democratic Popular vote 1,427,944 683,273 Percentage 66.56% 31.85% County results Lugar: 50-60% 60-70% 70-80% 80-90% Johnson: ...
Doncaster trolleybus systemDoncaster trolleybus in Sandtoft Trolleybus MuseumOperationLocaleDoncaster, South Yorkshire, EnglandOpen22 August 1928; 95 years ago (1928-08-22)Close14 December 1963; 60 years ago (1963-12-14)StatusClosedRoutes6Operator(s)Doncaster Corporation TransportInfrastructureStock47 (maximum) The Doncaster trolleybus system once served the town of Doncaster, South Yorkshire, England. Opened on 22 August 1928 (1928-08-22),&...
Unofficial holiday celebrating surfing International Surfing Day, held annually on the third Saturday of June,[citation needed] is an unofficial, environmentally conscious[1] sports-centered holiday that celebrates the sport of surfing, surfing lifestyle, and the sustainability of ocean resources.[2][3] Contests and prizes[4] are also part of the celebration, with surfing-related industries donating prizes such as surfboards and wetsuits.[1] Ano...
Emissions attributed to specific power stations around the world, color-coded by type of fuel used at the station. Lower half focuses on Europe and Asia[1] This article is a list of locations and entities by greenhouse gas emissions, i.e. the greenhouse gas emissions from companies, activities, and countries on Earth which cause climate change. The relevant greenhouse gases are mainly: Carbon dioxide, Methane, Nitrous oxide and the fluorinated gases[2] bromofluorocarbon, chlo...
Johann Joachim Quantz (1697-1773), Ia adalah seorang komposer Jerman yang mempunyai peran penting dalam sebuah risalah penting suling dan membuat perbaikan mekanik di insturmen, yang menemukan kunci kedua pada seruling Johann Joachim Quantz (lahir, 30 Januari 1697 di Oberscheden, dekat Gottingen, Jerman - meninggal, 12 Juli 1773 di Potsdam, Brandenburg) adalah seorang komposer Jerman yang mempunyai peran dalam sebuah risalah penting suling dan yang membuat perbaikan mekanik di instrumen, yang...
American poet, essayist and journalist (1819–1892) For other uses, see Walt Whitman (disambiguation). Walt WhitmanWhitman in 1887BornWalter Whitman Jr.(1819-05-31)May 31, 1819Huntington, New York, U.S.DiedMarch 26, 1892(1892-03-26) (aged 72)Camden, New Jersey, U.S.Resting placeHarleigh Cemetery Camden, New Jersey, U.S.OccupationPoetessayistjournalistSignature Walter Whitman Jr. (/ˈhwɪtmən/; May 31, 1819 – March 26, 1892) was an American poet, essayist, and journalist. He is c...
وست هارفستراو الإحداثيات 41°12′17″N 73°59′26″W / 41.2047°N 73.9906°W / 41.2047; -73.9906 [1] تاريخ التأسيس 1883 تقسيم إداري البلد الولايات المتحدة[2] التقسيم الأعلى مقاطعة روكلاند خصائص جغرافية المساحة 3.996437 كيلومتر مربع3.996438 كيلومتر مربع (1 أبريل 201...
1997 studio album by Air Supply The Book of LoveStudio album by Air SupplyReleased9 December 1997RecordedRuns with the Wild, Utah; Westlake Studios, Los Angeles, 1997GenreSoft rock, adult contemporaryLabelGiant RecordsProducerSageman for A Nice Pear Inc.Air Supply chronology Now and Forever...Greatest Hits Live(1995) The Book of Love(1997) The Definitive Collection(1999) Professional ratingsReview scoresSourceRatingAllMusic Link The Book of Love is the fourteenth studio album by British/A...