Sebagian besar tradisi Kristen, menurut Tanggapan terhadap Apokalips Andreas dari Kaisarea, meyakini Santo Antipas merupakan Antipas yang disebutkan dalam Wahyu kepada Yohanes, Wahyu 2:3, yang menyatakan: "Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam." Menurut tradisi Kristen, Rasul Yohanes menahbiskan Antipas menjadi uskup Pergamon pada masa pemerintahan kaisar Romawi Domitianus. Tradisi mencatat bahwa Antipas menjadi martir pada masa pemerintahan Nero (54-68),[3] dengan dibakar di sebuah altar berbentuk banteng perunggu karena mengusir iblis-iblis yang disembah oleh warga lokal.
Terdapat tradisi minyak ("mana para orang kudus") yang disembunyikan dari relik-relik Santo Antipas.[4]
Santo Antipas dilibatkan dalam pemulihan orang dari sakit gigi, dan penyakit-penyakit gigi. Pada kalender Gereja Timur, hari raya Antipas adalah 11 April.[3]
^James, M. R. (1898). "Antipas". Dalam James Hastings. A Dictionary of the Bible. I. hlm. 107. According to one form of his Acts (quoted by the Bollandists from a Synoxarion), he prayed that those suffering from toothache might be relieved at his tomb.
^From "Oil of Saints" in Catholic Encyclopedia: "Following is a list of other saints from whose relics or sepulchres oil is said to have flowed at certain times: 1) St. Antipas, Bishop of Pergamum, martyred under Emperor Domitian ("Acta SS.," April, II, 4)." Retrieved January 18, 2007.