Semasa perjalanannya, dia pernah mengunjungi kerajaan Sriwijaya (Palembang) di Sumatra, Indonesia pada tahun 671 dan tulisannya mengenai kerajaan tersebut adalah salah satu dari sedikit sumber mengenai Sriwijaya.
Dalam buku kenangannya, ia menceritakan bahwa sang peziarah Hui Ning memutuskan perjalanannya selama tiga tahun di pulau Jawa (664/5 – 667/8) untuk menterjemahkan sebuah sutra, kemungkinan besar dari mazhab Hinayana, mengenai Nirwana yang agung. Penterjemahannya dibantu seorang pakar Jawa yang bernama Jñânabhadra. Sedangkan I Ching sendiri menghargai pusat-pusat studi agama Buddha di Sumatra secara tinggi. Hal ini terbukti dari fakta bahwa ia tinggal selama enam bulan di Sriwijaya (Palembang) dan dua bulan di Malayu (Jambi) dalam perjalanannya ke India pada tahun 671 dan setelah itu selama sepuluh tahun di Sriwijaya (685-695).
Selain itu ia juga meringkaskan bahwa agama Buddha dipeluk di negeri-negeri yang dikunjunginya dan sebagian besar, mazhab Hinayanalah yang dianut, kecuali di Malayu di mana ada pula beberapa penganut Mahayana.
Yijing menerjemahkan sekitar 60 sutra (teks agama Buddha) ke dalam bahasa Tionghoa, termasuk:
Saravanabhava Vinaya (一切有部毗奈耶)
Avadana, (Kisah-kisah kebajikan 譬喻經) pada tahun 710.
Suvarnaprabhascottamaraja-sutra, (Sutra Raja yang Paling Dimuliakan 金光明最勝王經) pada tahun 703.