VOI menggunakan berbagai bahasa untuk menyebarkan kebudayaan dan pengetahuan Indonesia ke pihak luar atau warga negara Indonesia di luar negeri. Hingga tahun 2023, VOI bersiaran dalam sembilan bahasa, termasuk Bahasa Indonesia, melalui gelombang pendek pada jam-jam tertentu serta televisi daring selama 24 jam.
Sejarah Voice of Indonesia dapat dirunut bahkan sebelum RRI didirikan. Saat Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, negara tersebut memerlukan alat yang efektif untuk mengumumkannya ke seluruh elemen bangsa dan seluruh dunia. Pada jam 19.00 di hari yang sama, Joesoef Ronodipoero – tokoh yang nantinya mendirikan RRI – membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia melalui Hōsō Kyōku (放送局, "Jawatan Radio"), radio milik pemerintah pendudukan Jepang, melalui pemancar gelombang pendek di Bandung.[5] Ia dibantu oleh Abdulrahman Saleh, yang juga memiliki minat pada siaran radio. Pada tanggal 23 Agustus 1945, diluncurkan Voice of Free Indonesia (bahasa Indonesia: "Suara Indonesia Merdeka"), radio yang ditujukan bagi pendengar luar negeri. Presiden Soekarno memberikan pidato di radio ini pada tanggal 25 Agustus, dan Wakil Presiden Mohammad Hatta melakukan hal yang sama pada tanggal 29 Agustus. Untuk melakukan siaran, mereka yang terlibat dalam siaran radio kemudian mengambil alih stasiun radio di Yogyakarta, yang didirikan pada masa kolonial Belanda dan sempat diambil alih Jepang. Siaran Voice of Free Indonesia dari Yogyakarta dilakukan pertama kali pada tanggal 17 Juni 1946.[6]
Selama perang kemerdekaan Indonesia, K'tut Tantri, seorang perempuan asal Amerika Serikat berdarah Skotlandia yang simpatik terhadap pejuang kemerdekaan Indonesia, mengisi siaran berbahasa Inggris di Voice of Free Indonesia. Siarannya menyasar para pendengar di negara-negara Barat, dan ia mendapat julukan "Surabaya Sue" oleh karena dukungannya terhadap nasionalis Indonesia. Selama masa-masa awal kemerdekaan Indonesia, siaran radio berperan penting mengirimkan pesan-pesan kemerdekaan Indonesia pada audiens luar negeri, yang kemudian membantu negara-negara lain mengakui kedaulatan Indonesia. Nama "Voice of Free Indonesia" juga digunakan sebagai nama majalah pro-Indonesia yang diterbitkan orang-orang Indonesia di luar negeri untuk pembaca di negara-negara Barat.[7]
Pada tahun 1950, Voice of Free Indonesia berganti nama menjadi Voice of Indonesia (VOI),[8] dengan menghapus kata "Free" di dalamnya. Pada tahun 1955, VOI menyiarkan Konferensi Asia–Afrika yang diadakan di Bandung.[5]
Di tahun 2019, VOI mengalami perubahan bentuk dan format siaran. Salah satunya adalah program "siaran perbatasan" yang dimulai pukul 06.00 hingga 10.00 WIB dan dipancarluaskan di lima stasiun RRI terluar Indonesia; yaitu RRI Nunukan (Kalimantan Utara), RRI Entikong (Kalimantan Barat), RRI Tanjungpinang, RRI Batam (keduanya di Kepulauan Riau), dan RRI Stasiun Produksi Bengkalis (Riau).[5]
Ketersediaan
Gelombang pendek
Per tahun 2024, siaran VOI melalui gelombang pendek disiarkan melalui frekuensi:
Siaran gelombang pendek disiarkan mulai jam 17.00–06.00 WIB (10.00–23.00 UTC).[butuh rujukan]
Sebelumnya
9525 kHz (idle) Power = 250 Kw (Pemancar Cimanggis)
11785 kHz (idle) Power = 250 Kw (Pemancar Cimanggis)
15150 kHz (idle) Power = 250 Kw (Pemancar Cimanggis)
Satelit
Menurut data Lyngsat, siaran audio VOI dapat diakses melalui siaran satelit Telkom-4 dengan frekuensi 3946 H yang menjangkau Asia Tenggara. Frekuensi ini sama dengan frekuensi satelit stasiun-stasiun RRI daerah di Indonesia, terutama RRI Programa 1.[2][9]
Daring
Selain gelombang pendek, VOI juga bersiaran secara daring melalui situs webnya dan aplikasi RRI Digital selama 24 jam.
Di luar program-program gelombang pendek yang disiarkan juga melalui internet secara bersamaan, VOI bersiaran sebagai saluran televisi daring berkonsep radio visual, dengan memadukan siaran radio dan gambar visual. Sebagian siarannya dipancarluaskan oleh stasiun-stasiun RRI Programa 1 (Nunukan, Entikong, Tanjungpinang, Batam dan Bengkalis) dan radio visual RRI NET.[butuh rujukan] Dengan relai ini, sebagian siaran VOI juga dapat dinikmati melalui radio FM dan layanan televisi berlangganan IndiHome (di mana RRI NET tersedia).
Acara-acara yang disiarkan secara daring dalam bentuk radio visual antara lain:[10]
Indonesia Hari Ini (Bahasa Indonesia)
Indonesia Today (Bahasa Inggris)
VOI Biztalk (Bahasa Indonesia, dialog bisnis)
VOI juga mengelola portal berita di situs web resminya, voinews.id, dalam sembilan bahasa sesuai dengan bahasa yang disiarkannya.
^The Voice of Indonesia (edisi ke-1-3). Broadcasting Service of the Ministry of Information of the Republic of Indonesia (Layanan Penyiaran Departemen Penerangan RI). 1960. Diakses tanggal 10 September 2023.
^Afgiansyah (2007) Repositioning VOI. The Hague: The Hague University